Page 43 ꧁༼࿙[ᴀʟᴇxɪᴛʜʏᴍɪᴀ]࿚༽꧂

142 22 12
                                    

Pagi-pagi sekali, Sunoo kembali dikejutkan oleh Harua yang menatapnya dengan berseri. Lagi dan lagi, Harua berkata dalam bahasa isyarat 'Aku memetik bunga cantik di taman, aku harap kau menyukainya' sembari memberikan beberapa macam jenis bunga yang diikat menjadi satu.

"Kenapa kau memberiku bunga?" Harua tetap tersenyum, dia menyamankan duduknya lalu menjawab 'Aku ingin menjadi peri bunga yang bisa terbang bebas menjaga indahnya kelopak yang bermekaran' Dalam pemikiran Sunoo, mungkin saja Harua asal memetik bunga tanpa tahu arti dari setiap jenis bunga, termasuk bunga Verbena yang dia berikan kemarin malam.

Sunoo tersenyum, "Kau benar, menjadi peri bunga pasti menyenangkan!" anak itu terlihat lebih ceria, dia menarik tangan kanan Sunoo untuk mengunjungi salah satu ruanganan yang paling ujung dan jauh. Ruangan itu adalah perpustakaan lama di istana Sigmud, terlihat berdebu dan banyak sarang laba-laba yang terlihat menjijikkan. "Kita akan ke mana?" agaknya dia harus was-was, karena dia bahkan tak ijin pada Riki sehingga jika ada hal buruk maka pemuda suku Strigiformes itu tak akan bisa menolongnya.

Harua berhenti pada salah satu rak buku yang berposisi di tengah, diapit dua tangga kayu perpustakaan untuk ke lantai atas. Harua mengambil sebuah buku hampir lapuk dengan beberapa rayap yang menggerogoti setiap helai kertasnya. Entah kenapa anak itu seolah mencari-cari sebuah halaman pada buku itu, lalu menunjukkannya pada Sunoo. 'Kakak, tolong bacakan kalimat ini, aku tidak bisa membacanya!' kata Harua dalam bahasa isyarat, ah sepertinya Sunoo terlalu berpikir buruk pada pemuda ringkih itu.

Sunoo mengangguk, melirik sebuah paragraf bertinta hitam yang agak memudar. "Candramawa langit menjadi akara sang mawar, kunang-kunang bersinar terang di nyenyatnya gulita malam dengan arumi taman. Maka tutuplah matamu, dan rasakan dersik angin yang membisik lembut menyampirkan jirah benawat" entah apa maknanya, Sunoo sungguh baru pertama kali mendengar kalimat seperti ini.

Kriettt.... 

"Oh astaga!" Sunoo terjingkat, lemari kayu sebagai rak buku itu terbelah menjadi dua dan terbuka seperti pintu. Sunoo terbuai, semerbak bermacam-bacam bunga terasa segar dan membuat tubuhnya seraya melayang di lembutnya awan. Mata keunguan itu menangkap sebuah taman yang begitu indah dengan langit malam ditemani bulan sabit dan bintang-bintang yang bertabur cantik sebagai kerlip malam.

Kupu-kupu berterbangan, dengan beberapa burung merak yang memamerkan ekornya seperti kipas, angsa-angsa berbulu putih berenang senang di sungai yang menjadi pantulan sinar rembulan. Harua berlari masuk, menuju pada bunga mawar putih yang merekah indah, indra pembaunya sungguh tak sabaran untuk menghirup aroma memabukkan milik si mawar, dan tangannya meraup senang pada amarylis putih.

Sunoo mengikuti Harua untuk masuk  ke dalam taman itu, oh ternyata ia sungguh terbuai, matanya berbinar, dengan mulut yang tak berhenti untuk tersenyum. Kaki jenjangnya berlarian mengejar kupu-kupu yang terbang, "Wah... Mereka cantik, pasti menyenangkan hidup sebagai peri bunga!" Sunoo merentangkan tangannya, menikmati sapuan angin yang memeluk tubuhnya.

Harua berjalan mendekati, dia memberikan sehelai bulu merak dan menunjuk merak putih yang menggugurkan banyak bulu di ekornya. "Kenapa bisa berjatuhan? Apa bulunya memang rontok? Pasti itu sakit!" Sunoo iba, memerhatikan merak putih yang masih saja berjalan mondar-mandir mengabaikan bulu ekornya yang terlepas.

'Ayo kita ke bawah sinar bulan!' Harua memberi isyarat, menunjuk sebuah pelataran yang indah dengan pantulan rembulan di tengah-tengahnya. "Ayo!" pekik girang Sunoo. Mereka sungguhan menari senang di pelataran dengan lantai mengkilat seperti kaca itu.

Bahkan Sunoo mengajarkan Harua menari seperti Riki dan Jungwon waktu di istana Dern. "Coba tirukan gerakan kaki ku!" Sunoo memberi contoh, anak bernama Harua itu hanya mengangguk. Mereka melewatkan waktu yang begitu cepat, tertawa bersama seolah mereka adalah peri bunga yang tak payah untuk ikut dalam kengerian tabiat manusia di luar taman itu.

Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang