Meera masih terdiam, ia tahu Mohan akan mengetahui ini jika ia membawanya ke rumah sakit. Pria itu menghela nafasnya dan menatapnya, "Aku tidak tahu apapun tentangmu di masa lalu Meera.. Tapi aku yakin kau bukan gadis yang seperti itu" Ucap Mohan membuat Meera kembali menatapnya.
"Jadi katakan padaku, bagaimana ini bisa terjadi?" Ucapnya membuat Meera mengepalkan kedua tangannya.
"Trust me.. Meera, i will help you"
Nafas meera tercekat hingga seorang dokter dan beberapa suster memasuki ruangan. "Good morning mr. and mrs. malhotra" Ucap sang dokter membuat Meera terkejut mendengarnya.
Mohan tersenyum, "Morning too doctor, please check her" Ucapnya membuat dokter itu tersenyum dan segera memeriksa Meera yang kini terdiam. Sementara para suster mengganti infusnya yang hampir habis.
"Bagaimana kondisinya dok?" Tanya Mohan, Meera melihat kekhawatiran di wajah pria itu.
"Syukurlah kondisi ibu dan bayinya sehat, hanya saja sepertinya anda sedang kelelahan dan stress berlebihan belakang ini"
Meera hanya diam sedangkan Mohan menghela nafasnya, "I will take care her really hard from now" Ucapnya membuat dokter itu tertawa.
"Tidak perlu berlebihan tuan malhotra, cukup jaga kesehatan istri anda dengan baik dan pastikan ia tidak mengalami stress untuk itu" Ucapnya membuat Mohan mengangguk paham sebelum mereka keluar dari ruangan.
"Apa-apaan ini tuan Mohan??" Ucap Meera membuat Mohan menatapnya.
"Mereka bertanya dimana suamimu, aku tidak ingin membuat keadaan menjadi rumit. Jadi aku katakan aku adalah suamimu dan kau bisa mendapatkan penanganan yang terbaik selama aku ada disini"
"Maksudmu.. Aku akan dirawat disini untuk beberapa hari kedepan?"
Mohan mengangguk membuat Meera heran, "Kenapa?? Aku baik-baik saja. Itu tidak diperlukan, aku akan segera kembali pulang dan beristirahat di apartemen saja"
Mohan menahan Meera yang hendak pergi dan membuatnya terdiam, "Kenyataannya lebih buruk dari itu Meera.."
"A-apa maksudmu?"
Pria itu menghela nafasnya, "dokter bilang kandunganmu lemah, kau harus banyak beristirahat dan butuh banyak multivitamin. Kau akan mendapatkan segalanya disini, begitu juga penanganan 24 jam. Sedangkan di apartemen? Aku kadang tidak ada disana, kau hidup sendirian, siapa yang akan menjagamu?" Ucap Mohan membuat Meera terdiam mendengarnya.
"Jadi tolong dengarkan aku dan tetaplah disini untuk sementara waktu. Percayalah semuanya akan segera membaik—"
Mohan perlahan duduk di sampingnya. "Aku tahu kau cukup syok dengan semua ini, aku akan menjelaskannya nanti. Tapi tolong jelaskan padaku lebih dulu, agar aku bisa membantumu Meera.."
Meera terdiam, wanita itu menggigit bibir bawahnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"
••
"Bagaimana bisa? Kenapa kau melakukan hal bodoh, maksudku— Kenapa kau tidak meminta pertanggungjawaban darinya?" Ucap Mohan emosi usai mendengarkan cerita Meera.
Meera tersenyum tipis, "Semuanya sudah terlambat Mohan.." Ucap Meera yang membuat Mohan mengepalkan tangannya.
"Aku juga sudah melupakan semuanya. Biarkan dia menjalani hidupnya, lagipula ini salahku" Ucap Meera yang membuat Mohan beranjak dari tempat duduknya.
"Bagaimana bisa?! Dia menikmati hidupnya setelah menghancurkan masa depanmu?" Ucapnya emosi, ia seolah tak terima atas kondisi Meera sekarang.
Meera terkejut melihatnya, ia perlahan menghela nafas panjang, "Ini keputusanku.. Lagipula aku tidak butuh siapapun diantara kami" Jelas Meera yang membuat Mohan menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer's | SrKajol X AryaNysa
AcakHubungan ini rumit, kami saling mencintai tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Kami saling menjauh, tapi hati kami tetap terhubung. Apa aku salah jika terus bermimpi agar kami dapat bersatu suatu hari nanti? •• ✾A Fanfiction based from DIL...