Bab 15

1.9K 227 27
                                    

Setelah beberapa hari latihan, hari ini Ica pentas di resepsi pernikahan.

Untuk penari dan kru nya, pihak WO sudah menyediakan 1 kamar untuk persiapan mereka. Juna menunggu dan duduk di sofa yang tak jauh dari kamar Ica.
Sebenarnya teman Ica sudah tau siapa Juna dan hubungan mereka. Hanya saja memang Juna tak ikut masuk ke kamar, karena dia merasa tidak ada kepentingan.

Hampir 1 jam menunggu, Juna melihat Ica dan teman-temannya keluar kamar. Mereka sudah memakain kostum dengan wajah full make up. Benar-benar terlihat berbeda.

"Ayok mas!" ajak Ica dengan sedikiti berteriak kepada Juna.

Juna menghampiri Ica. Lalu mereka berjalan sambil bergandengan tangan mengikuti langkah teman Ica.

"Yang cowok ternyata penari juga ya, Ri?" tanya Juna ketika melihat beberapa cowok dengan sedikit make up.

"Iya. Mas nggak pernah liat kita latihan?" 

"Nggak pernah. Aku pikir mereka tukang make up atau penata rambut."

"Masak mas nggak pernah liat sih?" Tanya Ica tak yakin. Karena seminggu terakhir ini mereka selalu bersama.

"Aku nunggu kamu di parkiran atau di warung."

Ica dan yang lain sudah siap tampil. Mereka menunggu giliran.
Juna berdiri di salah satu sudut bersama kru dancer.

Juna tersenyum ketika melihat Ica menari dengan gemulai. Gadis ini terlihat begitu percaya diri.
Tapi senyum Juna memudar saat salah satu dancer pria, menggandeng tangan Ica, melingkarkan lengan di pinggang Ica, berdiri serta berhadapan sangat dekat. Pokoknya banyak gerakan yang membuat Juna kesal.

Juna sangat lega ketika tarian ini berakhir.
Mereka kembali masuk ke kamar hotel tadi.

Juna hanya diam, dia tak berinisiatif untuk menggandeng tangan Ica.
Tanpa rasa bersalah, Ica dengan santai nya memegang lengan Juna.
Ica dan teman-temannya mengulas tentang gerakan mereka tadi.

"Cowok mu suruh masuk aja, Ca. Kasian kalo nunggu di luar." Kata seorang wanita yang ternyata pelatih Ica.

Akhirnya Juna ikut masuk ke kamar, di sana ada 2 ranjang. Pria ini duduk di salah satu tepi ranjang.
Seperti yang ia lihat saat di pandaan. Mereka sibuk melepas aksesoris yang menempel di rambut atau di bajunya.

Para penari pria lebih dulu selesai, karena aksesoris nya tidak banyak.
Mereka menggunakan toilet secara bergiliran untuk ganti baju.

Ica melihat Juna sekilas yang fokus dengan ponselnya.
Dia merasa sesuatu yang tidak beres. Karena sejak tadi Juna hanya diam.

Satu per satu penari dan kru meninggalkan kamar.

"Ca, kamu yang kembalikan kunci kamar ya?" Tanya pelatih.

"Iya mbak. Ini masih beres-beres..." Jawab Ica.

"Kamu cek lagi ya, Ca. Barangkali ada barang yang ketinggalan."

"Siap mbak."

Kini hanya Ica dan Juna saja di kamar.
Gadis ini menghampiri Juna yang masih menunduk.

"Mas uda makan?" Tanya Ica.

"Uda.... " Jawab Juna melihat Ica sesaat lalu beralih ke ponselnya lagi.
Ica semakin penasaran dengan sikap Juna.

"Mas Juna ngambek kenapa?" Ica langsung bertanya pada intinya.

Juna menghela nafas.

"Katanya, kalo ada masalah di bicarakan. Nggak boleh diem-dieman." Ica berbicara lagi.

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang