༘✿26 : Confused

90 14 2
                                    

Seorang pria dengan baju tahanan kini tengah berada ditengah lapangan tembak, diseberangnya berdiri salah seorang polisi yang memegang senapan ditangannya.

Polisi memberi arahan hitungan sebelum akhirnya suara tembakan berbunyi dan pria itu pun terjatuh di lapangan dengan darah yang mengalir membanjiri kepalanya.

Meera terbangun dari tidurnya, keningnya berkeringat, nafasnya tak beraturan. Ia menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya. Jam menunjukkan pukul 2 malam, ia berdiam diri diatas tempat tidur sebelum beranjak dari sana dan pergi ke dapur.

Ia terkejut kala melihat seseorang berdiri didepan kulkas dan mengambil air dingin dalam botol.

"Dev?" Ucapnya sebelum menyalakan saklar dan membuat laki-laki itu berbalik melihatnya.

Meera menghela nafasnya, "Huft, kebetulan sekali, kau juga terbangun dari tidurmu?" Ucapnya sebelum mengambil gelas dan meneguk air dari dalam galon.

Dev hanya tersenyum tipis dan meneguk air dingin di tangannya, sebelum menatap Meera dan bertanya, "Ekspresi apa itu bun? Kau pikir aku pria asing yang masuk kerumah dan hendak mencuri isi kulkasmu?" Ucapnya bercanda diiringi senyuman di wajahnya.

Hal itu membuat Meera tertawa, "Ck, kau hampir membuatku terkena serangan jantung. Akhir-akhir ini banyak yang ku khawatirkan, jadi-"

Dev mengernyit saat Meera menghentikan ucapannya, "Lupakan. Setelah selesai, kembalilah dan tidur, oke?" Ucapnya sebelum pergi dari sana.

"Jangan pikirkan apapun bu, biar aku saja yang mengurus semuanya" Ucap Dev membuat Meera menghentikan langkahnya.

Meera menoleh kebelakang, "Jika saja semudah itu, Dev.." Ucapnya dengan senyuman tipis di wajahnya sebelum pergi meninggalkan Dev yang terdiam dan menghela nafas panjang.

Wanita itu kembali ke kamarnya dan duduk diatas sofa, pandangannya menatap keluar jendela sementara pikirannya sudah tidak karuan. Ia bingung, takut dan khawatir. Sudah cukup lama sejak kejadian hari itu dan kini ia mencemaskan kondisinya. Malam itu ia terjaga, ia tidak bisa tertidur kembali usai mimpi buruk yang cukup menganggunya.

••

Pintu terbuka, seseorang bertubuh cukup tinggi masuk kedalam kamar bernuansa putih. Pria itu menghampiri seorang wanita yang nampak terkejut melihat kedatangannya.

"K-kau..."

Senyuman miring muncul di wajahnya, "How are you? My sister?" Tanyanya membuat gadis itu segera mengambil pisau buah diatas meja.

"Jangan mendekat!!" Ucapnya membuat pria itu tertawa kemudian.

"Bersikaplah sopan Asha, dia kakakmu" Ucap seorang pria paruh baya yang sejak tadi duduk diatas sofa.

Pandangan Asha melihat mereka bergantian, "Persetan dengan kalian semua!!" Ucap Asha mengeratkan pegangannya pada pisau ditangannya.

"Apa katamu?" Tanya laki-laki itu mendekat membuat Asha menodongkan senjata itu pada lehernya sendiri.

"Menjauh atau pisau ini akan menancap disini" Ucapnya berhasil membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya.

Pria paruh baya itu berdiri dan segera menarik putranya menjauh, keluar dari kamarnya. Pria itu kembali menoleh kepada Asha, "Tenanglah.. Aku tau kau masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan tempat baru. Nikmati waktumu, jangan ragu untuk meminta bantuan ayah, hmm??" Ucapnya sebelum menarik knop pintu dari luar.

Asha menjatuhkan pisau ditangannya begitu saja, ia terduduk diatas lantai dan mulai menangis.

••

Dreamer's | SrKajol X AryaNysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang