Gus Ku! [END]

00 - Gus Ku!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Welcome to Gus Ku's story!

Kalian Tim Mana Nih?

Tim pembaca lama

Or

Tim pembaca baru?

Jangan Lupa Spam Komen
sebanyak-banyaknya ya,,

Jangan lupa juga buat follow
akun Ig author @wp_frazabela

•
•

H A P P Y R E A D I N G

❞Jangan membenci takdir hanya karena tidak sesuai dengan keinginan kita. Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali ada kebaikan bersamanya.❞
Muhammad Zakir Hussain

***
"Abah, Ulfa mohon izinkan Ulfa untuk melanjutkan pendidikan di luar pesantren," ucap seorang gadis yang tengah duduk bersama kedua orangtuanya di ruang tamu sana. Gadis itu adalah Ulfaira Anatasya, atau biasa dipanggil Ulfa.

"Abah akan mengizinkan kamu untuk melanjutkan kuliah diluar pesantren, asalkan kamu mau menerima persyaratan dari abah," ucap abah Hasan menggantungkan ucapannya.

"Syarat apa yang harus Ulfa lakukan agar Ulfa mendapatkan izin dari abah untuk kuliah diluar?" Tanya Ulfa yang mulai penasaran.

"Syaratnya adalah,,, kamu harus mau menerima perjodohan dengan salah satu ustadz yang hendak abah jodohkan dengan kamu." Jawab abah Hasan.

"A-apa perjodohan?!" Ucap Ulfa yang terkejut ketika mendengar ucapan sang Abah.

Abah Hasan yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya pelan.

"T-tapi bagaimana mungkin Ulfa mau menerima perjodohan itu bah, jika Ulfa saja ndak kenal dan ndak cinta sama laki-laki yang hendak Abah jodohkan dengan Ulfa?" Tanya Ulfa.

"Bisa nduk, dulu umi sama abah juga bisa sedekat ini karena perjodohan dari mbah kakung mu," ucap umi yang berjalan kearah ruang tamu dengan membawa secangkir teh, "dan dulu umi sama abah juga bertemu setelah abah mengucapkan ijab qobul." Lanjutnya sambil meletakkan teh tersebut dimeja sana.

"Tapi kan itu dulu mi, kalo sekarang kan udah ndak zaman lagi sama yang namanya perjodohan,"

"Lagian Ulfa juga ndak pengen nikah muda, karena Ulfa masih pengen fokus sama cita-cita Ulfa." Tutur Ulfa.

"Nduk, meskipun kamu sudah menikah, kamu masih bisa melanjutkan kuliah, tetapi dengan syarat tidak melupakan tugas istri kepada suami," ucap umi Ana sambil menyentuh bahu putrinya dengan lembut.

"Tapi mi, Ulfa tetap ndak pengen nikah muda!." Kekehnya yang masih tetap berada didalam pendiriannya dengan nada bicara yang agak tinggi.

"Ulfa, jangan berbicara keras didepan umimu!" Bentak abah Hasan yang membuat Ulfa terdiam.

Umi Ana yang mendengar bentakan dari abah pun mulai memberi kode kepada suaminya agar diam, dan tak melanjutkan amarahnya. Setelah itu, ia mulai berbicara kepada putrinya dengan lembut.

"Apa alasan kamu ndak mau nikah muda?" Tanya umi Ana mengusap lembut kepala Ulfa yang berbalut hijab.

"Karena usia Ulfa masih delapan belas tahun, dan Ulfa juga masih pengen ngerasain bebas seperti wanita diluar sana." Jujurnya.

"Baiklah, itu sudah menjadi keputusanmu sendiri,"

"Kalau memang kamu tidak mau menerima perjodohan ini maka harapanmu untuk melanjutkan kuliah diluar pun ikut pupus!." Tegas abah Hasan yang mendengar jawaban dari putrinya.

"T-tapi bah-" ucapan Ulfa dipotong oleh abah Hasan.

"Tidak ada tapi-tapian, karena abah hanya akan memberikanmu izin untuk kuliah diluar pesantren jika sudah ada mahram yang menemanimu di sana!" Tegas abah Hasan.

Ulfa yang mendengar itu pun hanya bisa terisak-isak kecil dalam pelukan umi Ana, dan umi Ana hanya mampu menenangkan putrinya dengan mengusap-usap punggung putrinya tersebut.

•
•
BERSAMBUNG