Terimakasih buat yang sudah baca dan vote sampai di cahpter ini.
Cici pamit undur diri.
Yujin berjalan gontai sepulang sekolah. Ia pulang menaiki bus dan berjalan kaki dari halte hingga rumah. Sore itu jalanan tampak sepi. Dari kejauhan ia dapat melihat rumah Gyuvin di sebelah kiri dan rumahnya di sebelah kanan.
Hari itu Yujin merasa sangat lelah. Ia mencoba mendorong pagar beberapa kali karena tidak kunjung terbuka. Yujin terus mendorong pagar sampai ia sadar kalau ternyata pagar itu di gembok. Pantas saja tidak mau terbuka.
"Loh, Yujin?? Ngapain disitu?" Yujin menoleh dan mendapati Gyuvin baru sampai. Gyuvin turun dari motor yang biasa ia pakai pergi ke sekolah dan menghampiri Yujin.
"Ini loh kak. Papa ngunci pagar. Kan Yujin jadi susah mau masuk."
"Hah??? Ngapain masuk ke sana?"
Gyuvin tampak bingung oleh perkataan Yujin barusan.
"Ya kan ini rumah Yujin. Kenapa sih!?"
"Apasih lo gak jelas banget."
Yujin menatap Gyuvin tak kalah sewot saat dikatai begitu. Hingga tatapan Gyuvin mulai melunak keduanya sama-sama terdiam.
"Lo lupa lagi?"
"Hah??"
"Cil. Ini udah 4 bulan loh. Sini gue liat kepala lo." Yujin menepis tangan Gyuvin yang hendak menyentuh kepalanya. Bukannya berhenti Gyuvin malah semakin gencar hendah menyentuh kepala Yujin yang terus di tepis.
Keduanya baru berhenti saat mendengar suara Abi dan Umi yang lagi-lagi bertengkar.
"Gue antar aja deh. Ayo." Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Gyuvin adalah melarikan diri. Yujin awalnya menolak namun akhirnya mengikuti Gyuvin pergi dari sana.
Gyuvin tidak langsung mengantar Yujin ke tempat yang ia maksud. Keduanya berhenti dulu sebentar di warung nasi goreng untuk mengisi perut.
Gyuvin membiarkan Yujin menyantap makanannya sejenak sebelum membuka pembicaraan.
"Jangan keseringan lupa Cil."
"Lupa apanya?" Yujin masih terus menyuap makanan ke dalam mulut tidak peduli dengan ucapan Gyuvin.
Gyuvin meletakkan sendoknya ke atas piring lalu menarik napas panjang untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi. Ini total ke enam kalinya Gyuvin dengan sabar menjelaskan kepada Yujin.
Satu bulan setelah kehilangan Bina, Jiwoong memutuskan untuk pindah rumah karena ikut depresi melihat keadaan Yujin yang baru pertama kali merasakan kehilangan Ibu.
Sudah 4 bulan mereka menempati rumah baru yang lebih dekat dari kantor dan sekolah Yujin.
Namun Yujin sering kali lupa kalau mereka sudah punya rumah baru. Jangankan rumah, Yujin bahkan pernah lupa kalau mereka mempunyai Juan.
Yujin sering sekali pulang ke rumah lama mereka setelah selesai sekolah dan berakhir di jemput oleh Jiwoong maupun di antar oleh Gyuvin seperti sekarang.
Seusai makan dan membayar mereka kembali melanjutkan perjalanannya. Sepanjang jalan Yujin terdiam.
Perkataan Gyuvin memang benar.
Jujur saja tadi sebenarnya Yujin berharap Bina akan datang dari dalam rumah membukakan pagar untuknya.
"Pulang dulu ya Cil. Titip salam sama Om." Gyuvin langsung pergi begitu Yujin turun di depan rumah barunya.
Rumah ini lebih kecil daripada rumah sebelumnya. Yujin masuk ke dalam rumah. Dari pintu depan ia berjalan menuju dapur.
"Baru pulang kak?? Mau makan dulu?" Di sana, di meja makan yang muat di tempati 4 orang ada Jiwoong dengan laptop kerjanya memangku Juan.
Yujin ingat terakhir kali menggendong Juan saat adiknya itu berusia 3 minggu.
Dan sisanya Yujin habiskan dengan membenci Juan. Diam-diam ia menyalahkan Juan atas apa yang sudah terjadi kepada Bina.
END
Ini gak ada yang mau ngomong apa2?????
seneng banget akhirnya bisa pencet tombol sakral ini😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Yujin's Mom [SELESAI] | Kim Jiwoong, Han Yujin
Fanfiction"Gimana sih kamu ngurus anak satu aja gak becus!?!!?" ©jiwoongitis 2023