Hari ini, Ica sudah boleh mengendarai motor sendiri.
Sebelum berangkat, Juna berpesan kepada istrinya."Ntar kalo uda nyampek kantor kasih kabar ya? Pokoknya kemana aja, harus WA."
"Iya....." Jawab Ica patuh.
"Atau kita berangkat iring-iringan?" Tanya Juna. Rasanya ia tak tega melepaskan istrinya berangkat dan pulang sendiri.
"Ntar kamu telat, mas."
Ica berharap suaminya datang ke kantor sesuai jam kerja."Yang penting target penjualanku, Ri."
"Meskipun di bagian pemasaran, tapi mas jangan meremehkan nilai absensi.
Takutnya, ntar jadi bola api.
Mas tau sendiri, dunia kerja ini gimana.
Banyak orang busuk dan munafik, mas.
Atau mungkin ada kesempatan promosi, tapi karena absensi sering telat, poinnya jadi minus. Kan sayang banget.
Lagian aku juga nggak mau ada omongan, 'sejak nikah, pak Juna datang telat'
Jadinya apa? Pernikahan ini berdampak buruk. Iya kan?" Ica bicara panjang lebar."Iya sayang, iya.... " Jawab Juna tersenyum lalu mencium kening istrinya. Dia paham maksud Ica.
Akhirnya Juna berangkat lebih dulu, karena jaraknya lebih jauh.
Beberapa menit kemudian, Ica juga meninggalkan rumah.
Menurut Ica, berangkat kerja sendiri seperti ini lebih nyaman dan lebih baik bagi mereka.
Karena ketika di antar, kadang Juna terlambat menjemputnya.
Jadi Ica harus menunggu sekitar 30 menit hingga 1 jam.Sebenarnya di kantor Ica masih banyak aktivitas, tapi menunggu adalah hal yang membosankan.
Selain itu, waktunya terbuang. Seharusnya Ica bisa mengerjakan sesuatu di rumah.'Uda di kantor.' Ica mengirimkan pesan ke suaminya.
'Kangen.' respon Juna.
Meskipun hanya satu kata, tapi bisa membuat Ica tersenyum.Ketika makan siang, Juna menyempatkan telpon istrinya.
'Uda di rumah.' Ica memberikan kabar saat ia masuk rumah.
'Masih di kantor 😭.' balas Juna.
'Pulang jam berapa?'
'Insya Allah sekitar 1 jam lagi.'
'Ati-ati di jalan ya.'
'Siap Nyonya Arjuna 😘' Juna kembali menggoda istrinya.
Lagi-lagi Juna membuat Ica tersipu.Kira-kira seperti itulah pesan yang biasa Ica kirimkan kepada Juna.
Beberapa minggu kemudian, ketika pulang kerja, Ica mampir di toko yang ada di depan komplek.
Ternyata ada bubu dan Bima."Baru pulang ya Ca?" Tanya bubu. Bubu melihat menantu nya masih memakai seragam kerja.
"Iya, Bu. Sekalian beli bahan buat besok pagi."
"Nggak di anterin Juna?"
"Awalnya di anter mas Juna, Bu.
Tapi kalo mas Juna ada rapat, mas Juna harus bolak balik. Kan kasian Bu.
Jadi lebih baik, Ica bawa sendiri.""Ya uda, kamu ati-ati di jalan ya. Bubu pulang duluan." Pamit bubu.
Saat di jalan, bubu mengomel.
"Juna itu gimana sich?! Masak dia tega liat istrinya pake motor lawas.
Bubu takut kalo mogok." Oceh bubu."Bubu langsung ngomong aja ke kak Juna. Kadang dia kan nggak peka Bu... " Kata Bima.
"Ntar sampe rumah, ingetin bubu biar langsung telpon dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
#10 HOLD (TAMAT)
RomanceRisayanti atau yang biasa dipanggil Ica tampak lelah dengan kehidupannya yang tak semanis tetangga atau temannya. Tak ada yang dibanggakan sama sekali. Entah keluarganya, pekerjaan atau dirinya sendiri. Mungkin mengandung cerita dewasa.