Gemaan langkah kaki terdengar nyaring memenuhi lorong sebuah koridor remang pada malam hari. Lima orang berjalan dengan mimik muka bahagia terlihat dari senyum mereka yang mengembang, ungkapan kata-katanya begitu ceria sampai mereka melupakan seseorang lainnya dimana ia berjalan sendirian agak jauh di belakang kelimanya. "Youiii~ pangeran semakin akrab dengan kita, setidaknya dia sudah mencoba membuka diri dan lebih berekspresi." dia terkikik membayangkan muka sang pangeran yang diajari Sunghoon berpose manis.
"Hei, Jungwon kau kurang ajar sekali menertawai pangeran!" ujar Jaeyun mendorong bahu kiri Jungwon sebagai candaan. "Apa kita tingkatkan pendekatan kita dengan metode curhat? Sepertinya itu menyenangkan, hitung-hitung juga untuk kedekatan kita!" saran Sunghoon, pemuda itu merasa mereka belumlah akrab dan kuat untuk bersatu menjadi pengawal pangeran, jika mereka tak segera mendekatkan diri, bisa jadi mereka akan mudah di pengaruhi oleh orang luar kastil Dern atau bahkan ada orang kastil Dern yang diam-diam ingin mengadu domba para pengawal baru pangeran agar gagal seperti yang sebelum-sebelumnya.
"Tumben kau memberikan saran yang bagus?" Jongseong berujar dengan nada dingin, tetapi Sunghoon sudah terbiasa dengan hal itu, dia hanya mencebik dan mendorong Jongseong sampai kaki pemuda bersurai Ash Grey itu terantuk karpet yang tidak rapih. "Heh bocah tengik!" umpat Jongseong memandang Sunghoon sengit tetapi malah ia ditertawakan oleh yang lainnya. Heeseung turut menggoda Jongseong dengan menirukan gaya Jongseong saat terantuk tadi, "Kak, kau ini bisa menjadi orang yang menyebalkan ternyata!" Jongseong tidak terima.
Semua pembicaraan itu tidak teriringi oleh suara Riki, karena pemuda bersurai Maple Brown itu berada dalam dunianya sendiri. Sebenarnya dia tengah menajamkan pendengaran serta pandangan mata Cognag Brown nya itu. Dia menggeram samar, otot lehernya sedikit terlihat karena ia sangat serius, ia memasukkan kedua telapak tangannya ke saku celana, dan menyembunyikan tangannya yang mengepal. Dia adalah pemuda dari suku The Eternal Strigiformes, suku yang terkenal dengan ketajaman pendengaran dan penglihatan walaupun di malam hari, sebab itulah mereka memakai istilah Strigiformes yang berarti burung hantu.
Riki adalah remaja terakhir yang tersisa dari sukunya, bersama dengan kakak perempuannya yang telah dipindahkan ke tempat rahasia lainnya sebagai peringatan untuk mereka jika berkhianat. Riki mengajukan diri melamar sebagai pengawal pangeran sebenarnya karena alasan kepunahan sukunya yang di bombardir oleh salah satu kepemimpinan istana di bawah The Center Eagle, istana yang sekarang di kendalikan oleh generasi baru dari sang raja kubu timur, bernama pangeran Youngbin, dia juga yang paling berambisi mengambil tahta The Center Eagle.
Riki sangat ingin mengatakan masalah ini pada kelimanya, tetapi bukan saat yang tepat karena mereka diawasi, mereka dalam posisi paling bahaya hampir setara dengan bahayanya sang pangeran. Suara itu, ia tak mengenalnya, namun terdengar berat agak melengking, Riki hampir tahu suara semua orang di kastil Dern, dan suara yang ia dengar kali ini sangat asing seolah sosoknya tidak pernah menghampiri mereka sama sekali. "Riki, kau berjalan pelan sekali sih?" Jungwon menarik tangan Riki agar menyusul mereka yang agak jauh.
Mereka sampai di kamar dengan aman, beberapa lainnya langsung merebahkan diri di ranjang seperti Jaeyun dan Jongseong, atau seperti Sunghoon dan Jungwon yang duduk di ranjang masing-masing sembari melontarkan candaan. Heeseung yang bersandar di dinding melihat gerak-gerik Riki, merasa anak itu lebih pendiam dan terlihat canggung. Heeseung berjalan pelan menghampiri Riki yang bersandar di bibir cendela kamar, dia merangkul bahu Riki, Onyx Heeseung menjelajahi pemandangan di luar cendela. "Apa kau memendam suatu masalah?"
Heeseung sengaja bertanya dengan suara pelan agar hanya Riki yang mendengarnya, "Aku tak yakin ingin menyampaikannya pada kalian!" gumam Riki, ia menunduk dan membuang nafas besar. "Apa yang membuatmu ragu?" Riki mengangkat wajahnya hanya untuk melihat ekspresi Heeseung, dia tersenyum kaku lalu kembali melihat pemandangan gelap di luaran sana. "Karena aku masih tak yakin jika kalian tulus dalam misi ini!" ungkap Riki. Anggukan samar Heeseung menggambarkan bahwa dia tahu bagaimana alur pikiran Riki, dia menarik tangan Riki menuju sebuah ruang yang dibatasi sekat kecil dalam kamar mereka, ada tiga kursi yang melingkari meja bundar berbahan kayu mahoni.
Mereka terduduk di sana, saling pandang untuk beberapa saat sampai Heeseung mendesis, "Nishimura Riki~ kita sekarang adalah satu tim, jika kau memiliki sebuah ide cemerlang kau tak seharusnya memendamnya dan melakukannya seorang diri, bahkan informasi atau langkah yang akan kau ambil pun kau juga harus memikirkan tim ini. Dan ketika kau memiliki beban masalah kau juga harus membaginya pada rekan tim mu agar semua tahu langkah yang di ambil untuk menyesuaikan sikapmu!"
Atas ucapan itu Riki benar-benar merasa jika dia memang harus mengatakan apa yang telah ia dengar, ia pandang, dan juga kecurigaannya kala melewati koridor. "Tuan tanah The Grey Swan, aku melihatmu memiliki jiwa seorang pemimpin, ku harap kau dapat mengarahkan kami dalam tim ini. Seperti tanahmu yang hancur atas ulah East Siren Grafter, tanahku pun telah hangus oleh tangan mereka. Kini aku adalah harapan terakhir suku ku, dan niatku membalas semua ulah East Siren Grafter dengan cara membuat sang pangeran darah murni mampu duduk di tahta Center Eagle dengan kokoh.
Kau pasti telah tahu akan kemampuan suku Strigiformes karena kau paling cerdas akan hal apapun termasuk sejarah wilayah The Center Eagle. Namun, jika kau ingin tahu, aku tak sedikitpun memberi tahu siapapun mengenai aku yang keturunan suku Eternal Strigiformes, termasuk jendral Daehyun dan lainnya, hanya kalian berlima yang tahu. Dari semua kemampuan yang ku miliki, timbul rasa curiga dalam benakku atas beberapa orang dalam kastil ini!" Riki lalu terdiam tanpa melanjutkan ucapannya, mata Cognag Brown milik Riki terlihat kosong, ada banyak keraguan dan ketakutan atas apa yang harus ia lakukan.
"Siapa yang kau maksudkan?" tanya Heeseung, wajahnya terlihat sangat penasaran, "Berjanjilah kau tidak akan menjadi pengkhianat!" Riki melirik dengan mata setajam elang, nadanya semakin berat, ia hanya ingin memastikan bahwa Heeseung berada di pihak yang sama. "Aku berjanji, Riki~ Jongseong telah mengatakan bahwa dia sendiri yang akan membunuh siapapun dari kita yang berkhianat, Jaeyun telah menyerahkan harta berharga milik nenek moyangnya pada sang pangeran, belati Acacia milik Jaeyun adalah belati dengan sumpah darah atas keluarga Jaeyun pada keluarga darah murni, Jaeyun dan keluarganya tidak akan bisa berkhianat dari keluarga darah murni atau mereka akan lenyap menjadi taburan abu!
Melihat Sunghoon, dia telah dibesarkan dengan pemikiran untuk setia pada keturunan darah murni, dia adalah cicit dari salah satu panglima perang paling setia yang dimiliki oleh keturunan darah murni The Center Eagle pada generasi ke 3, mereka sangat menutup diri pada persepsi orang luar dan memilih memegang teguh keyakinan mereka terhadap darah murni. Untuk Jungwon aku tak yakin, karena aku tak tahu dengan pasti seluk-beluk keluarganya." pengetahuan Heeseung cukup luas dalam mencari informasi mengenai orang-orang yang ada disekitarnya, yah walaupun tidak sepenuhnya.
Riki terlihat agak lega, dia mulai mempercayai ungkapan Heeseung dengan memberikan apa yang telah ia curi dengar atas kemampuannya. "Dua pelayan pembersih, satu pelayan dapur kastil, dan tiga pengawal koridor bawah." Onyx Heeseung terus menatap lekat pada Cognag Riki, "Dan ada satu suara asing yang tengah menyusun rencana untuk membunuh kita dan pangeran."
꧁༼࿙[ᴀʟᴇxɪᴛʜʏᴍɪᴀ]࿚༽꧂
April, 26 2023...
⛔ WARNING
NOT ALLOWED TO COPY THIS STORY
This story is the author's own imagination.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...