34

1.4K 63 1
                                    

Selesai mandi dan mengenakan pakaiannya, gadis kecil itu melompat ke tempat tidur saat melihat seorang wanita masih bergelung di dalam selimut.

"MAMA! BANGUN!!!" Pekik gadis kecil itu. Ia menarik selimut, mengetuk dahi wanita itu berkali-kali hingga wanita itu menggerang.

"Ri-Riko ... Jangan ganggu Mama. Mama masih ngantuk ... " Wanita itu mengeluh seraya menjauhkan tangan gadis kecil bernama Riko itu, matanya masih terpejam.

"Mama harus bangun! Siapa yang akan mengantarku ke sekolah kalau bukan Mama? Siapa yang akan mengikat rambutku kalau bukan Mama? Aku juga belum gosok gigi! Sebentar lagi jam masuk sekolah loh, masa aku harus terlambat di hari pertamaku sekolah karena Mama?!" Omel Riko.

Kali ini ia duduk di atas perut wanita itu, ia membuka paksa kelopak mata wanita itu. Merasa terganggu akhirnya ia menjauhkan kedua tangan kecil itu dari matanya dan perlahan bangkit.

"Ibumu yang akan mengepang rambutmu, Riko. Itu tugas ibumu." Erang wanita itu. "Dan sampai kapan kau akan meminta Mama mengosok gigimu? Kan sudah jadi anak SD." Omel balik wanita itu.

Tak lama dari itu wanita lainnya muncul dari pintu kamar. Ia berkacak pinggang dengan celemek di tubuh dan sepatula di tangan kanannya.

"Karin, bukannya aku sudah bilang tadi malam bangun lebih awal untuk hari ini? Tugas membuat sarapan hari ini sampai aku yang melakukannya loh, seharusnya kan kau. Jadi jangan mengeluh dan segera bangun!" Wanita itu juga mengomel. Kedua matanya melotot.

Karin seketika merasa ngeri melihat pasangannya akan berubah menjadi singa. Di pangkuannya gadis kecil yang sejak tadi membuat keributan tertawa sambil mengejeknya.

"Ibu marah loh, Ibu marah loh! Mama pasti dijewer lagi. Hihihi .... "

Karin menghela napas panjang. Ia masih melihat pasangannya itu yaitu Yui, memelototinya.

"Iya iya, ini aku bangun."

Yui akhirnya menghilang.

Belum ada Karin menggeser tubuh Riko dari pangkuannya, Riko sudah lebih dulu memeluknya erat.

"Gendong!" Pinta Riko.

"Sudah jadi anak SD loh, masa masih digendong Mama?"

"Gendong! Pokoknya gendong!"

Inilah kebiasaan Riko, selalu ingin digendong Karin.

Dengan helaan napas, meski sebenarnya ia juga tak keberatan, ia menggendong Riko menuju ruang cucian untuk gosok gigi bersama.

"Kau tidak pernah meminta ibumu menggendongmu setiap pagi dan menggosok gigimu. Tapi kenapa harus Mama?" Tanya Karin.

"Karena Ibu hampir melakukan semua pekerjaan rumah setiap hari. Jadi Mama harus melakukan itu untukku." Balas Riko dengan senyum yang cerah.

Karin sudah sering mendengar balasan itu membuatnya tertawa dan mengecup puncak kepala Riko.

Di depan wastafel, Karin menyiapkan kursi kecil agar Riko bisa sampai menghadap cermin. Karin menyikat giginya, lalu berhenti dan membiarkan sikat giginya menyangkut di mulut agar ia bisa menyikat giginya Riko.

"Gigi depan Riko agak goyang." Kata Karin memperhatikan salah satu gigi Riko di baris depan usai mereka berkumur-kumur. Ia menyentuh gigi tersebut. Memang bergoyang.

"Aduh! Mama ngilu ... " Rengek Riko.

"Harus dicabut."

Riko menggeleng takut. "Tidak mau. Pasti sakit."

"Lebih sakit lagi kalau dibiarkan seperti ini."

"Tapi nanti tumbuh lagi kan?"

"Tidak tumbuh lagi kalau masih suka makan cokelat."

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang