₊⁺ 33 : Strange

52 9 1
                                    

Dev mengedarkan pandangannya pada bangunan didepannya, sebelum seseorang segera berjalan keluar dari sana. "Dhruv!" Ucap Dev membuat pria itu menoleh dan segera menghampirinya.

"Maaf karena baru bisa bertemu setelah kejadian di club waktu itu.." Ucap Dev membuat pria itu menepuk bahunya.

"Santai saja kawan, sebelum kita ke topik yang lebih berat.. Bagaimana jika kita pergi ke kafe sembari membicarakan banyak hal di masa lalu?" Tanya Dhruv membuat Dev terdiam sesaat sebelum mengiyakan ucapannya.

"Tentu saja.. Jika itu tidak mengganggu waktumu"

"Aku sudah selesai, ayo pergi." Ucap Dhruv membuat Dev segera membuka pintu mobilnya disusul pria itu yang duduk di sebelahnya.

"Wow. Mobilmu keren, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" Ucap Dhruv saat melihat kaca depan mobil itu telah hancur sepenuhnya.

Dev mengangguk setelah memasang sabuk pengamannya, "Ya, hanya kecelakaan kecil. Aku akan mengurusnya nanti. Kita ke cafe dekat taman?"

Suasana cafe cukup lenggang pagi itu, hanya terlihat beberapa pengunjung yang datang untuk sekedar minum teh atau sarapan pagi.

"Sudah lama ya?" Ucap Dhruv membuat Dev mengangguk.

"Bagaimana kabarmu? Kau menyukai tempat barumu?" Tanya Dev membuat Dhruv tertawa.

"Coba kutebak.. Kau pikir aku akan dibully oleh para seniorku kan?" Tanya Dhruv membuat Dev menggaruk tengkuknya.

"Ya.. Kau tahu.. Apa yang terjadi padamu di sekolah cukup buruk bukan? Aku hanya ingin memastikan itu tidak terulang kembali" Ucap Dev membuat Dhruv mengangguk paham.

Dev tahu betul apa yang terjadi pada Dhruv di masa lalu. Dulu, pria di hadapannya ini hanyalah seorang anak culun yang sering sekali menjadi objek bullying bagi anak-anak sekolah. Ia kerap kali menerima perlakuan buruk dari teman-teman sebayanya. Dev beberapa kali melihat langsung apa yang anak-anak itu lakukan pada Dhruv hingga ia berusaha menghentikan kekerasan itu dengan membelanya.

Ia tidak menyangka jika kebaikannya itu akan membuatnya menjadi target lain yang akan dikorbankan. Karena sejak saat itu, ia mulai mengalami teror yang sama. Tapi, berbeda halnya dengan Dhruv yang pendiam dan cenderung tidak melawan, Dev lebih pemberani dan berusaha melawan dengan seluruh tenaganya. Dari sanalah penyiksaan fisik dan mental yang dialami Dhruv mulai berkurang, sehingga ia merasa berhutang budi pada Dev atas apa yang ia perbuat di masa lalu.

Keduanya saling berbicara dengan nyaman. Terlihat semakin lama perbincangan itu semakin serius hingga mereka berada pada topik utama maksud pertemuan mereka pagi itu.

"Apa kau yakin itu hanya tuduhan tak berdasar?" Tanya Dhruv memastikan.

"Tentu saja. Aku bisa menjamin hal itu" Ucap Dev percaya diri.

"Kau yakin ibumu tidak memiliki musuh diluar sana?"

Dev termenung sesaat, "Aku rasa tidak. Tapi jika iya.. Tidak tidak. Itu tidak mungkin" Ucap Dev membuat Dhruv mengernyit heran.

"Kenapa tidak mungkin? Dia seseorang yang dekat dengan kalian?" Tanya Dhruv penasaran.

Dev terdiam beberapa saat sebelum menatap Dhruv yang masih menunggu jawabannya, "Dhruv, bisakah kita pikirkan saja bagaimana cara untuk membebaskan ibuku?" Ucap Dev membuat Dhruv mengerti jika lelaki itu kurang nyaman dengan pembicaraan mereka sebelumnya.

"Ok, baiklah. Jadi begini saja, mengingat kasus ini masih baru.. Lebih baik kita amati dulu langkah kepolisian sebelum membuat rencana lebih lanjut. Untuk saat ini, aku hanya perlu bertemu dengan ibumu dan menanyakan beberapa pertanyaan padanya" Ucap Dhruv membuat Dev mengangguk paham.

Dreamer's | SrKajol X AryaNysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang