kencengin vote komennya.
males cek typo
_________________Yujin bangun dari tempat tidurnya dengan tergesa-gesa. Dia bangun kesiangan. Dengan gerakan cepat Yujin bersiap ke sekolah tanpa memperdulikan apapun karena bel masuk tinggal 5 menit lagi.
Setelah selesai bersiap Yujin segera keluar dari kamarnya. Ketika ia turun dari anak tangga Yujin menyadari kalau keadaan rumahnya pagi itu sangat sunyi. Tidak seperti pagi-pagi biasanya ia akan menemukan mamanya yang sibuk di dapur.
Yujin mencoba mengecek ponsel yang sedari pagi ia abaikan. Ia melihat tujuh pesan masuk dan lima panggilan tak terjawab dari papanya. Yujin berdiam diri di ujung anak tangga, berpikir apa dia harus tetap melanjutkan niatnya pergi ke sekolah atau kembali ke atas, ke kamar kedua orang tuanya.
Sekali lagi, ia melirik jam pada ponselnya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk memilih pilihan kedua karena sudah terlanjut telat keseolah, menanggung kalau telat hanya 15 menit katanya.
Saat sampai di depan pintu kamar kedua orangtuanya, Yujin mencoba untuk menelpon kembali papanya. Namun saat panggilan telpon itu masuk tidak terdengar suara dering ponsel dari dalam sana. Yujin menghela nafas kasar. Lagi..... Papanya tidak pulang lagi. Akhirnya Yujin hanya melakukan panggilan misscall.
"Ma..." Yujin mengetok pintu beberapa kali namun dari dalam tidak ada sahutan. "Mama, ini kakak." panggil Yujin untuk kedua kalinya namun masih tidak ada jawaban.
Kali ini Yujin mencoba untuk menelpon mamanya, dan dari dalam terdengar suara dering ponsel. Ia kembali mengetuk pintu kamar lebih keras dari sebelumnya namun masih sama, tidak ada jawaban sama sekali.
Pada akhirnya Yujin mencoba untuk memutar gagang pintu yang ternyata tidak di kunci. Ia berjalan mendekati Bina yang tidur di atas ranjangnya. Yujin menggoyangkan bahu Bina pelan berusaha untuk membangunkannya walau sulit.
Ia melirik layar ponsel Bina yang menyala di atas nakas. Ia lalu duduk di tepi ranjang dan memegang tangan Bina berusaha untuk membangunkannya kembali. Yujin mematikan ac karena merasa telapak tangan mamanya dingin.
Ia membuka gorden pada jendela agar cahaya dari luar dapat masuk lalu kembali pada Bina yang masih saja belum membuka matanya.
"Mama...." Panggil Yujin sekali lagi, menahan suaranya yang bergetar karena kali ini ia dapat melihat wajah mamanya yang pucat dengan kening berkerut menahan sesuatu. Yujin menyentuh kening Bina saat ia melenguh ketika dipanggil oleh Yujin. Panas. Namun anggota tubuhnya yang lain terasa dingin.
Yujin mengambil ponsel mamanya yang ada di atas nakas. Melihat kalau disana ada 12 panggilan tidak terjawab dari papanya. Ia mencoba menelpon papanya melalui ponsel Bina. Sebanyak tiga kali ia mencoba tidak ada satupun panggilan yang di terima.
"Yujin," Yujin segera mencondongkan tubuhnya ke arah Bina yang memanggilnya dengan pelan. Ia berusaha mendengarkan apa yang akan dikatakan mamanya, namun tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Bina lagi. Dan Yujin pun tersadar kalau nafas Bina terasa berat.
Yujin beralih pada ponselnya, mencoba untuk menghubungi papanya lagi dari sana. Yujin mulai ingin menangis saat panggilan kali ini tidak terhubung dengan papanya. Yujin melepaskan tas dari punggungnya dan membiarkan tas itu jatuh ke lantai kamar.
Ia berjongkok di samping ranjang dan menghapus air matanya yang keluar sebelum kembali mencoba memanggil Bina.
"Ma.... Mama denger kakak gak???"
"Mama, ayo Ma bangun. Jangan bikin Yujin takut." Yujin menangis dengan kencang ketika Bina hanya merespon melalui gerakan tangannya yang di genggam oleh Yujin.Yujin takut, ia bingung tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Pikiran Yujin kosong, yang bisa ia lakukan sekarang hanya menangis sambil terus menggenggam tangan Bina berharap agar dingin itu hilang dari sana.
Ponsel Bina berdering, panggilan masuk dari Jiwoong. Dengan cepat Yujin mengambil ponsel tersebut dan menjawab telpon dari papanya. Tangannya Yujin bergetar sehingga ponsel tersebut jatuh membentur lantai.
Ia kesal karena ponsel tersebut berhenti berdering tepat saat menyentuh lantai. Ia mengambil ponsel milik Bina kembali yang layarnya retak karena jatuh tadi. Untungnya ponsel tersebut masih bisa menyala.
Panggilan telepon dari Jiwoong kembali masuk. Kali ini Yujin menjawab dengan cepat dan berhasil terhubung.
"Halo, Bina."
"Papa, ini kakak."
"Loh nak?? kok hp mama ada di kamu?? kenapa jam segini belum berangkat sekolah??"
"Pa..."
"Mama sakit..."Jiwoong terdiam sejenak tidak menjawab.
"Sekolah, Yujin."
"Mama, Pa. Mama sakit!!"
"Papa bilang, sekolah Yujin. Kamu gak denger??"
Yujin mulai terisak karena Jiwoong tidak kunjung mengerti.
"Pulang Pa."
"Pulang..... Mama..." Yujin berbicara dengan terputus-putus karena menangis."Mama udah gak nyahut pas Yujin panggil. Yujin takut. Badan Mama dingin semua."
75 vote for unlock chapter 13
©jiwoongitis
KAMU SEDANG MEMBACA
Yujin's Mom [SELESAI] | Kim Jiwoong, Han Yujin
Fanfiction"Gimana sih kamu ngurus anak satu aja gak becus!?!!?" ©jiwoongitis 2023