AREEZA - 18

1K 111 100
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

"Lis, nanti malem jangan lupa ya, kerja kelompok di rumah gue!" ujar Mika, lalu masuk ke dalam mobilnya.

Sudah waktunya pulang sekolah. Mika dan Darez yang sudah menghilang dari pandangan, dan dirinya yang sudah anteng di atas motor Areeza. Ya, lagi-lagi cowo itu memaksanya untuk pulang dengannya.

"Ayo, Al, nunggu apalagi?" tanya Lisa kebingungan saat Areeza tak menyalakan mesin motornya sedari tadi.

"Mau jalan dulu, nggak? Atau makan dulu gitu?" tawar Areeza sedikit menoleh ke belakang.

"Enggak. Aku mau pulang," singkat Lisa.

Areeza tersenyum simpul, lalu mengangguk mengiyakan. Ia menyalakan mesin motornya dan pergi dari area sekolah.

Sedangkan di sisi lain, ada Adeeza dan Liam yang tengah berdiam diri di parkiran. Entah, mereka akhir-akhir tengah malu antara satu sama lain.

"Em.. nanti mau belajar di rumah aku, nggak?" tawar Liam.

Adeeza menggeleng cepat. "Enggak! Kata Ale, gak boleh main ke rumah cowok," balasnya.

Liam mengerutkan dahinya bingung. "Loh, bukannya kamu udah biasa ya, main ke rumah aku?"

"Lah, itu kan karena kita sahabat, ehh--"

"Oh...." Kini Liam mengangguk paham.

Sahabatnya itu tetap akan menjadi gadis polos sampai kapanpun. Apapun status mereka, bukankah Adeeza akan selalu aman bersamanya?

***

Areeza melangkah menuruni anak tangga guna menghampiri sang ibu di ruang tengah. Ia akan berpamitan karena akan pergi.

Cowok itu sudah rapi dengan jersey kebanggaannya bernomor punggung 9 dan tas ransel kecilnya. Malam ini ia siap memberantas musuhnya di liga-liga yang akan datang.

"Bun," panggil Areeza.

Reina yang melihat anaknya sudah tampan dengan baju favoritnya itu ia sudah tahu anaknya akan pergi ke mana.

"Futsal, Al?" tanya Reina.

"Iya. Minggu depan mau turnamen soalnya sama SMANUS," jelas Areeza.

Sang ibu mengangguk ngerti. "Udah kelas dua belas kok gak berhenti sih, Al? Belum mulai ujian-ujian emang?" tanyanya.

"Semester 2 berhenti, Bun. Ale harus cari pengganti Ale juga, kan," jawab Areeza.

"Susah ya, kalo mau cari pemain yang kayak kamu?" goda Reina dengan senyuman yang merekah.

"Susah lah, Ale kan pemain bagus," balasnya dengan nada sombong. Ia tersenyum manis membalas Reina.

"Ale berangkat dulu deh, Bun." Cowok itu menyalimi punggung tangan Reina, lalu berpamitan pergi.

Sebelum ia mengendarai motornya, ia sudah mengirim pesan pada sang pujaan hati.

Lisa

Lis, gue pengen lo dateng ke gor futsal malem ini
Sebagai tanda lo nerima gue apa nggak


Areeza mematikan ponselnya dan ia masukkan kembali ke dalam tas, kemudian mulai mengendarai motornya menuju ke GOR futsal.

Di sisi lain, ada Lisa yang tengah bersiap-siap ke rumah Mika karena ia akan mengerjakan tugas kelompoknya di sana. Tetapi, sebelum ia mengambil tote bag-nya, ia mendengar  suara notif dari ponselnya. 

AREEZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang