Kini Haram dan Rora berada dalam rumah Eunwoo papahnya. Rora diajak kerumah oleh Haram, karena dia Ingin lebih dekat dengan adiknya.
Suasana rumah yang sama seperti dulu tenang tanpa ada suara.Langkah suara kaki turun dari tangga. Menatap tajam ke arah gadis yang disamping Haram, wanita tua itu tidak suka dengan kehadirannya.
"Kenapa kamu datang kesini lagi. Rora Roseanne kau tak pantas menginjakkan kaki disini seperti ibumu. " Suara Tiffany menggema diudara membuat hati Rora sakit mendengarnya. Dalam pikirannya bertanya salah apa yang dia perbuat sehingga Grandma membenci dirinya.
Haram yang mendengar itu pun langsung membalas ucapan neneknya. " Grandma. Kenapa bilang seperti itu. Rora kan anak papah juga, jadi dia layak datang kemari"
"Apa yang dikatakan gadis sialan itu, sampai-sampai kamu membelanya Haram. Grandma tidak menyangka bahwa kamu, sekarang sudah berani menjawab pertanyaan grandma. Yang jelas-jelas bukan buat kamu" Marah Grandma kepada Haram. Kenapa jadi seperti, semua rencananya gagal total, dia berhasil memisahkan Eunwoo dari Rose namun kenapa Rora dan Haram malah jadi sangat akrab.
"Grandma, maaf kalo kedatangan aku buat grandma marah. Kalo gitu aku pergi, kak aku pulang ya. Kita bisa main bareng kapan-kapan. Masih banyak waktu buat kita bersama" Ucap Rora dan langsung pergi meninggalkan Tiffany dan Haram. Namun tangan ditahan oleh Haram.
"Kalo kamu pergi kakak juga akan ikut, ayok kita pergi bersama" Ucap Haram dan menggandeng Rora pergi meninggalkan Tiffany yang kesal.
"Haram, mau kemana kamu. Haram" Panggil Tiffany namun tidak didengar oleh Haram. Membuat Tiffany marah besar dan langsung menelfon Eunwoo.
Namun panggilan itu ditolak Eunwoo, dan membuat Tiffany geram. Dan langsung mengirim pesan ke Eunwoo.
'Eunwoo mamah mohon tolong ajari sopan santun kepada anakmu'
Setelah mengirim pesan tersebut Tiffany pergi kekamarnya dan berkata " Rose aku akan membuat hidupmu menderita. Dengan cara membuat anak-anak bertengkar. Jadi sekarang biarkan mereka merasakan kebahagiaan sebentar, dan hari berikutnya mereka akan saling membenci" Monolog Tiffany. Entah apa maksud Tiffany sepertinya dalam dirinya sangat membenci Rose.
Disini Rora dan Haram. Ditaman kota, Haram merasa tak enak niatnya mengajak Rora untuk kembali ke mansion malah tidak jadi karena mendengar ucapan grandmanya.
"Ra, maafin Grandma ya" Ucap Haram
"Iya kak... Lagian udah biasa aku digituin sama grandma" Ucap Rora.Haram jadi merasa bersalah, kenapa dia baru tau adiknya lebih menderita dari dirinya.
"Ra, gue pengen cerita sama loe" Ucap Haram memulai percakapan yang tadinya hening.
Rora menatap Haram penuh ini pertama kalinya kakaknya ingin bercerita kepadanya
"Cerita apa kak? Aku siap dengarin" Antusias Rora.
Haram bahagia ternyata adiknya sangat antusias sekali mendengarkan ceritanya.
"Kamu kenal Jaemin udah lama ya?, sifat Jaemin kaya apa ra" Tanya Haram.
Membuat Rora terdiam sejenak. Kenapa harus Jaemin yang diceritakan kakaknya. Dia sekarang sedang cemburu."Aku kenal kak Jaemin, dari kelas 10 kak. Dia orang pertama yang nyelametin aku dari aksi bunuh diri kak. Kak Jaemin orangnya asik, dua baik, pengertian dan sangat peduli" Jelas Rora menceritakan tentang Jaemin.
Haram kaget Rora pernah hampir bunuh diri.
"Kamu hampir pernah bunuh diri, maafin kakak ya ra yang udah buat hidup kamu menderita sampa-sampai mau bunuh diri ajah kak Haram gak tau" Ucap sedih haram. Kenapa dia begitu jahat"Gak kok kak, semua udah berlalu. Bukankah kita udah janji untuk memulainya dari awal" Ucap Rora tersenyum.
"Oh ya kenapa kak Haram nanyain tentang Kak Jaemin. " Penasaran Rora.
Haram tersenyum malu" Kayanya Kakak suka deh sama Jaemin dek"
Deh hati Rora rasanya sakit mendengar ungkapan dari kakaknya. Dalam pikirannya kenapa seperti ini, disaat dia berbaikkan dengan kakaknya, kenapa Tuhan berikan masalah lagi, tentang hatinya kenapa bisa kak Haram mencintai Jaemin. Apakah Rora harus berkorban lagi, membiarkan pria yang dia cintai bersama kakaknya. Sesulit inikah hidupnya?.
"Ra, kamu mau gak bantuin aku dekat sama Jaemin. Kamu kan tau segalanya tentang Jaemin" Ucap Haram membuat Rora bingung menjawabnya.
Dengan hati yang sangat berat, dia mengiyakan permintaan kakaknya " Iya kak, akunm usahin ya"
Kenapa begini Tuhan, dia juga mencintai Jaemin tapi kenapa kau berikan rasa cinta kepada Haram untuk Jaemin. Apakah dirinya harus mengalah lagi saat ini?. Dia benar-benar bingung? Mempertahankan hubungannya dengan Haram namun harus merelakan Orang dia cintai atau mempertahankan orang yang dia cintai namun harus kehilangan hubungan baiknya dengan Haram.
Dia benar-benar bingung sekarang! Tuhan bisakah Rora memilih?.
"Jika memang ini yang harus aku relakan, aku ikhlas Tuhan. Tapi aku mohon jangan bawa aku dulu sebelum aku melihat mereka benar-benar bahagia" Batin Rora berkata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Life
Short StoryBukankah melelahkan menjalani kehidupan yang tak diinginkan itu hal yang membuat aku muak. Bukan aku yang ingin dilahirkan, Aku hanya takdir yang Tuhan berikan untuk melengkapi kekurangan dari kalian. Tapi hadirku hanya membuat luka. Akankah kehidup...