1. KELAHIRAN

1.1K 53 2
                                    

Ratu Melati hamil terlebih dulu setelah dibuahi sang Raja. Sang Raja tidak menghamili Dahlia sampai anak dari Ratu Melati dilahirkan. Melati dan Dahlia juga akrab satu sama lain walaupun mereka berbagi suami. Kehidupan Raja menjadi sangat bahagia mendengar kehamilan istri barunya itu. Ratu Melati mendapatkan gelar Ratu Utama menggantikan Mawar. Tanpa rasa iri hati Dahlia ada disampingnya membantu Melati dengan tulus.

Saat kelahiran, Bumantara datang ke Istana untuk memberkati Putra Mahkota Kerajaan Ananta. Rajamana Ukino, adalah nama yang Bumantara berikan untuk bayi sehat itu. Sang Raja meminta berkat dan Bumantara memberikan anak itu Anugerah Luar biasa. Anugerah yang Bumantara janjikan adalah Anugerah terbaik yang pernah dia berikan.

Bumantara mengangkat Pangeran Ukino menghadap matahari dan berteriak lantang.

"Rajamana Ukino. Putra Mahkota Ananta. Anak yang mekar dari mentari dan tumbuh bersama bumi. Matamu akan membuat semua makhluk mencintaimu. Bibirmu akan membuat kematian menjauhi mu. Tanganmu akan membawa kemenangan kepadamu. Dan Hatimu akan senantiasa ada untuk hati lainnya di alam semesta"

Sang Raja sangat menyayangi Ukino. Rakyat juga mencintai sang Pangeran. Bayi kecil itu benar-benar cantik dan menggemaskan. Senyumnya membuat semua orang yang melihatnya bahagia. Raja juga mendapatkan banyak kemakmuran setelah Ukino ada di kerajaan. Peperangan dimenangkan Ananta dengan mudah, tanah semakin subur dan rakyat semakin sejahtera. Kelaparan dan bencana alam sangat jarang terjadi.

Saat Ukino berusia setahun Ratu Dahlia hamil anak kedua Raja. Saat kelahiran hal yang dilakukan kepada Pangeran Ukino juga dilakukan kepada anak kedua itu. Bumantara memberinya Nama Rajamana Semino. Bumantara juga memberinya berkat saat malam kelahirannya, dia diangkat menghadap cahaya bulan purnama saat Bumantara berteriak lantang.

"Rajamana Semino. Pangeran Gagah Ananta. Kesatria yang berkilau bak rembulan dan misterius seperti langit malam. Telingamu akan mendengar kebenaran dan menangkapnya. Hidungmu akan membau keadaan alam dan isinya. Tulangmu akan kuat bak senjata titisan dewa. Dan akalmu dapat merubah akal manusia lainnya"

Saat kedua bayi itu datang di kerajaan. Kebahagiaan Rojomono benar-benar berlimpah. Seakan tidak ada kesengsaraan di Ananta. Rakyat tiap minggu berpesta, setiap hari lahir pangeran selalu ada perayaan mewah. Suku-suku lain juga menyayangi kedua pangeran, tidak ada kebencian, tidak ada perang selama bertahun-tahun.

___7 Tahun Kemudian___

Kedua pangeran sedang berlatih pedang menggunakan pedang kayu. Kesatria utama Kerajaan yang bernama Elang melihat mereka berlatih dengan serius. Elang mengajarkan kedua pangeran teknik bertarung dan seperti berkat Bumantara, Semino si bungsu lebih mahir bersenjata dibanding abangnya.

"Apa tidak apa bila Pangeran Mahkota lebih lemah dari adiknya?" Tanya Elang kepada Bumantara yang saat itu sedang berkunjung ke Istana.

"Semino ahli dalam bertarung karena takdirnya adalah melindungi sang Kakak. Ukino sendiri adalah bentuk cinta dan perdamaian, bila cinta dan perdamaian tidak bisa mengatur dunia, baru perang yang menjadi opsi kedua" ucap Bumantara.

Semino yang sedang berlatih dengan Sang Kakak berhenti menyerang. Dia menghirup udara yang berbau darah. Sontak dia menarik kakaknya berlari ke arah Bumantara dan mengadu.

"Aroma apa yang kau cium Semino?" Tanya Bumantara sambil pengusap kepala sang pangeran.

"Darah" jawab Semino "Darah, keringat dan aroma kaki kuda yang bergesekan dengan bebatuan."

Elang melihat Semino dengan heran sekaligus takjub. Semino memang diberkati penciuman tajam yang magis. Lalu benar saja seorang prajurit masuk kedalam Istana, terikat di kudanya dan berlumuran darah. Bumantara membawa kedua pangeran untuk mendekat dan Elang segera memanggil tabib kerajaan untuk mengobati prajurit itu.

DANAU PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang