kebahagiaan akan muncul

220 19 2
                                    

"Aku akan pergi dari sini mas, aku capek sama kamu, cepat urus perceraian kita." Ucap Rose yang sedang merapikan pakaiannya. Dia akan pergi meninggalkan rumahnya.

"Bisakah kau menunggu Rora, dua dari tadi belum datang. Jika dia pulang dirumah tanpa ada kau aku akan jawab, kamu tenang ajah semua urusan perceraian udah aku urus" Ucap Eunwoo. Dia bingung jika Rora pulang dan tak ada rose dirumah dia akan jawab apa.

"Sudahlah mas, aku udah gak mau tinggal disini, urusan Rora nanti setelah aku pulang Keapartemen menaruh barang, aku akan datang kesini menjemput Rora dan Haram" Ucap Rose ya dia sudah memutuskan untuk membawa Rora dan Haram ke apartemennya.

"Tidak, bukankah kesepakatannya Haram akan tinggal disini dan Rora akan ikut denganmu, kalo seperti itu kau curang Rose. Aku tidak Terima, biarkan salah satu dari anak kita tinggal disini untuk penerus keluargaku. " Eunwoo tak Terima

Rose menghembuskan nafasnya
"Kalau begitu biarkan Rora tinggal disini dan Haram ikut dengan aku mas" Final Rose menarik kopernya dan pergi meninggalkan eunwoo namun ditahan oleh eunwoo

"Tidak biarkan Haram tinggal disini, dan Rora ikut denganmu."

Rose menatap eunwoo penuh " Bukankah tadi aku bilang mas, Haram akan ikut bersama aku, dan Rora akan tetap tinggal disini. " Ucap rose penuh penekanan.

Rora yang baru saja memasuki rumahnya diam mematung, miris sekali hidupnya tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya. Se tak berguna itu kah hidupnya sampai-sampai kedua orang tuanya tidak mau menerimanya. Ya Rora mendengar perdebatan kedua orang tuanya tadi.

"Kalian berdua tidak usah memikirkan tentang aku, aku bisa tinggal di desa dengan bi ijah, bisa juga tinggal di rumah om Mingyu, jadi kalian tidak perlu khawatir aku akan ikut dengan siapa. Aku juga sadar bahwa di keluarga ini aku hanya bayangan yang tak pernah dianggap oleh kalian" Ucap Rora

Rose yang mendengar itu pun menyela omongan Rora dan menghampiri Rora "sayang, bukan begitu maksud mamah dan papah, kalo gitu kamu ikut mamah ya, kita tinggal di apartemen mamah " Ucapa rose sambil mengelus rambut Rora namun ditepis oleh Rora.

Rora tersenyum miring, "bukan gitu maksud mamah, tapi memang itu maksud dari mamah dan papah, kalian tidak pernah menginginkan aku ada didunia. Jika kalian tidak mau aku ada disini kenapa kalian lahirkan aku, apakah kalian tau keadaan aku ? Apa kalian tau aku menderita atau tidak? Kalian pasti tidak tau kan?! " Emosi Rora dia sudah tidak tahan hidup seperti ini.

"Rora dengerin papah.. " Ucap eunwoo namun disela oleh Rora.

"Dengerin papah, hahahah apa pernah papah dengerin aku. Dengerin cerita aku, dengerin tangisan aku meminta ampun disaat papah mukul aku habis-habisan. Apa papah pernah, tidak pah, sama sekali tidak. Yang papah tau hanya keegoisan papah, papah yang selalu menentang anaknya untuk melakukan ini itu. Semua hanya tentang keinginan papah!, aku capek pah dibenci oleh kak Haram. Apa papah dan mamah tau jika kak Haram membenci aku hanya karena kalian! " Tangis Rora pecah.

Rose dan eunwoo tidak tau bahwa anaknya selama ini merasakan tekanan yang luar biasa akibat ulah darinya. Mereka kaget bahwa Haram sangat membenci Rora. Dimana mereka berada disaat anaknya mengalami hal seperti ini.

"Kenapa Haram membenci kamu" Tanya eunwoo.
Rora memandang eunwoo penuh

"Bukankah alasannya karena kalian, karena kalian mengekangnya, dia menyalahkan aku karena aku lahir di dunia" Rora makin menjadi menangis terus menerus.

Namun tiba-tiba pandangan Rora mulai mengabur, pening dikepalanya terasa berat sekali,
Dalam hati berkata' tolong jangan sekarang, ini bukan waktunya' namun dia sudah tidak tahan dan tiba-tiba bruk tubuh mungil Rora terjatuh. Eunwoo dan rose panik dan membawa Rora ke rumah sakit.

"Aku akan membawa Rora, tinggal bersama aku mas. Haram akan ikut denganmu" Ucap Rose

"Tidak Rose, Rora aku yang akan merawatnya, biarkan dia tinggal dirumah dan ikut denganku" Ucap eunwoo

"Tidak bisa dia akan ikut denganku mas, "

Jaemin yang mendengar perdebatan Rose dan eunwoo menjadi muak, kenapa mereka memikirkan itu disaat Rora belum diketahui apakah baik-baik saja. Ya jaemin tau Rora dirumah sakit karena bi ijah yang memberitahu dirinya

"Om tante, bisakah kalian diam. Ini bukan saat untuk bertengkar" Lerai jaemin

Haram yang melihat itu menjadi muak, selalu Rora kenapa harus Rora, rasa benci itu kian besar .

"Rora gue harap loe mati sekarang" Ucap Haram

Pintu ruangan telah terbuka dokter keluar.

"Gimana dok keadaan anak saya! " Tanya eunwoo
Dokter itu tersenyum

"Rora hanya kecapean aja, kayanya hari ini dia penuh dengan tekanan, biarkan dia istirahat, dan tolong jangan buat dia tertekan. Kalo begitu saya permisi silakan menjenguknya, " Pamit dokter Baekhyun

Mereka semua masuk ke ruangan Rora

"Rora maafin mamah sayang, cepat sembuh ya mamah gak mau kamu sakit, setelah kamu sembuh kamu ikut mamah ya sayang" Ucap Rose mengecup kepala Rora penuh sayang.

"Rora maafin papah sayang papah mohon jangan capek-capek ya" Ucap eunwoo.

Jaemin menghampiri Rora"ah payah loe ra, katanya loe gak akan sakit, tapi apa loe malah sakit gini, noh 2 temen loe marahin gue karena gue gak becus jagain loe. Mulai sekarang loe harus banyak istirahat, jangan pikirin orang yang gak pernah peduli sama loe ya, " Ucap jaemin.
Saat jaemin menggengam tangannya Rora bangun dan tersenyum.

"Kak kebiasaan deh selalu nangis, gue gak papa dokter udah bilang kan tadi kalo gue cuma kecapean ajah, bilang sama ahyeon dan Chiquita gak perlu khawatirin gue" Ucap Rora tersenyum. Membalas genggaman tangan jaemin.

"Rora, besok Rora ikut mamah ya" Ucap Rose.

Rora tersenyum apakah harus sakit dulu baru orang tuanya akan menerimanya.

"Baik mah, tapi papah gimana? " Ucap Rora takut jika papahnya akan marah dengan keputusan Rora yang ikut dengan Rose.

Eunwoo tersenyum " Kamu tenang ajah, papah izinin kok.. Entar papah akan sering' nengokin kamu. Maafin papah sayang karena gak mau mengerti perasaan kamu" Ucap eunwoo memeluk Rora beginikah rasanya dipeluk oleh seorang ayah. Dia senang dan sedih dia senang karena setelah mengungkapkan rasa sakit yang dialaminya membuat orang tuanya menyanyanginya, namun apakah Haram akan Terima jika kedua orang tuanya menyanyanginya seperti dirinya. Entahlah untuk saat ini dia sangat bahagia.

Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang