tadinya mau langsung dobel tapi takut gk rame
Sekarang sudah hari ketiga Bina pulang ke rumah bersama bayinya setelah dua minggu di rawat karena kondisi dirinya yang buruk. Walau saat ini Bina tidak bisa dikatakan berada dalam kondisi yang sepenuhnya sehat, setidaknya sekarang ia mampu berjalan sendiri dari kamar ke dapur meski langkahnya sangat pelan.
Bina duduk di tepian ranjang menyusui adek saat Yujin yang baru pulang sekolah masuk ke dalam kamarnya. Yujin dengan pakaian yang sudah ia ganti duduk di hadapan Bina yang bersandar pada kepala ranjang.
"Ma, boleh kakak cium adek?" Yujin bertanya sambil menggunakan ujung jari telunjuknya untuk menyentuh pipi adek yang bergerak karena sedang menyusu.
"Bentar ya kak. Nanti adek kesedak kalau dicium sekarang." Yujin mengangguk. Matanya terus fokus memperhatikan kulit pipi adek yang sedikit berwarna merah karena kulitnya yang putih.
Bina mengambil beberapa lembar tisu untuk mengelap sedikit air susu yang tumpah setelah adek tidak lagi berminat untuk minum. Setelah membereskan pakaiannya, Bina membenarkan posisi adek agar lebih mudah untuk disentuh oleh Yujin.
Yujin lebih mendekatkan dirinya pada Bina. Wajahnya tampak kagum ketika menyentuh adek yang berada di dalam bedongan bermotif anak beruang. Tangannya bergerak pelahan mengelusnya sebelum ia menunduk untuk menciumi pipi si kecil.
"Adek... Adek Juan." Yujin berbisik tepat di telingan Juan. Ia kembali mecium pipi Juan agak lama dari sebelumnya sampai si adik bergerak risih.
Yujin masih dengan jarak yang dekat dari Juan di dorong pelan bahunya oleh Bina agar duduk dengan benar. Bina menyentuh pipi Yujin agar anak itu memandang ke arahnya. Namun Yujin tidak mengindahkan Bina, ia terus saja menatap ke arah pipi Juan yang terdapat noda merah di sana.
Tangan Yujin terangkat hendak menyentuh bawah hidungnya tapi di cegat dengan cepat oleh Bina. Bina menurunkan tangan Yujin lalu menyeka mimisan Yujin dengan ibu jarinya sendiri.
Bina kembali mengambil lembaran tisu di atas nakas. mencoba membersihkan darah keluar dari hidung Yujin yang tidak kunjung berhenti. Bina menyimpan tisu bekas yang sudah dipakai di tangan kirinya yang sedang memegang Juan. Sedangkan tangan kanannya membantu Yujin meredakan mimisan.
Bina berdiri dari duduknya. Ia memegang lengan Yujin menyuruh anak itu agar berbaring di atas ranjang. Bina letakkan kotak tisu di sebelah Yujin yang sedang berbaring. Ia menyisir poni Yujin agar tidak menghalangi wajah lalu mengambil tisu kesekian yang sudah digunakan Yujin dan menggantinya dengan yang baru.
"Kakak coba tidur ya, Mama ke dapur dulu nemuin Papa." Yujin mengangguk lalu memaksa matanya terpejam.
Masih dengan menggendong Juan kecil Bina berjalan perlahan ke dapur. Sesekali ia memegang perutnya karena bekas jahitan yang masih terasa sangat perih. Ia melihat Jiwoong di dapur sedang memanaskan air. Jiwoong pun sadar dengan kehadiran Bina saat istrinya menarik kursi meja makan untuk duduk di sana.
Jiwoong melirik kompor yang baru ia nyalakan kemudian menyusul Bina duduk di kursi meja makan.
"Yujin, kak." Bina langsung menyodorkan tisu-tisu bernoda darah mimisan Yujin ke tangan Jiwoong. Jiwoong terdiam melihat betapa banyaknya tisu yang sudah di gunakan. Ia menyisir kasar rambutnya lalu berdiri untuk membuang tisu tersebut.
(pengalihan isu)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yujin's Mom [SELESAI] | Kim Jiwoong, Han Yujin
Fanfiction"Gimana sih kamu ngurus anak satu aja gak becus!?!!?" ©jiwoongitis 2023