"Seperti biasa, gaun rancanganmu selalu menakjubkan!" Sugai tersenyum lebar memperhatikan tubuhnya yang sesekali ia putar di depan cermin guna melihat gaun berwarna biru muda yang ia kenakan. "Walau hanya acara ulang tahun, gaun ini membuatku seperti akan melakukan dansa di pesta pernikahan kerajaan Inggris."
Hikari tertawa mendengar pujian itu. "Meski terdengar berlebihan, aku menerima pujianmu."
"Di acara ulang tahunku kali ini akan jauh lebih ramai dari sebelumnya." Ujar Sugai. "Aku mengundang hampir semua orang yang kukenal."
"Oh iya?" Hikari tampak terdiam sejenak. "Kau mengundang wanita penata rambut di Roppongi itu?"
Sugai memiringkan kepalanya menatap Hikari. "Siapa? Ada banyak penata rambut di Roppongi."
"Watanabe Yui-san." Sahut Hikari. "Aku pernah ke sana dan melihat fotomu bersama karyawan di sana dipajang di salon wanita itu. Kau tentu pernah ke sana bukan?"
"Oh benar!" Sugai menepuk tangannya saat ia mulai ingat. "Yui-san ya ... Aku juga beberapa kali memakai jasanya di acara pentingku ... Ah, ternyata aku tidak terpikir untuk mengundangnya."
Hikari memiringkan senyum. "Lebih baik kau mengundangnya. Caranya menata rambut begitu hebat. Mungkin kau bisa membantunya menyukseskan usahanya melalui acaramu karena orang-orang akan bertanya soal dia."
"Benar juga! Aku akan langsung datang ke salonnya besok dan memberikannya undangan."
Hikari tak sabar menunggu hari acara ulang tahunnya Sugai. Dari permintaannya kepada Sugai untuk mengundang Yui juga ada maksud lain.
Waktunya menjatuhkan nuklir.
Acara ulang tahun Sugai yang ke-36 diadakan di sebuah ballroom hotel bintang lima. Dekorasinya tampak mewah dan elegan. Para tamu yang datang pun berpenampilan glamor. Pandangan Hikari sejak tadi terarah ke pintu masuk, mencari seseorang yang ia tunggu. Lalu sepuluh menit kemudian seseorang itu muncul.
Yui dengan gaun krim melewati pintu masuk dengan raut tidak percaya diri. Senyum miring Hikari terbit di wajahnya, menurutnya wanita bernama Yui itu pastilah merasa tidak pantas berada di sini saat melihat para tamu yang memiliki level sosial jauh darinya. Meski begitu Hikari dengan antusias menghampiri Yui dan menyapanya dengan tersenyum ramah.
Yui sendiri terkejut saat Hikari tahu-tahu sudah menarik lengannya, mengajaknya membaur bersama teman-temannya. Yui merasa semakin tak nyaman karena ia duduk di meja yang diisi oleh orang-orang ternama, ditambah apa yang dikenakan Yui tidak sebanding dengan yang mereka kenakan.
"Tidak apa-apa, Watanabe-san ... Oh bagaimana jika kupanggil Yui-san saja?" Kata Hikari seraya menarik kursi dari dalam meja bundar. Ia mempersilahkan Yui duduk di sana. "Ayo, duduklah dengan kami daripada kau hanya menyendiri di pojokan karena tak mengenal siapa pun. Mereka baik-baik kok."
Meski merasa tak nyaman, Yui tetap duduk. Di sampingnya Hikari juga ikut duduk. Dengan tersenyum riang Hikari memperkenalkan Yui kepada teman-temannya yang terdiri dari 7 orang itu.
"Ini Watanabe Yui-san ... Dia pemilik salon di Roppongi yang kuceritakan itu. Ingat kan? Yang juga sering disinggahi Sugai-san itu hingga mereka bisa saling kenal. Makanya temanku ini bisa diundang oleh Sugai-san."
Semuanya tampak tertarik dan terkesima membuat Yui tersenyum tak enak hingga pipinya bersemu.
"Wah, mungkin nanti aku akan coba datang ke salonmu untuk menata rambutku." Ujar seorang wanita yang merupakan model papan atas.
Lalu acara pun dimulai. Sugai Yuuka muncul di atas panggung. Setelah beberapa sesi selesai, datanglah sesi menyampaikan ucapan doa dan harapan kepada Sugai dari teman-teman terdekatnya. Giliranlah Hikari. Ia berdiri dari kursinya. Seorang MC memberikan mic kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
FanfictionBerniat menenangkan diri dari masalah rumah tangganya dengan berlibur ke pelosok Hokkaido, Yui harus satu kamar penginapan dengan seorang wanita dingin dan menyebalkan bernama Karin. Walau begitu sosok Karin mampu mengalihkan masalahnya. Warning :...