saling membuat rencana

151 16 3
                                    

Diruangan luas ini Eunwoo berada, dia berdiri menghadap seorang wanita tua yang kini duduk dalam kursi kebanggaan keluarga, Tiffany Hamilton wanita berusia 50 tahun sedang menatap anaknya Eunwoo Hamilton Alexander menatap dengan tatapan kecewa,melihat putra semata wayangnya harus kelelahan mencari kesembuhan anaknya.

"Mamah manggil aku untuk apa?" Tanya Eunwoo membuat Tiffany tersenyum

"Lihat nak, kamu tampak mamah khawatir dengan keadaan kamu. Apa kamu dicapek? Biarkan Rosè yang mencari donor jantung untuk anaknya" Balas Tiffany

Kini Eunwoo melihat ke arah mamahnya apa yang dimaksud dengan mamahnya.
"Maksud mamah apa? Aku gak akan biarin Rosè mencari donor itu sendirian. Rora anak aku mah, emang ini tugas aku untuk menjaga Rora" Kata Eunwoo

Lagi dan lagi Tiffany tersenyum

"Biarkan saja Rora mati Eunwoo, lagipula kamu masih punya Haram. Mamah lihat kamu mulai mengabaikan Haram, kamu tau apa yang Haram lakukan padaku saat dirinya mulai dekat dengan Rora. " Ucap Tiffany membuat Eunwoo menggeleng

"Haram kini sudah menjadi anak yang tak tahu diri seperti Rora. Bahkan dia sering bolos pelajaran demi ikut audisi musik, apa kamu tau itu Eunwoo? " Timpal Tiffany

"Tentu kamu tidak tau itu? Apa kata orang disana cucu seorang Pembisnis Hamilton Alexander dia mengikuti audisi menyanyi! Bukankah seharusnya Haram menjadi penerus perusahaan keluarga kita? " Lanjut Tiffany.

"Haram gak akan lakuin itu mah, dia gak pernah bohong sama aku dan dia selalu nurut apa kata aku" Bela Eunwoo untuk anaknya.

"Hahaha, apa kamu percaya sepenuhnya? Mamah harap kamu tidak kecewa setelah melihat ini" Ucap Tiffany sambil melihatkan foto dalam Handphonenya ke Eunwoo.

Kini Eunwoo marah kenapa dia bisa kecolongan seperti ini, kenapa Haram anak kesayangannya membohongi dirinya.

"See... Mamah gak pernah bohong Eunwoo. Jauhkan Haram dari Rora biarkan Rora mati, dia sama seperti Rosè lihat sifat keras kepalanya pun sama. Jangan sampai Haram seperti mereka" Ucap Tiffany

"Buat Rora mati Eunwoo, anak itu gak berguna sama sekali dalam keluarga kita" Kata Tiffany penuh penekanan.

Perasaan Eunwoo kini campur aduk, dia tidak bisa berfikir Rora adalah anaknya darah dagingnya mana bisa dia tega membiarkan Rora mati, meski dulu dia sering menyakiti hatinya.

"Mahhh... "

"Punya hak apa kamu untuk membunuh anak saya" Ucapan Eunwoo terpotong dengan suara seorang wanita dari arah belakang. Dia ada Rosè niatnya dia datang kesini untuk ketemu dengan Eunwoo membahas Donor jantung untuk Rora namun dia mendengar mantan mertuanya menyuruh Eunwoo untuk membunuh anak kandungnya sendiri.

"Wow, kamu sudah mendengar semuanya? " Kata Tiffany tersenyum miring melihat keberanian Rosè

"Saya peringatkan kepada Anda jangan sentuh anak saya, saya tidak akan membiarkan anak saya disentuh sedikit pun oleh tangan manusia seperti anda" Balas Rosè dengan tegas dan melihat kearah Eunwoo

"Dan kamu mas, lebih baik kamu fokus ke Haram biar Rora jadi urusanku. Untuk nyonya besar Tiffany Hamilton saya akan pergi jauh dari sini membawa Rora anak saya jadi anda tidak perlu repot-repot untuk membunuh anak saya. Ingat nyonya besar Tiffany Hamilton Rora Roseanne dia adalah cucu anda meskipun dia sering disakiti oleh anda tapi dia sangat menyanyangi anda ingat baik-baik saya tidak akan menganggu keluarga anda. Terimakasih karena sudah pernah menerima saya dibagian keluarga anda" Ucap Rosè pergi meninggalkan Tiffany dan Eunwoo

"Bagus pergi yang jauh, bawa anak sialan itu dari sini. Sampai kapan dia bukan cucu dari keluarga Hamilton Alexander" Teriak Tiffany namun tak didengar oleh Rosè.

Eunwoo kini menyusul Rosè meninggalkan Tiffany yang sedang kesal dengan mantan menantunya itu.

"Rosè.. " Ucap Eunwoo menahan tangan Rosè untuk berhenti

"Apa? Urusan kita udah selesai mas, aku akan pergi bawa Rora. " Ucap Rosè

"Kamu mau bawa Rora kemana? Biarin Rora disini, aku akan menjaganya" Balas Eunwoo.

Membuat Rosè tersenyum miring
"Menjaganya, kamu bilang menjaganya? Tidak mas aku tidak bisa percaya sama kamu. Aku akan tetap bawa Rora pergi dari sini jauh dari keluarga kamu. Aku gak mau Rora mati ditangan papahnya" Ucap Rosè pergi meninggalkan Eunwoo. Kini Eunwoo hanya bisa menatap kepergian Rosè apa yang telah terjadi? Tuhan kenapa keluargaku hancur seperti ini.

"Ayok kak kita pergi dari sini" Ucap Rosè sambil menutup pintu mobil
"Kita mau kerumah atau kerumah sakit? " Tanya Jennie kakak sepupu Rosè.

"Kerumah Mina kak, aku ingin kesana" Balas Rosè
Membuat Jennie paham dia tau hubungan Mina dan Rosè dulu sangat dekat namun karena Mina menikah dengan Mingyu dan Rosè menikah dengan Eunwoo yang tanpa mereka ketahui keluarga Eunwoo dan Mingyu adalah musuh, membuat Rosè dan Mina menjadi Renggang

"Oke" Balas Jennie sambil menyalakan mesin mobilnya menuju rumah Mina.

Di rumah sakit

"Ra, kata kak Hyun suk lawan kita adalah monster" Ucap Ahyeon membuat Rora bingung dengan makna kata monster.

"Monster! Maksdunya? " Tanya Rora bingung

"Om Sehun adalah manusia tersadis di negara ini Ra, info yang didapat dari kak Asa dan Kak Hyun suk Sehun orang kepercayaan keluarga Alexander sejak jaman Grandpa ada, dia dari kecil sudah dipercaya untuk keamanan perusahaan keluarga loe" Kata Ahyeon

"Dan yang lebih parahnya Ra, dari info yang didapat dia psychopath. Dia gak akan segan membunuh orang yang menjadi penghalang dalam hidupnya. " Lanjut Ahyeon kini Rora takut sendiri dan berfikir apakah tidak berbahaya untuk melanjutkan misinya. Dia tidak mau teman-temannya jadi korban

"Loe tau gak Ra, ternyata penyebab kematian anaknya Bi Ijah adalah Om Sehun" Kata Chiquita membuat Rora membulatkan mata tak percaya

"Apa kok bisa? Tapi kata ibu Kak Chaewon meninggal karena sakit parah, " Ucap Rora tak percaya Rora

"Semua itu karena bi ijah disuruh tutup mulut sama Om Sehun dan Grandpa" Balas Ahyeon

"Maksudnya kok bisa sih, emang kak Chaewon punya salah apa? Sampai dibunuh sama om Sehun dan almarhum Grandpa" Tanya Rora lagi

Kini Ahyeon dan Chiquita menatap satu sama lain dan menghela nafas

"Karena Kak Chaewon melihat sisi gelap perusahaan keluarga loe Ra" Balas Chiquita

"Sisi gelap perusahaan, apa itu kalian tau gak sisi gelap perusahaan Alexander" Tanya Rora lagi dia ingi tau Sedetailnya

"Kalo itu gue gak tau Ra, soalnya kasus itu belum dipecahkan kak Asa dan Kak Hyun suk cuma dapat info tentang Sisi gelap perusahaan bokap loe tanpa tau apa itu sisi gelapnya? " Balas Ahyeon.

"Kayanya kita berhenti disini ajah deh guys, " Ucap Rora membuat Chiquita dan Ahyeon menatap tak percaya apa dibicarakan Rora

"Kok gitu sih Ra, emangnya kenapa harus berhenti? Kiata udah melangkah jauh loh ini, gue yakin kita berhasil mecahin misi ini" Kata Chiquita sewot. Bukannya apa tapi mereka sudah sejauh ini untuk menjalankan misi

"Gue takut ngelibatin kalian semua, om Sehun itu bukan orang sembarangan. Gue cuma takut loe semua jadi korbannya om Sehun ini terlalu beresiko Chiq" Kata Rora memang betul ini terlalu beresiko.
Apalagi melibatkan teman-temannya. Tidak dia tidak mau kehilangan teman-temannya.

"Bener kata Rora Chiq, ini terlalu beresiko apalagi om Sehun psychopath" Balas Ahyeon

"Gue tau siapa yang bisa bantu kita" Ucap Chiquita
Membuat Rora dan Ahyeon saling pandang

"Siapa? " Tanya mereka bersamaan

"Om Mingyu dan Kak Jaemin" Kata Chiquita

Ahyeon dan Rora baru menyadari kenapa mereka tidak kepikiran tentang Om Mingyu dan Kak Jaemin

"Gimana? Mau lanjut atau berhenti? " Tanya Ahyeon

Mereka bertiga saling menatap dan tersenyum
"Lanjut," Ucap mereka bersamaan

"Ingat guys kita akan selalu bersama" Ucap Rora mereka bertiga menyatukan tangan mereka dan saling menguatkan satu sama lain.

Mereka percaya mereka bisa menyelesaikan misi tanpa ada yang terluka sama sekali.

Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang