AREEZA - 42

646 46 0
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Satu bulan kemudian....

Seluruh kelas dua belas telah menyelesaikan tugasnya sebagai angkatan yang sebentar lagi akan meninggalkan sekolah. Mereka sudah menyelesaikan beberapa ujian akhir, ujian praktik dan ujian sekolah. Tepat pada hari ini, seluruh kelas dua belas yang tak luput dengan Areeza, Adeeza, Darez dan Liam, sudah menyelesaikan ujian sekolah di hari terakhirnya.

Untung saja Darez dapat dengan cepat pulih dari sakitnya. Jadi, ia juga bisa dengan cepat menyelesaikan ujian-ujian yang sempat tertinggal ketika ia sakit. Ia juga belajar dengan cepat bersama Areeza untuk menguasai materi-materi yang tertinggal. Satu bulan ini ia belajar cukup keras ditemani oleh sang sahabat.

"Yes! Akhirnya selesai juga," seru Darez di samping Areeza. Mereka baru keluar dari ruang ujian.

Lain dengan Darez, Areeza malah mengeluarkan wajah masamnya. "Lo kok seneng sih, kita mau lulus. Harusnya sedih dong!" katanya.

"Ya... Seenggaknya lega aja udah namatin SMA, nyelesain tugas, nyelesain ujian. Can we have a party?" Darez menaik-turunkan alisnya.

"Let's go!" seru Areeza.

Mereka berdua berjalan berdua seraya saling merangkul bahu, melewati lapangan outdoor kesayangan mereka. Mengenang kenangan manis yang tercipta tiga tahun lamanya di SMA ini.

Mungkin sebagian besar dari yang orang-orang katakan kenangan SMP lah yang paling manis dan sangat ingin diulang. Tetapi, bagi Areeza dan Darez, kenangan SMA lah yang paling manis, paling memberi warna dan kebahagiaan. Hidup Areeza menjadi semakin lengkap semenjak bertemu dengan Lisa. Begitupun dengan Darez yang tak kalah senang kala Mika hadir untuk sedikit memberi warna di kehidupannya.

Setelah puas mengelilingi setiap sudut di SMA Dermaga, kini mereka sudah berada di rooftop kesayangan. Tempat mereka kabur, sedih, senang, apapun keadaannya mereka akan tetap lari ke sini.

"Habis ini kita udah gak bisa kabur ke sini lagi, Rez," ucap Areeza.

Darez terkekeh pelan. "Kalo mau kabur ke tempat gue aja."

"Lo juga, boleh ke tempat gue kalo lagi suntuk," balas Areeza.

"Jelas kalo itu mah, tanpa lo suruh juga gue udah pasti mampir."

Areeza menyeluruhkan bahunya ke bawah sembari menghela napasnya berat. Setelah ini ia kaan berpisah dari sahabat yang sudah sedari kecil bersamanya, mendampinginya bermain, hampir semua kegiatan mereka lakukan bersama. Apakah setelah ini kehidupannya akan berubah tanpa Darez? Apalagi ia juga akan berpisah dengan Lisa.

"Lo udah yakin, mau lanjut kuliah di Aussie?" tanya Areeza.

Darez mendesis pelan. "Yakin. Gue gak mau di sini, gak mau ngebebanin siapapun di sini. Elo juga udah gak di sini, kan, jadi ngapain gue mau di sini sendiri?" jawabnya.

Areeza mengangguk mengerti. Sahabatnya itu ingin belajar dengan tenang, belajar mandiri sekaligus menjaga jarak dengan papanya. Darez ingin belajar memahami dirinya sendiri dan memperbaiki dirinya untuk memperbaiki hubungannya dengan sang papa.

"Lo belajar yang bener di Oxford, biar kayak Baba," pesan Darez.

"Pastilah, biar bisa ngobatin pasien gila kaya lo!" Darez tertawa kencang mendengar jawaban Areeza.

Mereka berdua melanjutkan obrolan serunya hingga hari menjelang sore. Membahas pembahasan yang tak perlu dibahas hingga yang perlu dibahas. Menikmati terik matahari yang cerah menusuk kulit-kulit mereka. Akan mereka habiskan waktu yang singkat ini untuk mengakhiri cerita di SMA.

AREEZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang