HAPPY READING!
.
.
.
.Gadis cantik berambut lurus itu beranjak dari kasurnya. Ia merapihkan tempat tidurnya, lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Permasalahan gadis itu dengan Areeza sudah selesai. Adeeza dan Darez juga minta maaf kepadanya saat mereka bertemu di kantin. Sebenarnya Lisa tidak apa-apa, tetapi mereka yang tidak enak hati kepadanya. Ia juga tidak memikirkan perkataan Areeza waktu itu. Sebagai permintaan maafnya, mereka bertiga mengajak Lisa liburan ke Dufan hari ini. Lisa juga diperbolehkan mengajak Mika, karena sudah pasti Adeeza mengajak Liam. Gadis itu mengiyakan tanpa alasan. Ia ingin mempercepat saja semuanya agar cepat selesai.
Setelah dua puluh menit di kamar mandi, gadis cantik itu berhenti di kaca riasnya. Ia merias wajahnya dengan make up natural. Pakaiannya pun sederhana, tapi terlihat cantik jika dirinya yang memakai. Kemeja crop yang dilapisi kaos putih di dalamnya, dipadukan dengan jeans cutbray. Simpel, tapi cantik.
Gadis bernama lengkap Aleesha Arsani itu mengambil sling bag cokelatnya dan pergi meninggalkan kamar.
"Ma, Lisa berangkat dulu, ya," pamit gadis itu sembari berjalan menghampiri Mamanya yang sedang minum teh di ruang tengah bersama adik kecilnya.
"Kamu berangkat sama Mika, kan?" tanya sang Mama.
Lisa mengangguk. "Iya. Tuh, Mika udah di depan," jelasnya.
"Oke, hati-hati, ya," pesan sang Ibu.
Gadis itu mencium punggung tangannya, kemudian mencium pipi gembul adiknya.
Ia melambaikan telapak tangannya sambil berjalan, "Dadah... Daffi."
"Dadah... Kakak," balas Raisa.
Lisa memasang helm-nya ke kepala. Ia sudah beli helm sendiri atas perintah sang sahabat.
"Yuk, naik!" titah Mika. Gadis itu mengangguk dan naik ke atas motor Mika.
"Pelan-pelan, Mika," pesan Lisa.
"Maap, gak bisa, Say. Jakarta panas, gak ngebut kita gosong."
***
"Itu, Lisa!" seru Adeeza. Sontak ia menggandeng tangan Liam dan berlari ke arah Lisa dan Mika.
"Lah, enak banget maen gandeng," kata Darez.
Areeza menoleh ke Darez. "Kayak gak tau Deeza aja lo." Cowok itu memasukkan kedua tangannya ke saku celana, lalu berjalan menghampiri Adeeza. Begitupun dengan Darez, ia mengekori sahabatnya dari belakang.
"Maaf, kita telat ya?" tanya Lisa tidak enak hati.
"Nggak, kok. Kita baru sampe satu jam yang lalu," jawa Adeeza diakhiri dengan cengiran khas-nya.
Mika menganga. "Satu jam yang lalu? Emang udah buka, ya?" Gadis itu meringis.
"Belum. Cuma kita dipaksa berangkat pagi-pagi sama ni bocil," sahut Darez.
Adeeza meringis sedikit mendengar ucapan Darez. Memang ini semua ulahnya, sebab ia terlalu bersemangat untuk bermain bersama Liam. Eh, bukan. Bersama mereka semua maksudnya.
"Ya udah, masuk, yuk," ujar Areeza yang diangguki oleh semua. Akhirnya, mereka ke loket dan masuk ke area wahana.
Adeeza, Liam, Darez dan Mika menghampiri wahana tornado. Mereka berniat untuk naik wahana ekstrem itu.
"Lo gak naik juga?" tanya Areeza sembari menoleh ke Lisa.
Gadis itu mengangguk. "Enggak. Takut." Areeza manggut-manggut mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREEZA [END]
Teen FictionAreeza Gilang. Cowok yang diberi julukan prince of school itu menjabat sebagai kapten futsal di SMA Dermaga. Gayanya yang slengean dan jiwanya yang humoris itu mampu menghipnotis para gadis di sekitarnya, terkecuali sang ketua cheers. Ia sudah hampi...