Adi terdiam menatap buku diary di tangannya, pria itu menghela nafas panjang mengingat begitu banyak hal yang telah ia lalui selama ini tanpa sepengetahuannya. Beberapa fakta baru membuatnya terpukul, seolah kehidupan yang ia jalani selama ini hanyalah kepalsuan yang telah direncanakan. Ia kembali mengingat masa-masa dimana dirinya menjalani hidup ditempat sebelumnya.
Flashback On.
Pria dengan kemeja putih dan jas hitam itu baru saja memasuki pekarangan rumah dengan tas di tangannya. Ia baru saja usai memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke rumah. Kepulangannya disambut oleh sang ibu dengan bahagia, "Adi ayahmu pulang.." Ucapnya membuat anak laki-laki yang tengah bermain game itu segera beranjak dan menghampiri ayahnya.
Pria itu tersenyum senang dan menyambut putra semata wayangnya dengan pelukan. "Ayah, kau tidak lupa dengan janjimu kan?" Ucapnya membuat pria itu tersenyum.
"Tentu" Ucapnya sebelum membuka tasnya, terlihat ada beberapa cd game disana.
Adi bersorak girang, "Yeay!! Terima kasih ayah!" Ucapnya membuat sang ayah mengacak rambutnya.
"Tapi ingat janjimu pada ayah, kau akan belajar dengan giat dan mendapat peringkat pertama di kelas, hmm??" Ucapnya membuat anak itu segera memberi hormat padanya.
"Siap ayah!"
Mereka tertawa senang sebelum hari demi hari berubah, seiring berjalannya waktu. Entah mengapa semenjak adiknya lahir, Adi terkadang merasa diabaikan. Ia dikucilkan, seolah tak pernah menjadi bagian dari keluarga. Adi telah tumbuh dewasa, ia menjadi sosok yang ambisius. Tekanan yang diberikan kedua orang tuanya cukup membuatnya merasa stress. Ia dituntut untuk menjadi yang terbaik diantara teman-temannya, mereka ingin Adi menunjukkan kemampuannya. Jika Adi gagal, maka kedua orang tuanya itu tidak akan segan mengurungnya dan memberinya pelajaran karena lalai dalam belajar.
Akibat dari tekanan yang dialaminya, cenderung membuat Adi menunjukkan sifat terpendam dalam dirinya sebagai pelampiasan saat menjalani pendidikan di sekolahnya. Hal ini membuatnya memiliki dua kepribadian yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan sifat aslinya. Apalagi keadaan berpihak padanya, karena orang tuanya merupakan investor besar di sekolahnya. Hal inilah yang membuat Adi semakin merasa superior jika dibandingkan teman-teman sebayanya.
Ia menyadari jika orang tuanya sangat menyayanginya kala ia terlibat perkelahian serius dengan Dev, saat itu ia benar-benar merasa mereka telah kembali. Orang tua yang penyayang dan pengertian, bukan hanya mencintainya karena suatu alasan. Ia jadi ingin terus terlibat perkelahian agar kedua orang tuanya itu kembali menunjukkan perhatiannya. Meskipun terkadang ia bersikap kekanak-kanakan, tapi sejujurnya Adi hanya ingin agar ia bisa kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Ia terus berusaha memacu adrenalin dalam dirinya dengan mengikuti berbagai macam pertandingan sebagai ajang kemampuan dan pencapaian. Tapi nyatanya, usahanya sia-sia, mereka bersikap biasa saja karena merasa Adi sudah cukup dewasa dan mandiri. Tapi tidak dengan Adi, hatinya mulai terenyuh saat merasakan dirinya kesepian meskipun berada dalam lingkup keluarga yang harmonis. Ia tidak mendapat kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan dan dukungan yang seharusnya ditunjukkan oleh kedua orang tuanya atas segala pencapaiannya.
Merasa tertekan, Adi sering melampiaskannya dengan berbuat onar diluar rumah dan satu-satunya yang berani melawannya hanyalah Dev. Ia membuat Adi terkesan melihat kepribadiannya yang berbeda dari yang lain dan tertarik untuk terus berhubungan dengannya, meskipun kini ambisinya tidak sebesar dulu.
Flashback Off.
Perlahan Adi membuka lembar diary pertama yang ia baca, disana tertulis
Dear,
My beloved son and daughter, Adi & Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer's | SrKajol X AryaNysa
RandomHubungan ini rumit, kami saling mencintai tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Kami saling menjauh, tapi hati kami tetap terhubung. Apa aku salah jika terus bermimpi agar kami dapat bersatu suatu hari nanti? •• ✾A Fanfiction based from DIL...