Cerita BL dewasa bergenre fantasi kolosal yang akan membawamu ke dunia fantasi di masa lampau.
Tentang dua orang pangeran yang terlahir di kerajaan Ananta. Putra Mahkota Ukino dan Kesatria terbaik Semino. Dua bersaudara itu menjalani kehidupan kepan...
Merpati dan Merak adalah anak-anak suku pegunungan dan mengabdi kepada Kerjaan Ananta. Karena kemampuan bertarungnya Merak menjadi Penjaga Kerajaan terbaik di angkatannya. Sedangkan karena kecerdasan dan kedisiplinan Merpati membuatnya diangkat menjadi pelayan pribadi Putra Mahkota. Malam itu terjadi sedikit perkelahian karena mereka adu pendapat lalu tersulut emosi, saling hina, saling tantang, dan bertarung lah mereka.
"Kau tahu kan kalau kau tidak akan bisa menang berkelahi melawanku kan Pati? Aku ini penjaga, sedangkan kau hanya pelayan." tanya Merak yang mengelus pedungnya lalu membaca mantra, membuat pedang itu berkilau biru muda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi kurasa orang sombong sepertimu harus belajar untuk merendahkan hati." Merpati mengikat celana dan jubahnya tanda dia juga siap bertarung.
Merpati berlari dengan sangat cepat, melompat dari satu pohon ke pohon lain, lalu sampai ke depan Merak dalam kedipan mata.
Pati memegang kepala Merak dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menahan tangan Merak yang memegang pedang. Bila dalam sepuluh detik tangannya masih menyentuh kepala Merak maka Merak akan terkena efek Bayang Impi dan tertidur.
Merak melawan dan menghentakkan kakinya ke tanah, membuat gelombang energi yang mendorong Pati beberapa langkah ke belakangnya. Merpati menghela nafas karena dia tahu Merak memang sekuat itu, dan bahkan jauh lebih kuat dari terakhir mereka bertemu. Bekas hentakkan kakinya membentuk lubang di tanah dan rumput-rumput di sekitarnya tercabut hingga akarnya karena energi yang Merak keluarkan.
"Kau kira teknik membuat tidurmu itu bisa dengan mudah kau lakukan kepadaku?" tanya Merak "Itu Teknik untuk anak-anak kan?" Merak kemudian berlari dan menghunuskan pedangnya kearah Merpati. Pati mengelak dan mengeluarkan sepasang karambit.
FLASHBACK ON
"Ayolah Pati, bangun" panggil Semino setelah dirinya membanting Pati ke lumpur untuk adu gulat.
"Aku sudah tidak mampu pangeran" Merpati mengangkat tangan.
"Kau selemah itu? Kita baru latihan dua jam dan kau sudah menyerah? bagaimana kau akan jadi pengawal kakakku?" Semino tampak kecewa "Apa aku perlu menggantikanmu dengan penjaga yang lebih kuat?"
"Jangan" Merpati bangun dan berusaha berdiri walaupun dia merasa sudah lelah "Aku masih ingin menjadi penjaga putra mahkota."
"Kalau begitu ayo lawan aku lagi" Semino menepuk dadanya dengan bangga lalu mengambil sebuah pedang hitam besar di tumpukan senjata dan memberinya kepada Merpati.
"Menggunakan senjata? tapi anda tangan kosong tuan"
"Kau saja tidak mampu melawanku dengan tangan kosong, sudahlah ayo coba lagi"
"Tapi ini pedang kesayanganmu tuan, aku merasa tidak pantas menggunakannya"
"Itu pedang lama, sudah usang. Apa kau masih mau bicara, aku mulai bosan ini..."