Sunghoon mengacak surainya kesal, menatap sengit Jaeyun yang dengan kurang ajar menggunakan namanya untuk merayu para penggemar Sunghoon di bagian pelayan dapur untuk mendapatkan makanan.
Wajahnya nampak seperti tak berdosa, memamerkan deretan gigi putih sembari menoel-noel pipi Sunghoon seolah ingin pemuda bermarga Park itu memaklumi. "Ayolah jangan marah, kau akan dapat banyak benefit dengan membuat mereka tersipu, Hoon!" oh terdengar menjengkelkan.
"Shim bodoh Jaeyun, aku sungguh tak suka menjadi sorotan, jangan memakai namaku untuk merayu mereka!" lagaknya kesal, dan berkacak pinggang sembari menatap sengit Jaeyun seolah ingin mengulitinya. "Kau terlalu kaku mirip kakekku!" Jungwon hanya mengamati pertengkaran itu bersama dengan Sunoo dan Taki yang sibuk melahap roti dan meneguk segelas susu domba. "Apakah mereka tidak takut menjadi cepat tua? Lihatlah, mereka mulai keriput!" kata Jungwon.
Jongseong yang mendengarnya reflek memandangi dua pemuda seusianya yang tengah berdebat panas. "Itu hanya kerutan kening, Jungwon. Bukan keriput!" sahutnya, tetapi Jungwon bersikukuh bahwa itu adalah keriput.
Sunoo mulai agak bosan, sebenarnya ia menunggu Riki yang tengah berdiskusi bersama mentri, ternyata durasinya cukup lama, dia terpaksa hanya berdiam diri mengamati para kawannya yang terlalu bising itu. Entah sejak kapan, Maki sudah duduk di sebelah Sunoo sembari bersedekap. "Kenapa aku merasa aneh dengan anak Sigmud itu" gumam Maki,yang jelas terdengar di telinga Sunoo.
Arah pandang Sunoo melihat objek yang menjadi titik fokus Maki, yakni sosok Harua yang melakukan hal seperti biasanya, menatap kosong jendela tanpa pergerakan kecuali kedipan mata. "Kau merasa aneh terhadapnya?" Sunoo memastikan.
Maki menengok ke arah Sunoo, dia mengangguk pelan dan kembali memerhatikan Harua. "Setiap aku mencoba berada dalam jarak yang terlalu dekat dengannya, entah memang kebetulan atau bukan; ada terpaan angin sedingin es yang menyapu tengkukku!" itu artinya, bukan hanya Sunoo yang merasakan keanehan pada sosok Harua.
Mereka berbisik agar suara tak sampai pada telinga Harua, Taki yang turut menyimak saudaranya itu tiba-tiba berbicara menggunakan bahasa isyarat, "Kak, bukankah dia memang aneh? Kulitnya telalu putih, dan terasa sangat dingin seperti telah menggenggam es!"
Taki kembali menyuarakan melalui isyarat, "Dia baik-baik saja, kan? Aku mengkhawatirkannya!"
Sunoo tak tahu harus menjawab apa, sejujurnya dia sekarang malah takut berada terlalu dekat dengan Harua, jika pada awal dulu ia sangat senang, semenjak malam tadi membuatnya terasa mencekam.
Dikala pergelutannya mengenai sosok Harua, Sunoo mendapat kabar dari seorang pelayan yang menyampaikan pesan dari Riki jika pemuda itu memiliki urusan lain, membuatnya akan terlambat memenuhi janjinya pada Sunoo untuk melanjutkan pembicaraan mengenai adik angkat Riki itu. Oh, Sunoo semakin bosan, dia akan menghabiskan hari hanya dengan kebisingan rekannya tanpa bisa sedikit mengurangi kegelisahannya itu.
Di lain tempat, Riki sungguh merasa bersalah tak dapat menepati janjinya pada Sunoo, selain itu; ia juga merasa bersalah karena berbohong dalam pesannya jika ada diskusi privat tambahan dengan salah satu mentri. Sebenarnya, pemuda itu tengah berdiri para salah satu ruangan magis Sigmud yang di kelilingi jamanika kebiruan yang mengitari ruangan.
Sorot mata Riki menajam, memandang bengis pada sosok yang tergeletak di tengah ruangan sembari meringis kesakitan. "Kenapa kau melakukannya?" Sorot mata Riki menguarkan kekecewaan yang begitu berat. "Semuanya menghormatimu, menyayangimu, dan mempercayaimu!" suaranya semakin memberat, Riki sebisa mungkin mengontrol amarahnya agar tak membuat sosok di hadapannya ini terkoyak habis.
"Maaf" Riki terbahak kesal, melemparkan kendi usang yang penjadi penghias ruangan. "Katakan itu padanya! Apa kau pikir dia tidak tahu tentang ini?" Riki menggeleng tak habis pikir, "Dia tahu. Dia tahu kau mengkhianatinya! Tapi dia menahanku untuk tak menyakitimu karena dia berharap kau akan berubah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...