Termenung didalam kelas itu yang sedang dilakukan oleh Rora. Mengingat kembali dimana dia dipukul habis-habisan oleh papahnya ada rasa pedih disaat mamah dan kakaknya hanya diam tanpa membelanya. Kini tangannya penuh lebam akibat pukulan dari papahnya.
Malam itu diruang keluarga papahnya memberi hukuman kepada Rora. Papahnya memukuk Rora tanpa belas kasihan .
"Sudah papah bilang jangan pernah berteman dengan anak sialan itu Rora" Amarah papah kini memuncak disaat Rora berbicara dan membela kak jaemin"Kenapa pah, ini jalan hidup Rora. Terserah Rora mau bermain dengan siapa saja, papah punya hak apa melarang Rora. Kenapa papah sekarang peduli dengan Rora! " Kata Rora penuh keberanian melawan papahnya.
Tanpa disangka papah mengambil kayu rotan, tingkat itu biasa digunakan oleh eunwoo bila sedang memarahi anaknya. Dia akan memukul sampai anaknya minta maaf dan mengakui kesalahannya. Itu sisi sifat lain dari Euwooo.
"Kemarikan tangan kamu " Perintah Euwooo kepada Rora.
Dan Rora memberikan tangannya.
Ctarr
Suara pukulan yang sangat keras. Membuat Rora menangis merasakan sakit yang begitu amat sakit."Ini hukuman buat kamu yang udah melawan papah"
Pukulan itu dilontarkan berkali-kali oleh Euwooo kepada Rora. Euwooo sendiri tidak merasa kasihan terhadap Rora.
Hingga suara Mamah Rose keluar "pah cukup, itu kasihan Rora. Pah mamah mohon jangan pukul Rora lagi pah" Mohon mamah. Namun tak dihiraukan oleh eunwoo.
"Diam mah... Papah lagi ngehukum Rora biar dia mengakui kesalahannya "
Akhirnya Rora mengalah " Maafin Rora pah, Rora salah, tolong hentikan ini sakit pah. Rora janji gak akan ulangi kesalahan Rora lagi " Inilah yang dibenci Rora kepada dirinya. Dia selalu saja mengalah, dia berusaha kuat namun semuanya gagal dia pertahanan. Gadis menyedihkan itulah Rora.
Papah dan mamah pergi meninggalkan Rora . Rora kira mamahnya akan memeluknya namun dugaannya salah, mamahnya malah menghampiri haram
"Sayang kamu istirahat ya, besok kan sekolah" Ucap mamah penuh kehangatan.Inilah yang dia benci, mamahnya selalu saja mementingkan kak Haram. Padahal mamah tau sendiri siapa yang sedang butuh pelukan hangat disini.
Rasa benci kepada orang tuanya kini semakin dalam. Luka yang mereka goresan setiap hari makin menebal didalam hati Rora.
Haram kini melihat ke arah Rora dan tersenyum senang, dia menghampiri Rora dan berkata
"Gue suka banget liat loe menderita ra. Selama gue hidup gue bisa merasakan kebahagiaan setelah ngeliat loe ngerasain apa yang gue rasakan. " Sungguh kejam ucapan Haram pada Rora.Lamuna Rora kabur dikagetkan dengan suara Ahyeon.
Dia tersenyum mengarah ke Ahyeon.
"Kenapa?, Chiquita mana kok gak bareng biasanya bareng? " Tanya Rora kepada Ahyeon."Oh tadi Chiquita mampir dulu kekantin katanya belum sempet sarapan, loe udah sarapan? " Kata Ahyeon dia mengamati Rora aneh kenapa Rora menggunakan sweater didalem kelas biasanya kan langsung dilepas.
"Gue... " Belum sempat Rora menjawab pertanyaan Ahyeon. Tiba-tiba Ahyeon memotong bicaranya itu.
"Kenapa loe pake sweater. Kenapa gak dilepas?."
Rora bingung mau menjawab apa sekarang
"Emm... Gue lagi gak enak badan yeon. Hawanya dingin banget makanya gue pake sweater" Bohong Rora dia gak mau bikin sahabat khawatir melihat lebam ditangan yang dia dapatkan tadi malam."Hai guys, sicantik datang" Suara Chiquita... Iya seperti biasa Chiquita tuh gadis paling ceria.
Chiquita menghampiri Rora dan tanpa sengaja memegang tangan Rora.
"Aww" Gawat jangan sampai Chiquita dan Ahyeon tau.
"Kenapa ra ada yang sakit ya... Gue pegang tangan loe terlalu kenceng ya sorry ya" Ucap Chiquita penuh kekhawatiran.Namun Ahyeon curiga dia dengan cepat menarik tangan Rora ingin tau apa yang sembunyikan temannya ini.
"Aww sakit yeon. Jangan dibuka " Kata RoraSaat lengan sweater itu dibuka Ahyeon dan Chiquita terkejut.
Jadi ini alasannya Rora memakai sweater ada banyak luka diseluruh tangannya. Yang mereka yakini Rora habis dipukul lagi sama papahnya."Kenapa bisa gini. Dipukul lagi ya? Salah apa loe ra sampai dipukul kaya gini" Tanya Ahyeon sambil melihat banyaknya luka lebam ditangannya.
"Kak Haram, pasti karena loe belain kak Haram makanya loe dipukul iya kan ra?" Chiquita udah tau siapa lagi dalang dari Rora dihukum.
"Ga chiq, bukan ini pure kesalahan gue sendiri" Yakin Rora
"Gue harus temui kak Haram. Gue udah gedek banget sama kakak loe ra" Belum sempat Rora menahan Chiquita untuk tidak memarahi Haram. Namun Chiquita udah pergi duluan."Ayok susul dia ra, gue takut Chiquita hilang kendali" Kata Ahyeon membantu Rora berdiri untuk menghentikan aksi Chiquita.
Sampai didalam kelas Chiquita menggebrak meja Haram dan teman-temannya kumpul disitu
Brakk..."Hei maksud loe apa, Liat Ta adik loe ini kurang ajar banget dia ajarin dia biar sopan dikit sama yang lebih tua" Sinis Haram terhadap Chiquita.
"Alah, diam deh loe kak... Kenapa Rora bisa dipukul kaya gitu kak... Gue tau semua ini pasti ulah loe kak, supaya Rora dipukul bokap loe kan jawab kak... Apa loe gak kasian liat adek loe dipukul terus sama bokap loe kak" Amarah Chiquita kini memuncak Pharita kakak kandung Chiquita berusaha menenangkan.
Haram yang tak Terima dengan tuduhan itu pun berteriak " Kenapa kalo gue, iya gue yang ngelakuin karena gue benci sama dia, puas loe... Gue muak ngeliat dia. " Kini amarah Chiquita memuncak dan mulai menarik rambutnya.
"Sial, lepasin tangan kotor lo, Pharita suruh adek loe pergi"Suasana dalam kelas sangat ricuh...
Disaat kedatangan Rora semua diam berhenti menyoraki. Jaemin melihat Rora penuh ingin penjelasan dari Rora."Berhenti chiq udah.... Ayok kita pergi dari sini! " Lerai Rora kepada Chiquita.
Dan akhirnya Chiquita mengalah dan pergi meninggalkan sebuah kalimat
"Loe akan nyesel kak... Udah ngelakuin ini ke Rora, tunggu waktunya ajah. Gue pastikan loe bakal nyesel seumur hidup loe" Ancam Chiquita."Udah chiq" Ajak Ahyeon
Disini Jeno melihat itu semua apa hubungannya Rora dengan Haram. Kenapa Haram sangat membenci Rora...
"Loe gak perlu heran Jen, Rora dan Haram itu saudara kandung." Jelas Renjun teman sebangku Jeno
Jeno meminta penjelasan lebih " Tapi kenapa Haram membenci Rora, bukankah mereka kakak adik."Renjun menghembus nafas sejenak.
"Gue ga tau pasti masalah mereka itu. Cuma mereka berdua dan teman terdekatnya yang tau. Tapi yang pasti ada urusannya dalam keluarga mereka" Jelas Renjun.
Jeno berfikir akan cari tau, sebenarnya dia tidak mau peduli tapi melihat tangan Rora penuh lebam. Dia jadi penasaran tentang hidupnya Rora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Life
Short StoryBukankah melelahkan menjalani kehidupan yang tak diinginkan itu hal yang membuat aku muak. Bukan aku yang ingin dilahirkan, Aku hanya takdir yang Tuhan berikan untuk melengkapi kekurangan dari kalian. Tapi hadirku hanya membuat luka. Akankah kehidup...