23

619 43 3
                                    

Saat ia libur kerja, Yui diajak Karin jalan-jalan ke akuarium.

Hubungannya dan Risa terbilang cukup membaik, tetapi ia masih bertemu dengan Karin. Perasaan bersalah atas keduanya memenuhi dirinya. Namun dalam situasinya sekarang ia sudah tahu siapa yang harus dipilih.

Ubur-ubur melayang-layang di dalam akuarium di hadapannya. Jemarinya bergerak menyentuh kaca akuarium seakan ingin menyentuh ubur-ubur tersebut. Karin yang berada di seberangnya juga menyentuh kaca itu. Telapak tangan mereka seakan menyatu tetapi ia tidak dapat merasakannya.

Yui mengangkat pandangannya. Tepat pada Karin yang masih memandang ubur-ubur tersebut.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Yui memulai pembicaraan.

"Bicara saja." Sahut Karin.

"Hubungan kita ini ... berhenti saja ya?"

Karin mengangkat pandangan. Menatap Yui cukup lama, lalu seulas senyum tipis pun muncul di wajahnya. Ia mengangguk.

Yui merasa lega, tetapi ia juga merasa sedih ...

Sebenarnya ia yakin bahwa apa yang ia lakukan bersama Karin sepertinya tidak didasarkan rasa suka, melainkan rasa kesepian dan kerinduan terhadap pasangannya yang ia lampiaskan kepada Karin. Akan tetapi saat ia sadar kalau hubungannya harus diakhiri ia juga bisa merasa sedih.

Mungkin karena ia terbiasa bersama Karin dan setelah ini ia mungkin akan lupa akan dirinya bersama wanita itu.

"Jadi kau dan pasanganmu sudah benar-benar baikan?" Tanya Karin memastikan.

"Iya. Kami bahkan beberapa kali belanja bersama seperti membeli pakaian untuk musim semi. Lalu pergi kencan ke taman hiburan meski hanya sebentar."

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya." Karin bernapas lega. "Kupikir ini gara-gara kau ke Rausu. Coba kau tidak ke sana, pasti kalian tidak pernah berbaikan."

Yui terkekeh. "Benar. Dia akhirnya sadar kalau aku ternyata penting di hidupnya."

Karin ikut terkekeh.

Kemudian mereka saling diam sebelum Yui kembali membuka suaranya.

"Karin ... terima kasih ya." Ucapnya, terdengar agak muram.

Karin tersenyum simpul sebagai balasan. Lalu ia memandang ubur-ubur lagi di akuarium. Jemarinya sedang mengikuti ke mana perginya ubur-ubur tersebut.

"Aku juga ingin berterima kasih padamu karena sudah menghiburku sebelum aku menikah." Ujar Karin. "Tapi perasaanku padamu tak pernah berubah ... Aku mencintaimu. Sangat. Tapi kau tak perlu memikirkan perasaanku itu."

Yui menghela napas sesal. Ia memaksa senyuman ceria. "Ya ... sekali lagi terima kasih."

Dengan begitu hubungannya mereka pun berakhir.

.

Bersandar di dada Risa dalam keadaan mabuk, Yui mungkin sebentar lagi terlelap. Padahal film kedua yang mereka putar dengan dvd player di ruang bersama belum ada setengah jalan. Bir yang diminum Yui sendiri sudah habis empat kaleng. Berbeda dengan Risa yang baru saja minum kaleng ketiganya.

Walau kepala dan matanya berat, Yui masih ingin terjaga dan berbicara banyak dengan Risa.

Kini pandangannya yang setengah mengabur terarah pada jemarinya yang memainkan kancing piama biru yang dikenakan Risa. Ini piama yang ia beli saat ulang tahun pernikahan mereka yang ke-2 dan Risa selalu memakainya karena nyaman untuk dipakai. Yui merasa senang setiap kali piama itu digunakan Risa hingga sekarang. Itu berarti piama itu umurnya sudah tiga tahun ...

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang