Bab 10

1.6K 224 48
                                    

(SUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA BAB SEBELUMNYA DULU YA 😄)

"Ayok pulang!" Ajak Ica.

"Sri mana? Kok kamu sendirian..." Tanya Juna dengan sumringah.

"Dia lagi nggak enak badan."

"Ntar kita mampir pujasera dulu ya Ri.
Aku laper.
Seharian cuma sarapan aja....." Kata Juna dengan wajah melas.
Dia benar-benar kelaparan.

"Mas Juna nggak makan siang?"

"Nggak sempet, Risa. Tadi meeting."

Padahal Juna tidak meeting, dia tidak makan siang karena nggak nafsu makan. Tentu saja memikirkan Ica.

"Jadi beli burger buat aku doank?!" Tanya Ica. Dia merasa bersalah.
Ica enak-enakan makan burger dan es krim, ternyata Juna yang membelikan nggak ada waktu untuk makan.

"Jadwal padat." Juna berbohong lagi.

Juna sengaja membeli burger, karena dia ingat kata-kata Ica yang ingin merasakan fast food, tapi nggak mau beli karena kuatir ada tagihan bunda atau Lana.
Selain itu, tentu saja untuk mencairkan suasana karena 3 hari tak berkabar.

Akhirnya mereka menuju pujasera di tengah kota.
Sambil menunggu pesanan, Ica menunduk melihat ponselnya, dia membuka fitur media sosial.
Juna menatap Ica meskipun yang ia lihat hanya puncak kepalanya saja.
Tapi Juna cukup senang, hingga membuat jantungnya berdetak kencang.

Beberapa saat berseluncur dan scroll, Ica merasa dirinya di perhatikan oleh Juna.

'Dia ngeliatin aku?
Atau melamun tapi kebetulan pandangannya ke aku?' batin Ica yang semakin menundukkan kepala. Dia tidak percaya diri jika Juna benar-benar melihat ke arahnya.

'Atau jangan-jangan dia tau kalo aku pake eyeliner?'

'Ah! Nggak mungkin dia ngeliatin aku. Akunya aja yang terlalu baper. Kalo pun ngeliat, pasti bentaran doank.'

Ica terus membatin dalam keraguan. Beberapa kali mereka makan atau minum bersama, biasanya pria ini melihat ponsel atau melihat sekitar. Kalaupun memandang Ica, mungkin hanya sekilas-sekilas aja.

Ica menegakkan kepalanya dengan tiba-tiba dan ia melihat Juna yang sedang menatapnya, hingga mata mereka saling bertabrakan.
Juna sedikit terkejut karena terpergok memperhatikan Ica.
Lalu mereka sama-sama menoleh ke arah yang lain.

Juna berdehem untuk menutupi rasa kaku dan malunya.

"Tadi burger nya pas di anter uda dingin ya?" Juna berusaha basa-basi.

"Iya, tapi tetep enak kok mas.... "

"Es cream nya uda leleh?"

"Nggak kok. Nggak leleh... " Jawab Ica.

'Tadi siang dia ngomong hati leleh, itu maksudnya gimana?' Ica hanya mampu membatin. Dia tak berani bertanya, bisa jadi Ica salah dengar.

"Aku nggak tau, kamu suka es cream rasa apa. Jadi aku pilih yang strawberry." Ujar Juna.

"Semua es krim, aku suka kok mas." Kata Ica sambil tersenyum. Terlihat manis menurut Juna.

"Ya uda, besok aku beliin yang rasa lainnya ya?"

"Nggak usah mas!"

"Nggak papa! Voucher ku masih ada. Daripada hangus.... "

"Permisi.... " Pelayan menyela pembicaraan mereka.

Mereka menikmati sajian tanpa kata.
Sesekali Juna mencuri pandangan melihat Ica yang makan dengan lahap.
Sedangkan Ica berusaha cuek meskipun dia tahu dan sadar jika diperhatikan oleh Juna.

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang