HAPPY READING!
.
.
.
.
.Di dalam kelas yang sepi tanpa suara, terdapat dua laki-laki yang gelisah. Sebelum waktu istirahat habis, semua kelas dua belas diminta untuk masuk ke dalam ke kelas terlebih dahulu sebab ada sosialiasi tentang perkuliahan. Hal tersebut membuat aksi Areeza dan Darez yang tengah mencari dua gadis itu terpaksa terhenti.
Areeza mengalihkan pandangannya ke jam dinding. Jarum jam pendek berhenti di antara angka dua dan tiga, dan sampai saat ini juga ia belum mendapatkan kabar dari gadisnya. Apa dia sudah kembali ke kelas? Apa masih melaksanakan hukumannya? Huft, gadis itu membuatnya risau.
Laki-laki itu dengan terpaksa memperhatikan lagi seseorang yang sedang menjelaskan sesuatu di depan sana. Usai bel pulang sekolah berbunyi, dia akan bergegas menghampiri Lisa.
"Lisa udah chat belom?" tanya Darez sedikit berbisik.
Areeza menggeleng sebagai jawaban. "Masih lama nih, acara?" tanyanya.
"Gak tau, njir, lama banget dari tadi," jawab Darez dengan memasang raut wajahnya yang merengut.
Mereka berdua kembali menatap ke depan meski sudah lelah dengan acara ini.
Di lain sisi, ada gadis berambut panjang yang sedang tertidur dengan memeluk tongkat pel. Ia meringkuk seolah-olah memeluk guling yang nyaman. Di sebelahnya juga ada gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya. Gadis itu beranjak tidurnya.
Lisa meregangkan otot-otot tangannya sejenak. Tidur di paha Mika membuatnya merasa nyaman karena bantalan kepalanya empuk. Ia mencari-cari ponselnya di saku seragam dan juga saku rok, tetapi, tak kunjung ia temui. Lisa menepuk dahinya pelan, ia baru ingat jika tadi ia dihukum dan meninggalkan ponselnya di dalam laci meja.
"Mik, Mika! Ayo bangun!" Lisa mengguncangkan tubuh temannya agar terbangun. Ia tidak tahu sekarang jam berapa, dan juga, kenapa tidak ada yang membangunkannya? Untung hari ini ia sedang tidak ada tugas OSIS. Jika ada, pasti ia sudah kena evaluasi dan terancam dikeluarkan dari OSIS karena tidak memberi contoh yang baik untuk teman-teman di sini.
"Apa, sih, Lis?" Mika menggeliat di tidurnya. Gadis itu masih enggan membuka mata.
"Mik, kayaknya kita dalam bahaya deh," ucap Lisa takut-takut sembari melihat lorong kelasnya yang sepi. Sebenarnya ini pukul berapa? Lisa benar-benar linglung.
"Bahaya apaan? Jangan ganggu ah, gue lagi enak-enak mimpi Darez juga," jawab Mika dengan mata yang masih tertutup. Apakah gadis itu masih tertidur? Dan berbicara dalam keadaan tidak sadar?
Lisa kembali mengguncang tubuh Mika, sesekali juga ia menepuk pelan pipi Mika. Sampai pada akhirnya, gadis itu membuka matanya dengan malas.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun," ucap Lisa.
"Emang kenapa? Lo kira gue mati, Lis?" tanya Mika. Ia mengusap wajahnya mencoba tuk menyadarkan dirinya.
Lisa menggeleng. "Bukan gitu, kamu bangunnya susah banget. Kita harus balik ke kelas lagi, Mika. Kamu lupa? Kita kan, ketiduran di sini," jelasnya.
Mika membelalakkan matanya kaget. Ia benar-benar baru ingat. Memimpikan Darez membuatnya terbelai dan lupa jika ia tertidur di sini sembari memeluk tongkat pel.
"Ayo ke kelas, Lis!" ajaknya.
Mereka berdua beranjak dari duduknya, tapi, sebelum kedua gadis itu melangkah, bel pulang sekolah telah berbunyi.
Lisa dan Mika saling tatap terkejut.
"Lis, tadi kita tidur apa simulasi mati?" tanya Mika dengan wajah terkejutnya. Pasalnya, ia tidur lama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREEZA [END]
Teen FictionAreeza Gilang. Cowok yang diberi julukan prince of school itu menjabat sebagai kapten futsal di SMA Dermaga. Gayanya yang slengean dan jiwanya yang humoris itu mampu menghipnotis para gadis di sekitarnya, terkecuali sang ketua cheers. Ia sudah hampi...