Cerita BL dewasa bergenre fantasi kolosal yang akan membawamu ke dunia fantasi di masa lampau.
Tentang dua orang pangeran yang terlahir di kerajaan Ananta. Putra Mahkota Ukino dan Kesatria terbaik Semino. Dua bersaudara itu menjalani kehidupan kepan...
Selamat membaca Semoga gak ada error ya soalnya ada bagian yang sering ilang gitu karena error Wattpadnya.
Check it out Cuss
Pagi itu Erabu terbangun dari tidurnya saat pintu gua batu terbuka. Ukino dan Arwana masuk ke dalam gua rahasia mereka, memberikan kotak-kotak berisi buku dan peralatan untuk Erabu beraktivitas selama terkurung. Sang anak mencium tangan kedua orang tuanya dengan lembut, sopan dan penuh kasih sayang.
"Ada buku untuk kau belajar tentang dunia luar, ada beberapa mainan juga untuk mu menghilangkan bosan" ucap Arwana sambil mengelus kepala Erabu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah berapa lama aku disini Awanda?" tanya Erabu yang mengambil buku-buku lalu menyusunnya dengan rapi di rak batu.
"Cukup lama nak" jawab Arwana "Kenapa kau ingin tahu?"
Erabu bersandar di batuan dan melihat barang-barang yang Akanda dan Awandanya bawa.
"Aku..." Erabu tampak sedih "Aku sudah membaca semua buku yang Akanda dan Awanda berikan. Aku menjadi penasaran tentang dunia luar, kapan aku bisa merasakan dunia seperti yang ada di buku-buku ini?"
"Akanda sudah berikan cermin sihir kan?" tanya Ukino "Cermin itu dapat membuatmu melihat menembus gua ini, pamanmu yang berikan dan harganya mahal Erabu."
Erabu memegang cermin itu, dari cermin itu dia bisa melihat luar gua seolah-olah batuannya tidak ada seperti jendela di pesawat. Tapi tetap saja itu hanya sekedar pantulan cermin. Tidak bisa dia nikmati langsung. Erabu merasa sedih, merasa bosan dan tidak tahu harus bagaimana.
"Apa aku tidak boleh keluar, sebentar saja. Sehari saja, aku ingin merasakan udara luar, air luar gua ini, aku ingin melihat langit secara langsung bukan dari kaca sihir" ucap Erabu memelas.
"Ananda Erabu, Putra Arwana Ukino" jawab Erabu dengan sopan dan tegas.
"Ras mana yang lebih unggul di muka bumi ini?" tanya Ukino.
"Semuanya setara. Manusia, hewan, siluman, tumbuhan, semuanya layak hidup dengan damai" jawab Erabu.
Arwana membawa Ukino untuk bicara empat mata.
"Dia siap keluar sayang" ucap Arwana "Bisha sudah tidak bisa mengendalikannya lagi."
"Belum, masih ada sedikit sisik hijau di tubuhnya" jawab Ukino "Kita harus memastikan sisi silumannya benar-benar habis, aku tidak mau ambil resiko Arwana."
"Tapi semua karakteristik Bisha sudah hilang darinya. Kita harus lakukan rencana peri hutan," ucap Arwana membujuk Ukino.
"Sedikit lagi Arwana, setidaknya sampai semua sisiknya hilang."