"MAMA!!" Bina terlonjak kaget oleh Yujin yang dengan tiba-tiba berlari masuk ke kamar sambil berteriak memanggilnya sampai ia tak sengaja menjatuhkan amplop yang baru saja ia pegang.
"Astaga kakaaakkk Jangan teriak-teriak ah! Mama kaget tau." Bina sedikit mengomeli Yujin yang hanya di balas dengan cengiran.
Yujin mengambil amplop yang terjatuh di lantai dan memberikannya kembali ke tangan Bina. Ia lalu merangkak menaiki ranjang yang diduduki Bina sekarang membuat ranjang tersebut sedikit bergoyang.
"Itu apa Ma??" Yujin telungkup memangku dagu sambil memperhatikan Bina yang membuka amplop dengan logo rumah sakit itu.
"USG adek kak. Mau lihat???" Yujin mengangguk. Ia memandang heran hasil USG itu cukup lama. Yujin mengangkat jari telunjuknya menyentuh kertas USG tersebut.
"Ih kok bentuknya aneh!?"
Bina yang tadinya tersenyum langsung memasang wajah datar begitu mendengar komentar Yujin. Ia tahu anak itu tidak serius ketika berkata tadi. Ia mencoba membiasakan diri dengan Yujin yang suka jahil namun tetap belum terbiasa.
Kalau kata Bina, Yujin itu si paling jago memancing emosi.
Bina menjewer gemas telinga Yujin. Sedangkan yang di jewer malah tertawa sampai berguling di kasur.
Yujin membawa dirinya duduk di sebelah Bina. Ia bergelayut di lengan Bina yang masih memperhatikan kertas USG tadi.
"Pas graduate Yujin kita datangnya sendiri-sendiri aja ya ma." Bina melirik Yujin sekilas dengan ekor matanya. Ternyata Yujin masih belum menyerah soal itu.
"Papa bilang kan gak boleh, sayang."
Mendengar jawaban dari Bina membuat Yujin menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Ia terus berguling ke kanan dan ke kiri sampai sprei yang tadinya rapi jadi sangat berantakan.
Bina memejamkan matanya menahan kesal melihat sprei yang dengan susah payah ia rapikan pagi tadi sekarang sudah tidak berbentuk lagi karena ulah Yujin.
"Nanti tanyain lagi sama papa pas udah pulang. Papa perginya cuma dua hari kok, pulangnya sehari sebelum acara."
"Gak mauuu. Nanti di marahin."
"Yaudah berarti berangkat bareng."
Yujin memeluk pinggang Bina yang duduk pada ranjang yang baru saja ia acak-acak spreinya. Yujin merengek memohon kepada Bina sambil memukul kasur dengan kakinya yang panjang.
Semenjak tahu Bina hamil Yujin memang suka sekali menempel padanya. Kadang ia juga akan dimarahi Jiwoong karena tengah malam sering menyelinap masuk ke kamar Bina dan Jiwoong untuk ikut tidur di sana.
Bina memegang lengan Yujin yang memeluknya terlalu erat membuat perut Bina menjadi sesak.
"Jangan keseringan nempel-nempel kak perut mama kegencet." Yujin tidak memperdulikan Bina. Ia malah memejamkan matanya berpura-pura tidur.
"Iya! Iya! Boleh. Nanti biar mama yang ngomong sama papa." Bina akhirnya mengiyakan karena tidak tahan. Yujin yang mendengarnya melepaskan pelukannya pada pinggang Bina dan berlonjak kegirangan.
"Jangan terlalu excited kak, nanti pas h-1 malah jadi gak asik."
"Ih mama yang gak asik. Jangan bilang gitu pas h-4 acaranya😭😭😭"
"Udah ah sana. Tadi katanya mau pergi keluar."
Yujin bangkit dari kasur, mencium perut mamanya sekali lalu keluar dari kamar meninggalkan kekacauan yang sudah ia perbuat beberapa menit yang lalu. Tentu saja sambil berlari. Lagi.
Sepeninggal Yujin, Bina menarik nafas dalam beberapa kali. Kepalanya terasa pening melihat alas kasur yang berantakan.
"Turun dari siapa sih nakalnya, tuhan!?!?"
"Pantes ini tensi tinggi terus." Gerutu Bina sambil kembali merapikan ranjang itu."Mama!!" Bina kembali dibuat kaget oleh Yujin yang menyembulkan kepalanya dibalik pintu. Entah untuk urusan apalagi Yujin kembali. Bina berharap Yujin tidak melangkahkan kakinya memasuki kamar ini lagi.
"Kenapa lagi???"
"Nanti malam kakak tidur di sini ya??"
"Boleh tapi tidurnya di lantai mau??"
"Terserah yang penting gak sendiri di kamar." Dan setelahnya Yujin benar-benar pergi dari sana.
BANANSBSH SIAPA YANG NANGIS?????
AKU☝🏻☝🏻
update lagi kalau mood soalnya kalian gak komen😔😔
©jiwoongitis
KAMU SEDANG MEMBACA
Yujin's Mom [SELESAI] | Kim Jiwoong, Han Yujin
Fanfiction"Gimana sih kamu ngurus anak satu aja gak becus!?!!?" ©jiwoongitis 2023