Salah satu ruangan cukup luas milik kastil Dern terlihat sunyi, cendela dibiarkan terbuka hingga angin melesak masuk menerbangkan korden-korden di sisi cendela, belum lagi terdengar gemericik air dari sebuah wastafel kecil yang terbuat dari marmer, air itu keluar dari bambu yang ujungnya di buka, berperan sebagai kran air jika itu di dunia modern.
Sepasang mata bewarna Jade Green dan Satin Grey meniti lekat suatu objek yang kini bergerak ringan dengan mondar-mandir melihat isi ruangan itu. "Jongseong, apa kau yakin aman jika pangeran berada di kamar kita?" tanya pemuda bermata Jade Green, Jongseong memberi anggukan sebagai jawaban, lalu berdiri dan menghampiri salah satu cendela yang terbuka, mata Satin Grey milik Jongseong nampak mengamati keadaan di luar cendela sembari dalam batin mengatakan, 'Aman!'.
Jaeyun hanya menatap punggung Jongseong yang terus berdiri di dekat cendela, pemuda itu cukup dingin, Jaeyun bingung bagaimana membuat Jongseong lebih terbuka pada mereka semua, apa pamuda itu tengah menyembunyikan sesuatu? Jaeyun menepis pemikirannya, mungkin memang karakter Jongseong seperti itu, jadi mereka yang harus ekstra untuk memahami keinginan Jongseong. "Riki, apa kau sudah mendapatkan bahan mentah untuk di masak?" Heeseung dari sisi kanan ruangan menghampiri pemuda berambut Maple brown yang baru saja memasuki ruangan.
Riki menunjuk ke arah belakangnya, tepat ketika sosok Sunghoon menyeret sebuah besi yang di gunakan untuk menyeret barang berat. "Kita dapat tungku kecil dan beberapa kayu, satu panci berukuran sedang, beberapa mangkuk, dan tujuh piring, gelas, beserta sendok dan garpu!" ujar Sunghoon tersenyum cerah, Jungwon menyusul masuk ruangan, ia berlari kecil sambil melompat-lompat ringan, di tangannya meneteng dua keranjang kayu berisi sayuran serta banyak bumbu. "Aku hanya menemukan selada air, lobak, bunga kol, dan apa ini namanya?" Jungwon mengambil salah satu tumbuhan yang ia tak tahu namanya.
Jaeyun mendekati Jungwon, lalu mengambil tumbuhan yang di pegang Jungwon, "Eih, kenapa kau membawa rumput? Kita bukan kambing!" Jaeyun berseru, matanya membola. Jongseong mendesis, apa Jaeyun juga punya otak bodoh? "Itu daun bawang dan leek (bawang prei)!" sahut Jongseong. Jaeyun langsung ber'Oh' ria. Hari sudah menunjukkan malam, dan mereka belum memakan apapun sejak siang.
Jadi, mereka akan mengubah ruangan kamar itu menjadi tempat serbaguna, mereka juga mendapat tambahan ruangan yang memiliki pintu tembus kamar mereka, inginnya ruangan itu akan diubah menjadi dapur mungil, dengan empat kamar mandi serta meja makan yang di kelilingi tujuh buah kursi kayu yang terbuat dari kayu jati.
Semua berdiri untuk mengambil bagiannya masing-masing, Jongseong memasak di bantu Heeseung, Riki dan Jaeyun menata piring-piring, gelas, serta peralatan makan lainnya, Jungwon dan Sunghoon membersihkan ruangan dengan menyapunya sebersih mungkin. Sang pangeran bingung, ia di dudukkan di kursi meja makan oleh Heeseung tadi, dan menyuruhnya untuk melihat saja agar tak capek atau terluka.
Sang pangeran yang awalnya hanya melihat-lihat sambil duduk, mulai meniti gerakan Sunghoon dan Jungwon, ia berlari kecil mengambil satu sapu yang tersisa menggantung di pojok ruangan. Ia menirukan gerakan Sunghoon dari belakang, baik Sunghoon maupun Jungwon tidak menyadarinya. Sampai Jaeyun yang tiba-tiba lari menghampiri si pangeran dengan memberikan larangan, "Aduh, pangeran duduk saja ya, nanti pangeran kelelahan!" ia menepis tangan Jaeyun, lalu berlari kecil pindah agak dekat dengan Jungwon.
Jungwon yang baru sadar langsung mendesis, dia menyenggol lengan Sunghoon sembari berbisik, "Gawat jika ada yang melihat pangeran menyapu bersama kita!" kata Jungwon, batinnya berkecamuk, rasa takut menjalar ke sekujur tubuh. "Apa pangeran bosan? Apa pangeran mau di temani duduk?" tanya Riki yang datang menghampiri. Si pangeran malah menggeleng, "Aku ingin ikut melakukannya!" ia tersenyum tipis sambil mengangkat sapu ke arah mereka. Riki melirik ke arah dapur, kedua orang yang di sana nampaknya tidak tahu kekacauan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...