AREEZA - 23

990 89 2
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Di ruang keluarga yang hangat dan damai, Lisa, Si Kembar, lengkap dengan kedua orangtuanya serta Alika sedang berkumpul semua di sana. Hari ini Galang tidak ada jadwal operasi, jadi, ia pulang kerja lebih awal. Ia juga sudah lama tidak berkumpul dengan keluarganya, maka dari itu ia menyuruh anak-anaknya dan Lisa mengerjakan tugas di ruang keluarga saja. Sembari menikmati kebersamaan, Si Kembar juga meminta bantuan kepada sang Baba untuk membantunya mengerjakan tugas fisika mereka. Inilah keuntungan punya ayah seorang dokter, tentunya juga pintar. Sedangkan Reina, ia menemani Lisa yang mengerjakan tugas geografinya. Sembari menyuapi Alika makan, ia menemani Lisa agar ia tidak merasa sendirian.

"Ba, ini gimana, sih? Susah banget Ya Allah," eluh Areeza yang mulai menyerah. Sedari tadi cowok itu sambat perkara soal-soal fisika yang amat susah baginya.

"Sini," suruh Galang. Anak laki-lakinya menurut, ia mendekat ke arah Baba-nya sembari membawa buku tugasnya.

Dengan telaten Galang mengajari Areeza. Mulai dari memberi tahu rumusnya hingga cara menghitungnya. Memang fisika ini susah, tapi, sepertinya tidak untuk Galang.

Usai mengajari Areeza, Galang pun beralih ke Adeeza yang juga kesusahan dengan tugasnya. Terus seperti itu hingga mereka paham dan bisa mengerjakan tugasnya sendiri.

Di sudut sebelah kiri, ada Lisa yang tengah fokus mengerjakan tugasnya. Geografi salah satu mata pelajaran favoritnya, tak susah untuk mengerjakan soal-soal di depannya. Ia juga suka dengan mata pelajaran IPS yang lain, sebab itu ia lebih memilih untuk masuk IPS daripada IPA.

"Udah, Lis? Cepet banget," ujar Reina ketika melihat Lisa menutup bukunya.

Gadis itu mengangguk singkat. "Udah, Bun. Gampang kok," jawabnya.

Reina tersenyum tipis. "Pinter, anak Raisa." Lisa membalas senyuman manis wanita cantik itu. Ia mendekat ke Alika, dan menggantikan Reina untuk menyuapi gadis kecil itu. Ia sedikit teringat dengan adiknya, Daffi.

"Huft, akhirnya selesai juga." Areeza menghela napasnya panjang dan meregangkan otot-otot tangannya yang terasa pegal.

"Deeza juga udah!" sahut sang kembaran.

Areeza menoleh ke kembarannya, lalu mengangkat telapak tangannya di udara.

Adeeza yang paham dengan maksud Areeza, langsung saja menempelkan telapak tangannya di telapa Areeza sebagai tanda tos atas selesainya tugas mereka.

Cowok tinggi pemilik tubuh tegap dengan hidung mancungnya itu tiba-tiba saja berdiri dari duduknya. Ia mengetes suaranya ala-ala, lalu akan memberikan informasi penting kepada Baba dan Buna-nya.

"Ladies, and Gentleman. Baba ganteng, Buna manis. Hari ini, Areeza membawa kabar ter-hots, terkini, dan tentunya akan membuat Baba dan Buna, tercengang," ujar Areeza penuh drama. Lagi-lagi ia batuk-batuk guna mengetes suaranya.

"Apa, Al?" tanya Baba.

"Jadi, anak--"

"Jadi, anak Baba yang namanya Areeza itu, sekarang lagi pacaran sama Lisa," potong Adeeza sembari membekap bibir comber Areeza.

Saat kembarannya itu berdiri dan akan mengatakan sesuatu, firasatnya sudah buruk dan seakan tahu jika Areeza akan membicarakan soal dirinya dengan Liam. Dengan langkah cepat gadis itu berdiri dan memutar balik fakta yang ada.

Sedangkan Lisa, ia terdiam kaget dengan penuturan Adeeza. Apakah Areeza sudah memberitahunya kepada Adeeza jika mereka sekarang sudah dekat?

"Bener, Lis?" tanya Reina sembari menoleh ke gadis itu.

AREEZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang