❃07 : Mission

166 13 0
                                    

Bulgaria
»Present day...

Dev terus mengelilingi tempat itu, mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru. Hingga ia menemukan dua orang yang kabur dari persembunyiannya. Ia segera berlari mengejarnya, melompati barang dagangan yang menghalangi jalannya. Suasana pasar itu cukup ramai, ia terus berlari sekencang mungkin mengejar pria itu untuk menangkap dan mendapatkan barang yang ada pada mereka.

Sementara Meera masih mengedarkan pandangannya, dengan pisau lipat dalam genggamannya. Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya waspada, ia segera menghindar dan berbalik menyerang, mengarahkan pisau itu ke leher sang lawan. Membuat sosok itu diam tak berkutik.

Meera melihat sapu tangan di tangannya dan tali di pinggangnya. Ia memperhatikan wajahnya, mata yang tajam tetapi cukup indah. Meera menarik cadarnya, ia seorang wanita dengan rambut panjang yang dikuncir. Wanita itu dengan cekatan menangkis pisau di lehernya, membuat pisau itu jatuh ke tanah. Ia menyerang Meera dengan gesit, tapi Meera berhasil menghindar dan membalas serangannya.

Wanita itu benar-benar cekatan, Meera cukup kewalahan dibuatnya. Tapi berkat pengalamannya, ia berhasil menjatuhkan tubuh wanita itu keatas tanah dan membuatnya merintih. Meera cukup ngos-ngosan dibuatnya, ia berjongkok dan melihat gadis itu.

"Dimana barangnya?" Ucapnya yang membuat sang gadis tersenyum tipis.

"Jangan harap" Ucap gadis itu sembari mengarahkan pasir dalam genggamannya ke wajah Meera, sementara ia segera melarikan diri dari sana.

Meera menutup kedua matanya yang terasa perih dan terbatuk, ia melihat gadis itu telah hilang dari hadapannya. "Damn"

Ia menoleh kesana kemari tak menemukannya, tapi setidaknya, ia telah melihat wajahnya. "Siapa gadis itu? Umurnya sepertinya tak jauh dari berbeda dengan Dev.. Sepertinya ia juga bukan gadis biasa" Batinnya heran.

Tak lama, Dev datang berlari menghampirinya. Meera melihatnya, "Bagaimana? Apa kau menemukan mereka?" Tanya Meera, "Ya.. Tadi aku sempat mengejarnya, tapi mereka mendapatkan mobil dan segera pergi, aku tidak bisa mengejarnya" Ucap Dev yang membuat Meera mengangguk paham.

"It's okay.. Kita bisa menemukan mereka lain waktu" Sambung Meera.

Dev memegang rambut Meera yang penuh dengan pasir, "apa yang terjadi? Rambutmu penuh dengan pasir bu, apa semuanya baik-baik saja tadi?" Tanya Dev khawatir.

"Seorang gadis menyerangku tadi"

"Gadis?" Tanya Dev membuat Meera mengangguk.

"Bisa ibu jelaskan bagaimana ciri-cirinya?" Tanya Dev penasaran sembari membersihkan pasir di rambutnya.

"Umm.. Dia berpakaian serba hitam dengan kain di tangan dan tali di pinggangnya, ia memakai cadar, aku melepas cadarnya, ia memiliki rambut panjang yang terikat, ia sangat lincah dan terampil dalam bertarung, sepertinya dia bukan wanita sembarangan" Ucap Meera terus terang yang membuat Dev terdiam.

Meera mendongak menatapnya, "apa kau mengenalnya?" Tanya Meera yang membuat Dev mengernyit, "sepertinya dia wanita yang sama" Ucap Dev yang membuat Meera heran.

"Berarti kau pernah bertemu dengannya?" Tanya Meera yang membuat Dev mengangguk.

"Iya, dia yang hampir membunuhku—" Ucapan Dev terhenti membuat Meera terkejut.

"A-apa kau bilang?"

Dev terdiam. "T-tidak.. Maksudku.."

"Dev, katakan yang sebenarnya. Jangan berbohong padaku" Ucap Meera yang membuat Dev menggigit bibirnya.

"Y-ya.. Kami pernah bertarung dalam sebuah misi dan ia hampir menembakkan pistol tepat di kepalaku, tapi aku segera menangkisnya sebelum peluru itu berbunyi dan menjatuhkannya ke lantai" Ucap Dev yang membuat Meera benar-benar terlihat khawatir.

Dreamer's | SrKajol X AryaNysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang