AREEZA - 2

2.5K 178 13
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Dentingan sendok dengan piring mulai terdengar. Tak ada yang berbicara di antara mereka. Semua hanya fokus dengan makanannya. Meja makan yang penuh dengan makanan itu membuat orang yang melihatnya nampak senang dan sangat ingin menyantapnya. Tentu saja, ini makanan hasil buatan Raisa.

Ah iya, pasal Lisa memberitahu tahu bahwa Areeza lah yang tak sengaja menendang bola ke kepalanya, Raisa langsung saja menjewer pelan telinga cowok itu tanpa pamit pada Reina. Sang pemilik anak pun terlihat biasa saja, ia tidak masalah jika anaknya diapa-apakan oleh sang sahabat. Apalagi Adeeza, ia nampak bahagia dengan menertawakan sang kembaran ketika Raisa memulai aksinya.

"Lisa, kamu kok diem aja, sih? Kamu nggak nyaman ya sama kita?" tegur Adeeza. Gadis berkepang dua itu memang sedari tadi memperhatikan Lisa.

"Iya nggak nyaman, gara-gara lo banyak omong dari tadi," sahut Areeza.

Adeeza memutar kedua matanya ke atas. Adik kembarnya yang suka mengaku-ngaku jadi kakaknya itu selalu saja membuatnya kesal.

"Lisa emang pendiem anaknya, Deez. Introvert," jelas Raisa.

Adeeza manggut-manggut. "Beda ya, sama Mimi."

Sontak Reina tertawa mendengar penuturan anaknya.

"Ketawa lo! Anak sama emak sama aja," cetus Raisa.

"Lisa itu ikut bapaknya. Liat aja tuh, bapaknya cuek abis," jelas Raisa pada Adeeza.

"Iya ya, Om Deo kan pendiem." Kini Adeeza mengerti. Mungkin Lisa akan menjadi sosok yang ramai ketika bertemu dengan teman yang tepat. Ya, Adeeza akan berusaha menjadi temannya.

"Lisa, mulai sekarang kita temenan ya?" pinta Adeeza dengan semangat dan tak lupa dengan mengulurkan tangannya guna jabat tangan.

"Heh, bocah! Lo TK apa SMA, sih? Ngajak kenalan kaya begitu," tukas Areeza.

"Apaan sih, sirik banget. Serah Deeza dong, mau ngajak kenalan kayak gimana," jawab Adeeza tak kalah ketus.

Sedangkan Lisa, ia bingung melihat interaksi anak kembar itu.

Adeeza kembali menatap Lisa dengan senyuman manisnya. "Mau ya?"

Lisa mengangguk singkat. "Iya." Gadis itu juga membalas jabat tangan dari Adeeza.

Raisa menoleh ke Reina. "Anak lo, Na? Beda banget ya ama lo."

"Titisan bapaknya, Sa."

"Anak kita sama-sama polos deh, kayaknya," sambung Reina.

Raisa mengangguk setuju. "Heem nih, takut gue."

"Ada Areeza, tenang aja."

Mereka selesai dengan acara makannya. Para bapak-bapak kembali ke ruang tamu dengan anak bungsunya masing-masing. Sedangkan Reina dan Raisa merapihkan meja makan dan dapur. Tak lupa dengan Adeeza, iya dengan semangat mengajak Lisa mengobrol di sofa ruang keluarga. Tentu saja bersama Areeza juga.

"Lisa, kamu kenapa tiba-tiba pindah ke sini?" Pertanyaan Adeeza dimulai.

"Mama yang minta," jawab Lisa singkat.

"Oh... Kamu tau nggak, kalo SMA Dermaga itu SMA mama kamu sama mama aku juga?"

Lisa mengangguk. "Tau. Mama cerita banyak tentang SMA-nya."

"Mama aku juga cerita banyak. Oh iya, kamu mau ikut ekskul apa?" tanya gadis itu lagi.

"Emm, belum tau. Belum ada yang menarik," balas Lisa.

AREEZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang