9

951 67 4
                                    

"Karena aku sudah bercerita banyak tentangku, kau juga harus menceritakan tentang dirimu." Pinta Yui, merasa tidak adil.

Karin sudah berpindah di belakang Yui yang sekarang menegapkan punggungnya, wanita itu memijat bahu Yui.

"Aku yakin kau sudah mendengarnya dari teman-teman mendakiku." Sahut Karin.

"Jadi semuanya benar? Termasuk kau akan menikah dan kau pernah beberapa kali tidur dengan perempuan asing?"

"Ya."

"Aku tak menyangka kau tukang selingkuh."

"Aku juga tak menyangka pada diriku sendiri."

"Sekarang kau masih melakukannya?"

"Sudah setahun lamanya aku tak melakukannya."

"Oh ya? Karena kau telah menetapkan hati untuk selalu mencintai tunanganmu dan tidak akan menghianatinya?"

"Mungkin garis hidupku diharuskan terjebak dengannya."

Keheningan pun terjadi. Yui kembali mengingat cerita Rei mengenai Karin padanya. Apa sampai sekarang Karin belum bisa mencintai tunangannya? Dan ia pun penasaran bagaimana bisa mereka bertemu, kemudian berselingkuh, lalu berpacaran, dan berakhir akan menikah?

"Aku penasaran kenapa kau berselingkuh dengan tunanganmu. Padahal kata Rei, kau dan Tamura-san adalah sepasang kekasih bagai perangko dan surat. Kau juga tidak benar-benar mencintai Endo-san, tetapi kenapa bisa memilih Endo-san?"

.

Karin mengenal lebih dulu Hikari daripada Hono. Mereka di SMA yang sama dan Hikari adalah seniornya. Pertemuan pertama mereka saat Karin dan dua orang temannya pergi ke tempat pembuangan sampah di belakang gedung sekolah, mereka habis piket kelas. Di balik dinding gudang ia temui Hikari sedang dirundung ketiga teman sekelasnya. Dua murid yang seperti suruhan menahan masing-masing lengan Hikari dan satu murid yang seperti ketua geng hendak memotong rambut panjang hitam Hikari dengan gunting.

Karin yang benci perisakan tidak peduli apakah mereka seniornya dan ia akan mendapatkan masalah, Karin diam-diam merekam mereka sebelum mengancam mereka dengan menyebar video itu. Ketiga murid itu pun pergi.

"Kau tidak apa-apa kan?" Karin mendekati Hikari, membantu membersihkan seragam gadis itu yang kotor. "Apa yang mereka lakukan padamu?"

"Tidak apa-apa." Sahut Hikari. "Mereka mendorongku ke tanah berbecek ... tidak apa-apa, aku akan membersihkannya di toilet. Lagipula ini sudah hampir jam pulang sekolah."

Hikari pun meninggalkannya.

Beberapa hari setelahnya, mereka bertemu di atap sekolah saat jam makan siang.

"Ini balasan untuk hari itu." Hikari memberikan fruit sandwich pada Karin.

"Terima kasih."

Mereka makan siang sambil memandang langit biru berawan. Sebentar Karin melirik Hikari. Gadis itu tidak tampak seperti korban perisakan. Dia seperti penyendiri yang bisa melindungi dirinya.

"Kenapa kau bisa diganggu teman-temanmu?" Tanya Karin.

"Karena aku tidak menuruti kemauan teman-temanku yang sok berkuasa itu." Jawabnya. "Jadi aku diganggu sampai aku harus mau jadi babu mereka seperti membelikan mereka roti di kantin atau membayarkan mereka karaoke."

"Ternyata begitu..." Karin mengangguk-ngangguk.

"Aku tak menyangka ternyata aku bisa diganggu gara-gara itu." Hikari terkekeh. "Tapi aku juga tidak peduli, toh sebentar lagi aku akan lulus dan berkuliah di Tokyo."

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang