Untuk sementara waktu, mereka memilih bermalam di dekat sungai itu, karena tak ada goa yang bisa di jadikan tempat istirahat, mereka juga masih tergolong jauh dari pemukiman penduduk, jadi hanya berbekal nekat mereka akan tidur di alam yang terbuka. Heeseung bahkan menabur garam membentuk lingkaran besar agar tidak ada ular mendekati mereka, yang jadi masalah hanyalah binatang buas lain seperti macan atau singa.
Untuk itu Riki menjadi tameng utama karena ia memiliki pendengaran dan penglihatan paling tajam dari lainnya, apalagi dia keturunan suku Ethernal Strigiformes, anak itu hanya memejamkan mata namun tak tertidur. Mereka tidur melingkari api unggun, dan tak lupa pula membuat kaki mereka saling terikat agar tahu jika nanti ada bahaya di salah satunya, maka yang lain juga bisa merasakannya dari tarikan pengikat di kaki mereka.
Langit pun menggelap, semua telah terlelap kecuali Riki, suasana sungguh sunyi, dan diisi oleh lagu-lagu malam dari serangga hutan. Kabut perlahan menebal, syukurnya api unggun yang menyala menghapus kabut di tempat mereka tertidur. Riki sempat membuka matanya, namun tak ada hal aneh dan terbilang aman. Ia rupanya memilih memejamkan mata dan menajamkan pendengaran, sambil memikirkan langkah-langkah untuk pelarian mereka esok hari.
Perlahan telinganya terusik, dengan suara gemeresak di sudut barat, bisa di pastikan dekat dengan tempat di mana Jungwon terlelap, Riki tergolong hati-hati, ia memiringkan tubuhnya menghadap barat dan sedikit membuka mata, semua kawannya masih terlelap, termasuk Jungwon. Mata Cognag indah Riki mulai menangkap pembuat suara, sudah ia duga, itu bukan gemersak ulah hewan yang mendekat diam-diam, melainkan sosok manusia yang berjalan mengendap-endap berusaha menciptakan suara sekecil mungkin.
Riki terus mengamati sosok itu, pakaiannya aneh, dia mengenakan topi berbentuk jamur dan hanya membawa tongkat kayu padahal bukan pria berusia diatas tujuh puluh tahun, bahkan sosok itu memiliki tubuh kekar seperti jendral Daehyun. 'Siapa dia?' monolog Riki dalam hati, Riki semakin waspada, dia mencubit lengan Jongseong yang tertidur di samping kirinya, syukur saja Jongseong tidur menghadap Riki, ketika Jongseong terbangun dan ingin protes, Riki segera memberi isyarat waspada pada Jongseong.
Baik Riki maupun Jongseong sudah siap-siap menarik belati yang mereka sembunyikan. Jongseong langsung melempar belati miliknya kala orang itu mulai menarik pundak Jungwon, namun belati itu meleset, rupanya ia mampu menghindar dengan cepat, Jungwon tersentak, ia langsung membuka mata karena suara gaduh terdengar jelas di telinganya, pundaknya juga terasa sakit seolah telah dicengkeram dengan erat. Jungwon reflek menarik Sunoo yang masih tidur untuk dia dekap dengan rasa gemetar.
Jongseong memutus tali yang melilit kakinya, dia segera berdiri dan mengeluarkan belati lain sembari bertanya dengan tajam, "SIAPA KAU?" suara Jongseong mampu membuat kawanannya terbangun, mereka setengah terkejut langsung merapatkan diri setelah memutus tali di kaki masing-masing. Dan tentunya mereka segera mengerubungi Jungwon dan Sunoo untuk melindungi pangeran mereka.
Alih-alih menjawab, sosok itu balik bertanya kepada Jongseong. "Kalian bukan pribumi Pax Zirael, aku tak pernah menjumpai wajah-wajah ini! Siapa kalian?" ujarnya sambil memandang satu-persatu ketujuh pemuda di hadapannya. Oh, apa mereka ketahuan? Bukankah ini akan membahayakan mereka?
Heeseung mengambil langkah maju, dia membungkuk sebentar untuk menghormati sosok di hadapannya. "Maafkan kami yang memijak tanah Pax Zirael tanpa ijin, kami hanyalah para nomaden yang tengah dalam perjalanan untuk singgah beberapa waktu!" ungkapnya sembari tersenyum sangat manis, mereka tak boleh gegabah dengan menyerang tiba-tiba pada pribumi Pax Zirael atau berujung mereka di hukum karena melakukan kegaduhan di wilayah asing. "Dan maafkan kelancangan adik-adikku karena telah melempar belati pada anda, mereka hanya berusaha melindungi diri karena kami beberapa kali bertemu bandit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...