Bina menunggu Yujin mengampirinya dengan panik. Padahal ia tahu kalau Yujin tidak akan datang kepadanya. Namun ia tetap mencoba untuk denial dengan mencari keberadaan Yujin di sekitarnya.
"Nama anak ibu siapa?? Mana tahu anak saya kenal." Ia memandang orang yang memegang tangannya yang bergetar. Orang itu masih dengan ibu yang duduk di sebelah kiri Bina tadi.
"Ah i-itu... Yu-Yujin..." Bina menyentuh bibirnya yang berbicara dengan gemetar. Jujur saja sekarang ini seluruh tubuh Bina dingin dan gemetar karena takut.
"Anu tante..... Saya kenal sama Yujin. Yujin kan berangkat sama anak-anak yang seharusnya ngisi acara."
"Dan mereka... Mereka berangkat bareng pakai bus...."Bina merasa ia tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Bina berharap segera pingsan agar saat bangun ini semua hanyalah mimpi yang terasa nyata.
Bina membalikkan badannya saat ia merasa ada orang yang berdiri di belakangnya. Di sana Jiwoong, berdiri dengan wajah yang tidak kalah panik.
Katakan saja Jiwoong sekarang kehilangan akal sehatnya. Ia dengan kasar menarik tangan Bina pergi dari sana menuju parkiran. Saat sampai di dekat mobilnya Jiwoong melepaskan cengkramannya pada lengan Bina.
"Yujin mana!?" Jiwoong bertanya dengan nada yang tinggi. Bina tidak sanggup bersuara. Ia hanya membalas dengan gelengan kepala.
Bina dengan perlahan berjongkok sambil terisak. Seharusnya ia lebih tegas kepada Yujin. Seharusnya ia tidak mengiyakan permintaan Yujin meski anak itu merengek.
Jiwoong membuang nafas kasar. Ia kembali menarik tangan Bina agar berdiri. cengkramannya sengaja tidak dilepas, justru malah semakin kuat sehingga Bina merasa lengannya bisa saja patah.
"Kamu gimana sih!? Terlalu lalai! Ceroboh! Ngurus anak satu aja gak becus!"
Bina memejamkan kedua matanya erat-erat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jiwoong. Tidak pernah sekalipun ia berfikir akan mendengar kalimat sekasar itu keluar dari mulut Jiwoong untuk dirinya.
Jiwoong membuka pintu mobilnya dan mendorong Bina agar masuk ke dalam. Jiwoong sadar ia bisa saja menyakiti Bina dan bayinya saat ini. Namun kondisi membuat keduanya tidak dapat berfikir jernih.
Jiwoong melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa menyuruh Bina memasang seat belt. Jalanan macet akibat dari kecelakaan tadi.
Jiwoong memukul-mukul kemudi dengan keras saat mobil mereka tidak bergerak terjebak macet.
Bina tidak berani memandang Jiwoong. Ia meremas kedua tangannya yang saling bertautan di atas paha.
Bina membiarkan kepalanya bersandar pada pintu mobil. Jujur ia sudah lemas karena menahan keram pada perutnya. Bina menangis tanpa mengeluarkan suara.
"Jangan dulu dek. Mama gak kuat." Bina berbisik pelan sehingga Jiwoong tidak dapat mendengar. Ia mengatur nafasnya dan terus berusaha menjaga kesadaran. Setidaknya Bina harus tetap sadar hingga mereka sampai di tempat tujuan.
yg di chapter 00 tuh siapa deh?? 🤔🤔🤔
©jiwoongitis
KAMU SEDANG MEMBACA
Yujin's Mom [SELESAI] | Kim Jiwoong, Han Yujin
Fanfiction"Gimana sih kamu ngurus anak satu aja gak becus!?!!?" ©jiwoongitis 2023