32

698 48 0
                                    

Mobil milik Karin masuk ke dalam pedesaan yang tak jauh dari penginapan mereka. Sepanjang mata memandang, berbagai macam perkebunan dan beberapa rumah khas desa berada di sisi jalan.

Setelah mobil masuk ke dalam gang agak sempit, mobil pun berhenti di halaman rumah seseorang. Mereka keluar dari mobil.

Rumah bergaya tradisional Jepang itu berukuran kecil dan berlantai satu dengan halaman luas yang diisi tanaman tomat dan bunga-bungaan. Seorang pria tua keluar dari pintu geser sebelum mereka berjalan menuju pintu, seakan telah menanti kehadiran mereka.

Pria tua yang rambutnya telah memutih menyambut mereka sangat antusias.

"Silahkan ... Silahkan masuk, Fujiyoshi-san ... "

"Maaf karena membuatmu menunggu, Tsuchida-san." Sesal Karin.

Mereka berdua ikut masuk, mengikuti Tsuchida.

Tsuchida tertawa. "Tidak apa-apa. Aku juga baru sampai."

Yui cukup kaget saat berada di dalam rumah. Pasalnya tidak ada apa-apa di dalam sana. Padahal ia berekspektasi bahwa rumah itu diisi peralatan rumah yang telah dimakan usia dan tampak antik seperti di rumah neneknya.

"Oh .... sudah dikosongkan." Karin bergumam sambil memperhatikan sekitar.

Lagi-lagi Tsuchida terkekeh. "Bulan lalu Anda bilang sudah harus mengosongkan rumahnya sebelum Anda kembali datang kemari. Jadi aku meminta anak-anakku mengosongkan isinya beberapa hari lalu ... Hanya meja pendek itu dan tatami saja yang tersisa."

Meja pendek di atas tatami yang menghadap halaman dengan sepasang pintu geser yang terbuka terletak di sana, tepat di antara ruang bersantai dan dapur.

"Aku suka meja ini." Karin pun segera duduk di dekat meja itu. Tak lupa ia menyuruh Yui turut duduk.

Tsuchida sendiri pun akhirnya duduk di seberang mereka dan mengeluarkan beberapa lembar kertas. Karin juga mengeluarkan stampel dari tas jinjingnya dan amplop cokelat yang berisi cukup tebal.

Kebingungan Yui akhirnya terjawab sudah saat diam-diam membaca lembaran-lembaram yang sedang dibaca dan diberi stempel nama oleh Karin.

Lembaran-lembaran itu adalah sertifikat tanah dan rumah yang sedang diambil alih oleh Karin. Amplop cokelat yang diterima Tsuchida itu sendiri berisi uang jutaan yen. Karin menerima lembaran-lembaran itu sekaligus kunci-kunci milik rumah.

Tahu semua itu, tiba-tiba saja Yui merasa kopong ... Ia merasa hampa dan kosong ...

Jadi Karin sungguh pindah ke pedesaan ... pedesaan ini secepat mungkin?

"Halaman belakangnya luas. Anda bisa menanam apa saja. Pohon jeruk dan pohon kesemeknya juga masih tumbuh subur." Ucap Tsuchida memandang halaman belakang. Mereka juga ikut memandang ke sana. Tak lama terdengar helaan napas dari Tsuchida. "Rumah ini penuh kenangan bersama keluarga kecilku ... Aku tak menyangka akan ada orang lain yang menempati rumah ini."

"Aku akan merawat rumah ini dengan baik seperti Anda merawat rumah ini sebelumnya." Ujar Karin.

Tsuchida tersenyum senang menoleh ke Karin. Sesaat ia bergantian memandang Yui dan Karin hingga membuat keduanya bingung.

"Meski rumah ini kecil, syukurnya ada tiga kamar ... Kalian pasti akan betah di sini." Ucap pria itu.

Karin dan Yui saling melirik. Yui tak tahu perasaan macam apa yang bergemuruh di dadanya, tapi ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari raut tak nyaman Karin.

"Hanya aku yang tinggal di sini." Karin membetulkan.

"Oh ... aku pikir kalian akan tinggal bersama." Tsuchida tampak terkejut.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang