Salju tidak turun hari ini. Tumpukan salju yang memenuhi jalanan di depan penginapan sedang dikeruk para karyawan penginapan dengan sekop.
Keluar dari kamar, Yui dan Karin disambut wanita tinggi berambut pendek cokelat terang. Sebelumnya wanita itu sedang mengawasi para karyawan yang sedang menyeka salju.
"Hei, kalian mau pergi keluar? Kebetulan jalanan besar sudah dibersihkan dengan truck pengeruk." Ujar wanita itu.
"Ya." Sahut Karin singkat.
"Oh, Anda yang bernama Watanabe Yui-san kan?" Wanita itu beralih pada Yui. Dengan wajah tampak sesal, wanita itu membungkuk dalam kepadanya. "Mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian tak mengenakan ini." Katanya, kemudian mengangkat tubuhnya. "Saya akan mengajari karyawan saya lagi agar lebih teliti dalam menerima reservasi ... Oh ya, sebentar ... Inori-chan kemari!"
Ah, dia pasti pemilik penginapan ini. Seki, namanya.
Inori yang sedang menyeka salju dengan sekop segera berhenti dan berjalan tergopoh-gopoh menghampiri mereka. Ganggang sekop digenggam kedua tangannya.
"Ayo minta maaf yang benar dengan Watanabe-san." Ujar wanita itu pada gadis bernama Inori.
Inori pun membungkuk di depan Yui. "Mohon maaf, Watanabe-san. Gara-gara kelalaian saya, Anda jadi tidak memiliki kamar penginapan."
Yui merasa tak enak hati meski hari itu ia benar-benar marah.
"Tidak apa-apa kok."
Gadis kurus berambut sebahu itu pun mengangkat tubuhnya. Raut wajahnya merasa bersalah. Ia membenarkan topi rajutnya sesaat, lalu berkata, "Sekali lagi saya minta maaf." Sebelum disuruh Seki untuk kembali menyeka salju di halaman penginapan.
"Saya selaku pemilik penginapan ini akan bertanggung jawab atas kerugian yang Anda alami." Seki melanjutkan. "Saat ini kami sedang berusaha mencarikan penginapan dan kami mendapatkan kabar ada penginapan bintang empat di pusat kota. Kalau Anda berkenan, kami akan menghubungi penginapan tersebut dan biayanya akan ditanggung kami."
Daripada merasa senang, Yui tiba-tiba menjadi bingung. Hatinya terasa berat untuk pergi dari penginapan ini. Entah dengan alasan apa.
"Dia mungkin akan lama di sini." Karin tiba-tiba nimbrung. "Dia akan ikut teman-temanku mendaki. Dan lebih baik kami masih bersama-sama daripada berpisah penginapan. Takutnya dia ngaret saat berkumpul."
Kedua mata belok Seki membulat. "Kau mengajak Watanabe-san mendaki?"
Bagaimana Seki tidak terkejut, ia tahu bahwa keduanya baru saja bertemu sejak dua hari lalu dan tiba-tiba saja menjadi dekat dengan akan mendaki bersama.
"Ya. Begitulah." Yui akhirnya menyahut. "Mungkin setelah aku mendaki, kalian boleh melakukan reservasi kamar di penginapan lain."
"Oh, baiklah kalau Anda maunya seperti itu."
"Hei, Seki. Boleh aku pinjam mobilmu." Ucap Karin, meminta izin.
"Ya. Pakai saja selama kau mengisi solarnya."
Seki mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku mantelnya, lalu dilemparnya. Karin menangkapnya dengan sempurna.
Mobil jeep milik Seki terparkir di sisi gedung penginapan. Tidak banyak salju yang menumpuk di atap mobil, sepertinya mobil itu baru digunakan Seki.
Yui duduk di kursi penumpang samping pengemudi dan Karin yang mengemudi. Karin pun menghidupkan mobil, kemudian menarik gas dengan perlahan. Ia memutar kemudi. Mobil mereka pun berjalan, keluar dari area penginapan, masuk ke jalan besar.
Dalam perjalanan menuju kota, setiap mata memandang ada lautan lepas yang menyatu dengan langit kelabu di sisi kiri dan ada bukit berwarna putih di balik bangunan-bangunan di sisi kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
FanfictionBerniat menenangkan diri dari masalah rumah tangganya dengan berlibur ke pelosok Hokkaido, Yui harus satu kamar penginapan dengan seorang wanita dingin dan menyebalkan bernama Karin. Walau begitu sosok Karin mampu mengalihkan masalahnya. Warning :...