kambuh

272 17 2
                                    

Hari ini kelas Rora sedang olahraga, kini ahyeon Chiquita dan Rora sedang berdiri ditengah lapangan.

"Baiklah anak-anak, kita mulai pemanasan dulu ya, lari 3 kali memutari lapangan, dimulai dari sekarang. Ayok lari semua" Perintah pak D.O

Semua murid berlari mengelilingi lapangan, kini seorang gadis cantik sedang menggerutu.

"Ihh males deh kalo kaya gini" Keluh Chiquita kepada kedua temannya.

Ahyeon yang melihat itu tidak heran, ya Chiquita selalu mengeluh jika disuruh pemanasan.

"Udah deh chiq,tinggal lari aja. Gak usah ngeluh" Balas Ahyeon.

"Loe berdua capek gak? " Ucap Rora membuat kedua temannya memandang Rora sambil berlari.

"Loe gak papa Ra? " Tanya Ahyeon yang melihat wajah pucat Rora. Tidak biasanya Rora pucat kaya gini.

"Gue gak papa kok" Balas Rora sambil tersenyum namun dadanya merasa sesak, dalam hati dia berbicara. (Jangan sekarang kambuhnya! Ya Tuhan sakit banget)

"Loe serius Ra, lo pucat banget sumpah" Ucap Chiquita khawatir.

"Gue gak papa Chiquita, udah ayok lanjut larinya" Ucap Rora pergi meninggalkan sahabatnya.

Namun tangan Rora ditahan oleh Ahyeon.

"Lebih baik loe berhenti lari ajah, gue takut loe terjadi apa-apa. " Suruh Ahyeon ke Rora

Rora tersenyum " Gue gak papa Yeon. "
Sambil melanjutkan larinya mengelilingi lapangan.

Namun pandangan Rora mulai kabur. Dadanya nyeri, nafasnya sesak sekali.

Dan tanpa aba-aba. Bruk...!!!

Ahyeon dan Chiquita kaget melihat itu. Rora pingsan mereka berdua menghampiri Rora.

"Rora" Teriak Chiquita

Semua murid dan pak D.O melihat ke sumber suara teriakan itu. Mereka kaget melihat Rora pingsan dan langsung menghampiri mereka.

"Jangan dilihat,Hyunjin cepat angkat Rora ke UKS" Pak D.O menyuruh hyunjin teman Rora untuk membawa Rora ke UKS.

"Baik Pak" Hyunjin membawa Rora ke UKS.

Dikelas Jaemin, Asa berlarian menghampiri Haram.
Dengan nafas tergesa-gesa, Asa didepan Haram membuat Haram, Pharita dan Ruka heran.

"Ram, adek loe Rora dia pingsan dan dibawa diUks" Ucap Asa

Membuat Haram dan teman-temannya kaget. Namun ada yang lebih kaget lagi, Jaemin dan Jeno. Mereka berdua langsung ke UKS untuk melihat keadaan Rora.

"Apa? " Haram kaget dan langsung pergi namun disaat Haram mau pergi. Ruka menahannya.

"Bukannya loe benci ya sama Rora, kenapa loe sekarang loe khawatir banget" Ucap Ruka. Ruka sangat membenci Rora, mereka Ruka adalah Sepupu Haram dan Rora. Namun kebencian Ruka terhadap Rora hadir disaat Haram lebih memilih Rora dibanding dirinya. Namun kini dia berhasil membuat Haram membenci Rora. Tapi kenapa sekarang Haram peduli lagi dengan Rora.

Asa yang melihat itu langsung melepaskan tangan Ruka.
"Jangan halangin Haram untuk menemui Rora" Ucap Asa.

"Ram loe sekarang lihatl keadaan Rora deh" Suruh Asa dan Haram langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Loe apa-apaan sih Sa! " Jengkel Ruka.

Tapi Asa tidak peduli dengan Ruka dia tau Ruka benci dengan Rora. Dan dia juga tau sebab Haram membenci Rora semua karena Ruka yang selalu iri dengan Rora.

"Sial, Asa bener-bener nyebelin" Gerutu Ruka

"Sampai kapan loe mau misahin mereka Ka, loe gak seharusnya kaya gini. Mereka tuh kaka adek, yang seharusnya selalu bersama tapi karena ulah loe mereka saling benci" Ucap Pharita menasehati Ruka.

Ruka yang dinasehati pun tak Terima.

"Sampai Haram ngelupain Rora, dan Rora pergi dari kehidupan Haram. Loe gak perlu ikut campur" Ucap Ruka.

"Tapi mereka gak akan bisa berpisah Ka, mereka tuh saudara. Gak ada yang bisa menggantikan Rora dihati Haram" Ucap Pharita dia sekarang lelah dengan semua keegoisan Ruka yang selalu iri dengan kedekatan Rora dan Haram.

"Gue, gue bisa mengambil posisi Rora di dalam hati Haram. Hanya gue yang bisa jadi saudara Haram. Ingat Ta! Haram teman gue dan adek kesayangan gue, gak akan ada yang bisa ngambil Haram dari hidup gue" Ucap Ruka pergi meninggalkan Pharita.

Kini Jaemin dan Jeno berada dalam UKS melihat keadaan Rora. Dokter itu keluar dan menemui Ahyeon dan Chiquita.

"Gimana dok keadaan teman saya" Tanya Chiquita ke dokter Seulgi selaku dokter yang ditugaskan disekolahnya.

"Rora, mempunyai penyakit jantung sepertinya dia berada ditahap stadium 4 ,secepatnya harus mencari donor jantung untuk kehidupan Rora. Jika tidak dia akan meninggal.  Bicarakan ini ke orang tuanya Rora, jika mereka tidak percaya coba bawa pergi ke rumah sakit untuk memastikannya. " Ucap dokter Seulgi membuat Chiquita dan Ahyeon kaget Kanker jantung.

Jeno dan Jaemin pun syok mendengarnya. Haram yang baru datang dan langsung mendengar perkataan dokter Seulgi pun kaget.

"Operasi jantung, jika tidak Rora akan meninggal. Itu semua bohong kan dok" Tanya haram.

Dokter Seulgi tersenyum getir" Kalo kamu gak percaya, coba bawa Rora kerumah sakit dan periksa keadaannya apakah saya berbohong atau tidak. Kalo gitu saya permisi" Ucpa dokter Seulgi dan pergi meninggalkan mereka

Mereka berlima melihat keadaan Rora yang masih berbaring di kasur UKS. Kenapa bisa begini, kenapa Rora tidak memberitahu jika dia punya penyakit sebesar ini, kenapa bisa separah ini.

"Kenapa loe gak bilang Ra" Ucap Haram

"Ra, ini alasan loe jika ditanya selalu baik-baik ajah. Kenapa gue gak tau sih ra? Padahal loe pernah ngeluh sakit, tapi gue gak tau jika sakitnya separah ini" Ucap Jaemin memegang tangan Rora.

"Gak loe ajah Jae yang dibohongin Rora. Gue sama Ahyeon ajah gak tau jika Rora sakit karena sakitnya parah" Ucap Chiquita yang mengeluarkan air mata. Namun lansung dipeluk oleh Ahyeon.

"Gue udah nelfon orang tua loe Ram, bentar lagi mereka kesini untuk bawa Rora ke rumah sakit" Ucap Jeno, tadi Jeno disuruh Haram untuk nelfon mamah rose. Dan untuk papah tadi Haram sudah menelfonnya.

"Gue yakin ra, Mamah dan papah pasti sakit banget ngeliat loe kaya gini. " Ucap Haram mengelus Kepala Rora yang yang belum siuman.

Dalam hati Jeno berkata (gue bakal jagain loe, dan nemuin donor jantung buat loe. Gue bakal tetap cinta sama loe meski loe gak bisa cinta sama gue. Gue yakin loe anak baik dan Tuhan akan beri kesembuhan buat loe)

Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang