Hi, hai, hey! I'm back.
Maaf untuk hiatusnya yang lumayan lama dan terima kasih atas kesabarannya buat kalian yang masih selalu menanti cerita ini🤍Siapa yang ngira fanfiction ini bakal nganggur sampai berlumut tanpa update? 🥲✊🏻
Tapi tidak akan kubiarkan!Maaf banget karena aku gantungin tanpa kepastian yaa, kek hubungan crush sm kamu setelah confess 🙂
Sebagai permintaan maaf, aku update 5 chapter sekaligus nih! Sampe gumoh 😭👊🏻 bisa juga dicicil sampe 5 hari kedepan🙏🏻--Semoga suka chapter-chapter selanjutnya ya..
Happy reading! <3»»--⍟--««
Angin berhembus menerpa wajah dua orang yang kini tengah berdiri diatas tanah yang telah beraspal itu. Disisi lain, kita dapat melihat dengan jelas kota dibawah sana dengan gemerlap cahaya di malam hari menyinari setiap tempat.Hanya cahaya dari bulan yang menyinari wajah keduanya malam itu. Pria dengan jaket tebal dan kaos hitam itu tak bisa berhenti menatap wanita dengan kemeja putih yang kini berdiri didepannya.
Ia menatapnya dari bawah hingga ke atas, begitu pula sebaliknya. Rambut mereka beterbangan karena angin yang cukup berhembus kencang malam itu.
Akhirnya, Meera memutuskan untuk kembali dihadapkan dengan sosok yang pernah berperan besar mengisi ruang di hatinya, memberi segala perubahan dalam hidupnya. Meera mengalihkan pandangannya sembari memeluk tubuhnya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Kaali melepas jaket miliknya dan meletakkannya diatas kedua bahu Meera, memastikannya tidak kedinginan.
Meera terkejut dan sempat menatap kedua mata sipit yang mulai berkeriput itu sebelum mengalihkan pandangannya. Tak terasa puluhan tahun berlalu, tanpa kabar tiba-tiba sosok di masa lalu kembali datang dan takdir seolah meminta keduanya untuk bertemu.
Kaali membuatnya merasa dejavu, mengingat kenangan mereka di masa lalu. Mereka masih terdiam, memandang satu sama lain.
"Kau tidak banyak berubah meskipun 25 tahun telah berlalu"
"Senang melihatmu kembali. Bagaimana kabarmu?" Ucapnya dengan senyuman di wajahnya, memperlihatkan dimple manis yang masih setia menghiasi wajahnya.
Meera hanya diam sebelum kembali berpaling, berusaha menghindari kontak mata dengannya.
"Kenapa kau ingin bertemu disini?" Ucap Meera membuat Kaali tersenyum.
Berkat Dev, mereka dapat dipertemukan kembali. Takdir memang terkadang terasa sangat dekat, tapi juga terasa sangat jauh. Terkadang Meera tak merasakan perubahan dalam diri Kaali, tapi tetap saja ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa pria itu bukanlah pria yang sama, ia telah banyak berubah.
"Aku hanya ingin mewujudkan keinginanmu" Ucapnya sembari mengikuti arah pandangnya.
Keduanya sama-sama menatap kota dengan cahaya lampu yang berkilauan dibawah sana. Meera tanpa sadar tersenyum dan entah mengapa matanya mulai berair.
"Lepaskan dulu kacamatamu itu, kau akan bisa menikmati keindahannya" Ucap Kaali membuat Meera menggeleng cepat dan menghapus air matanya sembari membenarkan kacamatanya.
Ia sudah bisa menduganya, hatinya mudah rapuh saat dihadapkan dengan kenyataan. Berada di dekat pria itu sudah cukup membuat otaknya memutar banyak peristiwa di masa lalu yang membuatnya seolah kembali berada pada saat-saat terburuk dalam hidupnya.
"No. I won't" Ucapnya dingin berusaha tegar dengan perang batin yang berkecamuk dalam pikirannya.
Pria itu tersenyum mendengarnya, "Kau masih sama saja Meera, keras kepala"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer's | SrKajol X AryaNysa
De TodoHubungan ini rumit, kami saling mencintai tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Kami saling menjauh, tapi hati kami tetap terhubung. Apa aku salah jika terus bermimpi agar kami dapat bersatu suatu hari nanti? •• ✾A Fanfiction based from DIL...