28

556 44 1
                                    

Daripada terluka menghadapi sikap Risa yang ikut menuduhnya masih berselingkuh dan tidak memahami keadaannya, Yui jauh lebih terluka karena mendengar alasan Risa menduakannya.

Risa sempat tidak mencintainya.

Berapa lama Risa tidak mencintainya? Satu tahun lebih bukan?

Seandainya ia tidak pergi ke Rausu dan memiliki hubungan dengan Karin, apa Risa tetap tidak mencintainya dan masih berselingkuh?

Perasaan Yui benar-benar hancur setelah mengetahui semua kebenaran itu.

"Ini obat pereda sakit kepala, minumlah."

Selesai makan bersama, Yui pun diberi obat oleh Karin. Kepalanya yang pening sejak kemarin tidak dapat ditahan lagi. Ia pun meminum obat itu sebelum menegak air putih.

Karin membantu Yui untuk berpindah ke kasur.

"Kau pasti tidak tidur karena terlalu memikirkan banyak hal ... Tidur saja di sini. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat ... Tenang saja, kata sandi pintu rumahku sudah diganti. Meski Hikari bisa saja datang ke sini, setidaknya dia tidak menyelonong masuk dan mengganggumu."

Yui mengangguk. Ia pun berbaring di kasur. Karin duduk di tepian kasur, ia menunduk, menatap wajah Yui. Tangan kanannya mengusap kepala Yui, rasanya nyaman.

Tatapan hangat seperti Karin yang ingin ia lihat pada Risa setelah ia diterpa masalah. Yui merasa hangat dan tenang meski sesak.

"Tidurlah. Jika tidak punya tempat tinggal, kau bisa menempati rumahku ini." Ujar Karin.

"Aku punya tempat tinggal di salon sejak aku masih gadis." Sahut Yui.

"Tapi kau bisa tinggal di sini sebentar, setidaknya sehari saja untuk menenangkan diri."

"Terima kasih." Yui memaksa senyuman kecil.

Karin mengangguk, turut menyunggingkan senyuman.

Mengapa Risa tidak bisa memberikan perasaan hangat seperti yang diberikan Karin? Tidak ... Itu pernah, tapi tidak pernah lagi hingga sekarang ...

Dengan hubungan mereka yang saling menduakan, apa ia dan Risa bisa kembali bersama?

"Aku tinggal sebentar ya ..." Ujar Karin saat melihat angka pada jam digital menunjukkan angka empat di nakasnya. "Klienku pasti sudah menunggu. Kau tidurlah dengan tenang di sini."

Saat Karin hendak beranjak dari tepian kasur, Yui juga ikut mengangkat punggungnya dan segera menarik ujung kemeja Karin. Wanita berambut pendek hitam itu pun berhenti dan memutar tubuhnya ke belakang. Yui menatapnya dengan raut putus asa dan mata yang kembali berlinang.

Yui melepaskan tangannya dari kemeja Karin.

"Seandainya aku tidak lagi bersama Risa ... Kau ... apa kau mau meninggalkan tunanganmu?" Perkataan itu akhirnya keluar dari mulut Yui.

Tapi sekejap saja ia menyadari bahwa perkatannya salah. Ia menunduk.

"Ma-maafkan aku ... aku seharusnya tak berkata seperti--"

"Tenang saja."

Yui mengangkat pandangannya dan Karin tahu-tahu sudah berlutut di depannya bersama kedua tangan menggenggam kedua tangan Yui yang berada di atas pahanya.

"Aku akan terus bersamamu." Ucap Karin, tanpa goyah sedikit pun bersama genggaman tangan yang makin erat.  "Apapun yang terjadi."

Yui kembali menunduk karena tak mampu membendung air matanya.

Apa aku boleh seperti ini? Mengharapkan milik orang lain untuk terus bersamaku?

Tangan Karin berpindah, menyentuh kedua pipi Yui dan mengelap anak sungai di sana. Lalu ia menarik Yui agar menangis dengan tenang di dekapannya.

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang