3. PERAYAAN UNTUK PUTRA MAHKOTA

958 55 3
                                    

Di lantai tertinggi kerajaan Ananta. Burung-burung terbang ke pinggir jendela kamar Pangeran Ukino. Berkicau pelan membangunkan sang putra mahkota dengan lembut. Bahkan kupu-kupu hinggap di pinggiran kasur sang pangeran yang terbang dengan indah saat Pangeran Ukino terbangun layaknya dongeng.

Kino membuka matanya, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan dalam satu sentuhan rapi bagaikan sudah di tata oleh professional. Dia merapikan kasurnya sambil bersenandung kecil dan ditonton oleh tupai-tupai yang hinggap di pohon sebelah kamarnya.

Wajah berserinya menyapa dunia, matanya yang indah melihat kerajaan dari kamarnya yang tinggi. Senyum terbentuk di bibir manisnya karena hari ini adalah hari kelahirannya dan cuaca sangat cerah.

"Selamat pagi alam semesta" Pangeran Ukino berjalan dengan anggun menuju balkon kamarnya, dia genggam bulir jagung yang dimakan oleh burung-burung di sana. Sang Pangeran juga menyiram air ke tanaman-tanaman di balkon kamarnya yang tumbuh cantik. Semut berbaris di sudut dinding dan Kino meletakkan potongan roti di samping semut-semut itu.

"Oh, tomat" dia melihat ke deretan tanaman yang ditanamnya dan sebuah tomat sudah memerah. Sang pangeran mengelus daun tomat itu lalu dia petik buahnya yang matang.

"Terima kasih" bisiknya ke pohon tomat itu, lalu dia makan buah tomat cherry segar langsung dari pohonnya.

Sang Putra Mahkota melepas jubah tidurnya lalu dia masuk ke kamar mandi. Kamar mandi khusus di ketinggian yang dibuatkan sang Raja untuk anak pertamanya itu. Air murni pegunungan mengalir dari rangkaian bambu membasahi tubuh sang pangeran. Ramuan khusus dia gunakan untuk mengusap tubuhnya agar wangi bunga. Dia gunakan kayu khusus untuk menyikat giginya, tak lupa dengan bahan alam dia membersihkan wajahnya. Sang Pangeran keluar dari kamar mandi nya dengan wajah segar dan tubuh harum.

"Pagi Pangeran Ukino" Seorang pengawal sekaligus pelayan Pria berlutut di depan Ukino sambil memberikannya kain yang berfungsi sebagai handuk. 

"Bangun lah Merpati. Aku sudah bilang untuk tidak terlalu hormat kepadaku. Aku masihlah pangeran, belum jadi Raja" Ukino duduk di depan Merpati dan Merpati membantu sang pangeran untuk memakai baju kerajaan.

 Aku masihlah pangeran, belum jadi Raja" Ukino duduk di depan Merpati dan Merpati membantu sang pangeran untuk memakai baju kerajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini adalah hari lahir anda tuan. Raja sudah menyiapkan pesta besar baik untuk keluarga maupun rakyat. Anda harus tampil sempurna hari ini" ucap Pati sambil merapikan rambut Ukino dengan minyak herbal. Sisir yang digunakan adalah ukiran dari kayu jati yang hanya dimiliki keluarga Kerajaan.

"Apa Ayanda setuju ideku untuk memberi makan rakyat dengan daging sapi kali ini?" Tanya Kino.

(Ayanda = Ayahanda = Raja)

"Iya, besok Rakyat akan dibagikan makanan oleh Raja sebagai tanda syukur bertambahnya umurmu. Raja sudah menyiapkan ratusan ekor sapi untuk membuat rakyat kenyang" jawab Pati yang sedang memakaikan Kino jubah kerajaan.

Tubuh Kino sangatlah harum, kulitnya juga sangat bersih tanpa sedikitpun luka. Merpati sempat terpana dan kehilangan fokusnya. Sisi tajam jubah menusuk jari Merpati dan dengan reflek Pangeran Kino mencium jari Merpati yang meneteskan darah dengan bibirnya.

DANAU PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang