Page 31 ꧁༼࿙[ᴀʟᴇxɪᴛʜʏᴍɪᴀ]࿚༽꧂

255 40 8
                                    

Nampaknya pemuda bermata tajam kelahiran Ethernal Strigiformes itu gencar sekali untuk meminta ibu angkatnya memberikan sesosok ringkih di balik ruangan rahasia yang ia minta jauh-jauh hari sebagai tempat latihan atau bermain bersama kawannya. "Ibu..."

Suara itu terdengar rendah, penuh penekanan, serta penegasan untuk wanita yang sedari tadi duduk anggun di sebuah sofa lembut berbalut hiasan emas. Kawannya telah kembali beristirahat di kamar masing-masing, meninggalkan Riki yang memang ingin berbicara pada ibu angkatnya itu. "Bukankah sudah aku bilang." mata tajamnya menatap Riki dengan penuh keputusan yang tak boleh di bantah.

"Aku tidak akan membiarkan anak cacat itu menduduki tahta Pax Zirael!" Riki mendesah kesal, dia menatap segelas anggur yang sedari tadi gagangnya terselip di antara jari Riki. "Apakah aku menyuruh ibu mendudukkan dia di tahta?" ujarnya dengan suara rendah, terdengar tak kalah tegas dari Sigmud.

Sigmud melemparkan pandangan pada sebuah vas bunga mawar yang terpajang apik di tengah meja tempat mereka terduduk. "Aku hanya ingin dia menjadi adikku, lepaskan dia" tak ada jawaban dari Sigmud, membuat Riki kepalang kesal dan meninggalkan wanita itu seorang diri. Ia bahkan tak melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar super mewah yang telah dipatenkan Sigmud menjadi miliknya, dia menatap lima pintu kamar yang ditempati kawannya.

Pandangannya jatuh pada pintu yang berada paling tengah, karena semua terisi berpasangan dengan dua kasur, hanya satu kamar yang memiliki kasur yang masih kosong, kamar yang di tempati oleh junjungannya, Sunoo. Mata Cognag brown itu terlihat lelah, mengetuk beberapa kali pintu dengan cat silver lalu masuk begitu saja. "Oh, Riki?" mata Sunoo membola, mendapati rekan termudanya membaringkan diri dengan wajah kesal.

"Emosiku selalu naik ketika berbicara dengan wanita itu" ujar Riki, Sunoo merasa kasihan, karena ini juga rencananya bersama Sunghoon untuk bisa mengendalikan Sigmud. "Pikirannya sangat kanak-kanak, itu memuakkan" Riki mendecih, dia mendudukkan diri di tepian kasur berhadapan dengan Sunoo yang sedari tadi duduk manis di kasur sebelahnya.

"Riki kemarilah!" Sunoo menjulurkan salah stau tangannya, alis Riki sedikit terangkat, seolah tengah bertanya 'Aku?' pada Sunoo. Sunoo mengangguk, lalu Riki menghampiri sang pangeran Center Eagle itu sembari bertanya-tanya. "Tidurlah!" Riki kembali kebingungan, 'Tidur?' matanya menatap dwinetra indah milik Sunoo.

Dwinetra keunguan itu terlihat menyipit dan melengkung seperti bulan sabit ketika senyuman Sunoo mengembang. Tangannya menarik pundak Riki agar si bungsu itu tidur berbantalkan paha Sunoo. Tangan Sunoo membelai lembut surai Riki dengan penuh kasih sayang, "Jangan memendam pemikiranmu seorang diri, ceritakanlah kepadaku agar aku bisa sedikit meringankan bebanmu!"

Bagaimana Sunoo tak sedih melihat pemuda lima belas tahun itu menderita dengan pikirannya, belum lagi anak itu selalu menjadi pengawal garda depan untuk melindunginya dan kawannya yang lain. "Terima kasih telah memerhatikanku, pangeran!" gumam Riki, membuat Sunoo tersenyum kembali kala melihat anak itu menahan kantuk sembari berulang kali menguap.

Berbeda dengan Riki, Sigmud merasa takut kehilangan sosok Riki, wanita itu berdiri dari duduknya setelah lama termenung dan menenggak habis satu gelas anggur merah. Dia mengabaikan gelarnya sebagai ratu dengan berjalan serampangan menuju kamar megah anaknya itu, oh lebih tepatnya anak angkat.

"Riki.... " maniknya bergetar, terlihat takut dan terus menyusuri ruangan kamar itu untuk mencari keberadaan Riki. Namun hasilnya nihil, Riki tak ada di sana, ia berlarian menuju kamar para pemuda yang ia tahu sebagai 'Sahabat' anaknya itu guna memeriksa satu persatu. Nafasnya tersenggal-senggal kala mendapati para pemuda itu tertidur pulas tanpa ada tanda-tanda Riki menemani.

Hingga mata keabu-abuannya menatap satu pintu yang terlewatkan, dia membukanya, dan bilah bibirnya terangkat akibat senyuman lebar karena berhasil menemukan keberadaan putra kesayangannya. Riki tertidur pulas dengan kepala yang berbantal paha Sunoo. Sunoo sendiri terlelap dan menyandarkan kepalanya di sandaran kepala ranjang sedangkan tangannya terdiam anteng di pucuk kepala Riki.

Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang