Ketakutan

309 18 4
                                    

Hari ini suasana rumah mewah Eunwoo , hanya ada suara tangis mengisi ruangan itu kepergian Eunwoo Alexander membuat semua orang merasakan kesedihan yang dalam. Meski Eunwoo orang yang tegas dan kejam namun dibalik itu dia orang yang selalu menolong orang tanpa ada yang tau.

Haram kini menangis terus menerus dialah yang paling terpukul, bukan hanya Haram Rosè dan Rora pun sama terpukulnya setelah kehilangan Eunwoo.

"Pah, jadi ini alasan papah ngasih hadiah buat Rora dan kak Haram. Ini hadiah terakhir yang papah berikan untuk kita, kalo aku tau ini hadiah terakhir mungkin aku gak akan ngambil hadiah ini pah. " Kata Rora mengusap batu nisan papahnya.

"Kenapa papah kasih jantung papah buat Rora? Harusnya papah masih disini sama kita, kalo ajah papah nggak nyelamatin grandma dan aku mungkin papah masih hidup. Maafin Rora pah, kalo Rora belum bisa jadi anak kebanggaan papah. Aku harap suatu hari nanti kita bisa bersama lagi meski itu hak mustahil. Semoga papah tenang ya disana, papah nggak perlu khawatir aku akan jaga mamah dan Kak Haram. " Jelas Rora dan sesekali airmata yang dia tahan agar tidak jatuh akhirnya jatuh. Meski dia tidak punya kenangan bahagia bersama papahnya, tapi dia sangat sayang ke papahnya.

Jaemin yang melihat Rora nangis pun langsung memeluknya, menenangkan Rora agar ikhlas menerima takdir Tuhan yang telah direncanakan.

"Pulang yuk, udah mau sore. Kasian tante Rosè sama Haram nunggu kamu belum pulang. Mereka pasti khawatir karena kamu belum pulang" Kata Jaemin menyuruh Rora untuk ikut pulang ke rumah.

Sebenarnya Rora belum ingin pulang tapi waktu menyuruhnya untuk segera pulang.

"Rora pamit pah, besok dan seterusnya Rora akan sering mengunjungi papah. Sampai jumpa pah" Pamit Rora ke Eunwoo.

Jaemin menggenggam tangan Rora erat, dia tidak mau kehilangan Rora. Rora yang melihat Jaemin mengeratkan tangannya langsung menatao Jaemin penuh.

"Kak.. " Panggil Rora
Jaemin menoleh melihat kearah Rora.

"Aku takut kehilangan kamu, Ra kamu janjikan gak akan ninggalin aku sendirian." Tanya Jaemin membuat Rora tersenyum manis.

"Aku janji kak. Aku gak akan ninggalin kak Jaemin, karena aku sayang banget sama kak Jaemin I Love you karena udah selalu ada buat aku" Kata Rora.

Jaemin mengelus kepala Rora dengan lembut,

"I Love you too, makasih karena udah buat hari aku berwarna" Balas Jaemin dan memeluk Rora erat

Pranggggg..... Suara pecahan didalam kamar Haram membuat semua orang khawatir. Termasuk Rosè dia berusaha mengetuk pintu putri pertamanya itu.

"Sayang ada apa? Haram mamah mohon keluar dari kamar" Teriak Rosè berusaha memanggil Haram dia takut terjadi sesuatu dengan anaknya.

"Aaaaaaaaaa, kenapa harus gini!? Papah harusnya gak pergi ninggalin Haram" Teriakan Haram membuat Rosè semakin panik.

"Seulgi tolong panggil pak Jaja suruh dobrak pintu kamarnya Haram, saya takut anak saya kenapa-kenapa? " Suruh Rosè ke seulgi.

"Haram jangan bikin mamah khawatir sayang, tolong keluar" Tangis Rosè pecah.

"Aaaaaaaaaa.... Kenapa Tuhan gak pernah adil sama aku" Teriak Haram lagi.

"Haram mamah mohon jangan kaya gini, buka pintunya sayang" Kata Rosè berusaha memanggil Haram.

"Nyonya tenang ya, pak Jaja sedang mencari kunci cadangannya" Seulgi menenangkan Rosè.

"Aku tidak bisa tenang, gimana kalo Haram melukai dirinya, saya tidak bisa melihat keadaan anak saya sedang hancur seulgi. " Tangis Rosè.

Rora dan Jaemin datang namun mereka terkejut mendengar teriakan Haram.

Next LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang