¶ yg sebenarnya ¶

4.6K 438 17
                                    

  ___________ ‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙ __________

  ___________ ‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙ __________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________________

   Xavier pun segera pergi dari lorong itu setelah memerintahkan pengawal dan maid untuk membakar tubuh Laura.

  Namun tanpa Xavier sadari sepasang mata tajam telah melihat semua kejadian yg sagis itu dengan senyum lebar.

  " Kau berubah by ~ but I like itu ~ "

              •|| disisi Xavier ||•

  Kini dia sedang berada didalam kamar mandi entah kamar siapa yg dia gunakan dari semalam namun dia tdk peduli.

  Xavier pun berendam dalam bak mandi yg luas itu dengan tubuh yg telanjang dan rambut yg basah karna dia menguyur nya dengan air dan mengunakan cairan yg berbau mawar atau disebut Shampo untuk membersihkan rambutnya dan Sabun yg berbau bunga tulib dan kebetulan dua aroma itu adalah favoritnya.

  Xavier pun meletakkan telapak tangannya untuk menutupi kedua matanya dan menghela nafas kasar.

  " Huff ~ sepertinya saya kehilangan kendali lagi.. Tapi baguslah setidaknya itu bisa memberikan mereka pelajaran jika tidak ingin seperti badut itu " Ujar Xavier sambil tersenyum senang karna disisi lain dia bisa melihat darah dan disisi lain dia bisa menuntaskan Hasrat membunuhnya.

    Setelah beberapa menit berendam dan menenangkan pikirannya akhirnya Xavier pub beranjak dari kamar mandi itu dan segera memakai handuk yg hanya menutupi anu nya dan berjalan kearah Wake in closed untuk mengambil pakaian yg baru.

   Xavier pun sekarang memakai kemeja putih lengan panjang hingga menutupi tangannya dan celana hitam yg biasanya dipakai oleh para bangsawan pria namun celanya yg Xavier memperlihatkan jelas bentuk pinggang rampingnya.

  Setelah selesai memakai pakaian Xavier pun segera mengeringkan rambutnya mengunakan handuk hingga agak kering kemudian segera merapikan nya dengan jell dan sisir.

   Setelah selesai berdandan entah keberuntungan atau kesialan pintu kamar yg dia tempati diketuk cukup kencang hingga membuatnya menyerutkan alis heran karnanya.

    Tok..

  Tok..
 
    Tok..

  " Siapa!! " Teriak Xavier dari dalam kamar dan orang yg mengetuk pintunya itu pun segera membukanya perlahan dan terlihat bahwa Felix lah yg mengetuk pintunya dengan kencang.

   " Hehe.. Maaf tuan muda " Ujar Felix sambil mrngaruk tekuk lehernya yg tdk gatal karna melihat Tuan kecilnya yg menatapnya datar.

  " Ada apa Felix kenapa terlihat buru - buru begitu " Ujar Xavier yg kini duduk diatas ranjang dengan kaki yg dinaikan kepahanya dengan posisi tumpang tindik dan menatao Felix dengan wajah datar.

'The neglected son of the duke' (Hitus Sementara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang