Pagi ini Tiffany berada dirumah Jisoo. Menikmati keindahan rumah mewah keponakannya itu, disinilah Tiffany merasakan ketenangan tanpa ganguan siapapun.
"Tante," Panggil Jisoo yang menuruni tangga rumahnya. Tiffany yang merasa dipanggil pun menengok kebelakang dan tersenyum melihat kearah Jisoo
"Iya" Jawab Tiffany
"Are you ok Tan? " Tanya Jisoo melihat keadaan wajah tantenya.
"Gak terlalu baik " Keluh Tiffany kini Jisoo menatap wajah tua Tiffany .
"Bisa gak Tante berhenti membuat Ruka menjadi jahat? Jangan mempengaruhi Ruka untuk membenci Rora" Tanya Jisoo membuat Tiffany membulatkan mata
"Tante gak pernah menyuruh Ruka untuk membenci Rora, kamu tau Jisoo anakmu lah yang meminta kerja sama dengan tante untuk menyingkirkan Rora" Jelas Tiffany.
"Gak mungkin Ruka seperti itu! Ini semua salah tante, jika saja tante tidak mengiyakan permintaannya, Ruka gak akan jadi seperti itu" Kata Jisoo
"Tante aku mohon! Jangan menyeret Ruka untuk ikut dalam urusan keluarga tante" Lanjut Jisoo
"Kamu memerintah saya, dengar Jisoo jika bukan karena saya suami kamu bahkan ayah dan ibumu tidak akan bisa hidup mewah seperti sekarang. Ingat kamu dan keluargamu hutang budi dengan saya" Jelas Tiffany dan pergi meninggalkan Jisoo
Didalam mobil mewahnya Tiffany terus menerus mengomel.
"Kenapa jadi rumit gini? Sial, hidupku tak pernah merasa damai" Keluh Tiffany
Dia memang dahinya Kepalanya terasa berat, memikirkan keluarganya, dia berfikir jika saja suaminya masih hidup dia tidak akan merasakan tekanan yang luar biasa. Handphonenya berdering Tiffany melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya.
"Sial, apalagi ini? Terornya terus berlanjut! Dasar orang sampah" Kata Tiffany melihat pesan dari seseorang dan melempar Handphone ke kursi samping, dan fokus mengendarai mobilnya.
"Sampai kapan ini berakhir!" Lanjut Tiffany.
Rora dan Jaemin sedang berada dalam taman rumah sakit. Jaemin melihat sosok Rora yang rapuh tak berdaya, dalam pikirannya apa yang harus dilakukan agar Rora bisa sembuh.
Jaemin meraih tangan Rora dan menggenggam penuh hangat.
"Jangan nglamun! Percayalah kamu bisa sembuh" Kata Jaemin. Rora melihat kearah Jaemin, Kata-kata Jaemin tidak bisa membuat Rora tenang dirinya malah makin resah.
"Aku mau percaya itu kak, tapi itu terlalu sulit buat aku percaya sepenuhnya" Balas Rora dan menghela nafas.
"Kak, jika suatu saat nanti aku pergi tolong jangan tangisin aku ya. Jangan terlalu hanyut dalam kesedihan,aku juga minta sama Kak Jaemin tolong jaga Kak Haram ya bikin kak Haram bahagia" Lanjut Rora.
"Ra, kamu ngomong apa sih? Aku percaya kamu bisa sembuh. Kita akan bahagia bersama. " Kata Jaemin menyemangati Rora.
"Waktu aku didunia ini sebentar lagi kak, oh ya aku mau jujur sama kak Jaemin tolong bantu Ahyeon buat nyingkirin Om Sehun" Ucap Rora
Jaemin bingung dengan kata-kata Rora yang harus membantu Ahyeon.
"Kenapa aku harus bantu Ahyeon? " Tanya Jaemin
"Aku, Ahyeon dan Chiquita membuat misi membongkar kejahatan Om Sehun, dan menguak kisah kematian kak Chaewon. Aku mohon sama Kak Jaemin bantu Ahyeon ya! Karena Chiquita udah gak bisa bantu lagi. Dan Ayah Mingyu juga sama, hanya Ahyeon yang masih mau bantu aku" Jelas Rora.
"Kenapa gak bilang kalo kamu punya misi? Ayah apa hubungannya sama ayah Ra? " Tanya Jaemin kaget dan bingung.
"Maaf karena gak bilang kak! Karena Ayah Mingyu tau semuanya kak, Ayah tau semuanya tapi dia hanya diam" Jelas Rora lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Life
Historia CortaBukankah melelahkan menjalani kehidupan yang tak diinginkan itu hal yang membuat aku muak. Bukan aku yang ingin dilahirkan, Aku hanya takdir yang Tuhan berikan untuk melengkapi kekurangan dari kalian. Tapi hadirku hanya membuat luka. Akankah kehidup...