33

652 49 0
                                    

Setelah merayakan satu tahun pernikahannya bersama Karin di sebuah restoran hotel terbaik se-Tokyo, rasa bahagia Hikari hanya mampir sesaat digantikan dengan perasaan hampa.

Tidak ada yang salah selama perayaan itu.

Karin yang menyiapkan semuanya. Memilih tempat yang mahal dan mewah. Memesan sebuah kue perayaan. Dan menghadiahi Hikari dengan kalung permata.

Tetapi apa yang dilakukan Karin sebenarnya tidak terlalu diharapkan Hikari.

Hikari tidak pernah berharap Karin melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Hikari tahu Karin tidak suka tempat mewah, perayaan yang berlebihan, dan menghabiskan barang kecil dengan harga fantastis. Hikari juga akan senang bila mereka makan di kedai ramen pinggiran kota, membeli kue dari konbini sebagai perayaan pernikahan satu tahun mereka, dan membeli kalung murahan di tepian jalan Shinjuku. Seperti saat mereka berkuliah dulu.

Saat membicarakan perayaan pernikahan mereka, Hikari sebenarnya berkata, "Lebih baik merayakannya berdua saja dan sederhana."

Tetapi Karin mengartikannya dengan cara berbeda.

Ia beranggapan bahwa sederhana dari Hikari masih terbilang luar biasa.

Karena itu Hikari berpikir Karin masih tidak mengenalnya meski mereka telah lama bersama dan menikah selama setahun ini.

Bila diulas kembali hari-hari mereka selama menjadi pasangan, semuanya sekilas berjalan lancar.

Karin tidak pernah lagi berselingkuh. Berusaha selalu memberi waktunya yang senggang untuk Hikari dengan berkencan, makan siang bersama di hari kerja, atau menghubunginya lewat telepon maupun pesan singkat saat belum bisa bertemu karena kerjaan. Karin sering mengantar jemputnya kerja dan membuatkannya sarapan. Beberapa kali Karin mengatakan "Aku mencintaimu", baik di pagi hari sebelum berangkat kerja atau malam hari setelah mereka bercinta.

Tapi semua yang dilakukan Karin terasa hambar dan kaku. Rasanya seperti Karin sedang bersekolah, ingin menjadi murid terbaik karena tuntutan orang tua, sehingga mau tak mau harus menguasai pelajaran yang tak ia suka.

Dulu sebelum mereka menikah, Hikari tak peduli bagaimana Karin terpaksa untuk terus bersamanya dan tak masalah melihat Karin memberontak dengan berselingkuh--meski sebenarnya ia suka kesal sendiri. Tapi melihat Karin yang terpaksa menjadi pasangan yang baik di mata Hikari, wanita yang menjadi pasangannya itu tidak seperti Karin ... Mungkin lebih tepatnya seperti sosok yang kehilangan jati dirinya.

Hikari sampai lupa bahwa pasangannya yang sekarang adalah Karin yang menyelamatkannya dari perisakan saat di bangku sekolah dulu.

Menyedihkan.

Karin tampak menyedihkan bila akan terus bersamanya.

Wanita itu akan hidup seperti robot yang diatur sedemikian rupa.

Setelah berkemas-kemas akan bekerja dan turun ke bawah untuk sarapan, ia bisa melihat punggung Karin yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"Aromanya enak sekali." Puji Hikari, sebentar ia memeluk Karin dari belakang. Wanita itu menyunggingkan senyum dan balas mengecup sisi wajah Hikari.

"Sebentar lagi selesai." Ucap Karin.

"Biar kubantu."

"Tidak apa-apa. Biar aku saja. Kau duduklah."

Hikari menurut dan duduk di meja makan. Karin meletakkan hidangan buatannya di atas meja, sarapan ala Jepang.

Makanan buatan Karin tidak pernah gagal di indra pengecapan Hikari. Ia merasa bersyukur wanita itu ada untuknya. Hikari sendiri tak bisa membuat makanan enak untuk sekadar mengisi perutnya, apalagi memanjakannya. Namun ia juga merasa bersalah bila Karin yang terus-terusan memasakannya.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang