AREEZA - 22

943 94 31
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Kantin sekolah nampak ramai. Memang sudah waktunya siswa-siswi SMA Dermaga mengisi perut kosongnya di siang hari. Begitupun dengan Lisa dan Mika, mereka berdua tengah duduk di meja kantin sembari menikmati bakso favorit mereka. Dua gadis itu penggila bakso kantin. Rasanya memang tidak ada yang bisa mengalahkan.

Lisa melahap baksonya dengan hikmat. Sampai nada dering teleponnya berbunyi, membuat dirinya terpaksa mengunyah baksonya. Ia melihat siapa yang meneleponnya di siang hari.

Saat melihat kata ‘Mama’ yang tertera di layar ponselnya, ia langsung menekan tombol hijau dengan cepat.

“Halo, Ma!” sapa Lisa semangat.

“Halo anak mama yang paling cantik!” jawab sang mama di seberang sana.

“Kamu udah makan belum, Lis?” tanyanya.

“Udah, ini lagi makan bakso sama Mika.”

“Syukur deh. Kamu betah kan, di rumah Tante Reina? Gak ada masalah, kan?” tanya Raisa mengkhawatirkan anak sulungnya.

“Gak ada kok, Ma. Aku betah-betah aja.”

“Ada, Ma. Hatiku kena maling anak Tante Reina,” jawab Lisa dalam hati.

“Mama kapan pulang?” sambung Lisa.

“Semingguan lagi kata Papa. Pokoknya kalo udah rapi semua Mama langsung pulang,” jawab Raisa.

“Oke, Ma,”

Selesai berbincang cukup lama, Lisa mematikan sambungan teleponnya karena bel masuk kelas sudah berbunyi.
Telepon tadi sudah cukup untuk menanyakan kabar adik kesayangannya serta ayah kebanggannya. Rasanya rindu sekali. Meski ini bukan pertama kali ia jauh dari keluarganya, tetap saja rasanya beda saat sudah pernah tinggal satu atap.

Lisa dan Mika akhirnya masuk ke dalam kelas dan melanjutkan mata pelajarannya selanjutnya.

***

Jarum pendek jam dinding berhenti di angka dua.

Lisa menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja. Ia sedikit mengantuk. Ditambah lagi jam kosong, masih kurang satu jam lagi untuk pulang ke rumah.

“Lis, novel lo baru, ya?” tanya Mika sembari mengambil novel Lisa dari dalam tas.

“Iya,” jawab Lisa seadanya.

“Pergi sama siapa, lo?”

“Ke gramed kok gak ngajak-ngajak, sih?” lanjutnya.

“Sama Ale.”

“Serius? Kalian nge-date?” Mika membelalakkan matanya kaget.

Lisa mengangkat kepalanya dan mengangguk menghadap ke Mika. “Kayaknya sih, gitu.”

“Gila-gila! Ngeri banget, brok! Diem-diem suhu lo, Lis!”

Gadis itu menghendikkan bahunya tak tahu, tersenyum tipis mengingat kejadian kemarin dan kembali menelungkupkan kepalanya.

“Heh! Jangan tidur! Ceritain dulu kemaren lo ke mana aja nge-date, nya. Gue butuh asupan yang manis-manis, nih!” pinta Mika dengan nada memaksanya.

AREEZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang