Brukhh... Bunyi dentuman terdengar cukup kuat, disusul ringisan kesakitan dari seorang pemuda berambut Metalic Blue bernama Heeseung, dalam hati ia sangat ingin mengumpati Riki yang memamerkan senyuman mengejek setelah dengan bangganya membuat Heeseung terpeleset di pinggiran kolam. "Kak Heeseung kenapa duduk di pinggir kolam? Kursi taman banyak loh kak!" ujar Riki bercanda, lihatlah wajah Riki yang menyebalkan, Heeseung hanya bisa berdecak kesal dan menyimpannya dalam hati.
Namun Heeseung terkejut, seseorang tiba-tiba menghampiri dia sambil mengulurkan tangan, wajah rupawan Heeseung terangkat, dan seketika berubah menjadi sungkan melihat junjungannya mengulurkan tangan sampai setengah berjongkok. "Eh, pangeran terima kasih!" ujar Heeseung, ia menerima uluran tangan sang pangeran, sungguh tidak sopan jika ia menolak, tetapi ia juga digerogoti rasa sungkan luar biasa. Riki sampai menganga akan pemandangan di depannya, Heeseung mendapatkan jabatan tangan pangeran secara cuma-cuma, hey Riki jadi iri.
Dan mulailah drama kecil yang di buat Riki, "Aduh!" Riki pura-pura terjatuh, Jungwon dan Sunghoon terbahak melihat kelakuan bocah itu. "Duh, kau mendrama sekali!" celetuk Jongseong sambil menggelengkan kepala. Riki mendengus, tetapi tak lama ia tersenyum kala mendapati uluran tangan di depan matanya, buru-buru ia menjabat tangan itu, eh~ saat telah berdiri malah muka Jaeyun yang dia dapati sambil menyunggingkan senyum. "Bocah nakal!" seru Jaeyun diiringi tawa. "Ah~ tak adil, kenapa kak Jaeyun yang mengulurkan tangan!" ujarnya sewot, mereka semua terbahak karena sifat Riki yang kekanakan, sepertinya bocah itu mulai menunjukkan sifat aslinya yang jahil, ceria, serta kekanakan, karena memang dia yang paling muda dari semua yang berada di taman itu termasuk sang pangeran.
"Riki...." ia menoleh karena namanya terpanggil, menatap mata Amethyst di depannya dengan sedikit menunduk, "Ingin bersalaman?" Riki terdiam, dia mencerna ucapan itu karena terdengar aneh di telinganya, hey apa ini sungguhan? Apa sang pangeran tidak mengigau? Riki tak kunjung menjawab, ia jujur bingung harus memberi jawaban apa, bahkan sampai menatap teman-temannya yang lain meminta saran dari pandangan matanya. Tangan si pangeran telah terangkat di depan Riki, namun mata Amethyst itu melihat bawah seolah menghindari pandangan setiap mata. "Apa boleh saya menjabat tangan pangeran Sunoo?" tanya Riki penuh keraguan.
Sang pangeran mengangguk pelan, "A-apa teman tak boleh melakukan hal ini?" sang pangeran menatap mata Cognag milik Riki dengan ragu, Jaeyun menyadarinya, dari belakang punggung pangeran Jaeyun mengarahkan Riki untuk menerima jabatan tangan itu. Tangan Riki terangkat dengan pelan, hingga kini telah menggenggam tangan putih pucat milik sang pangeran. Jaeyun bernafas lega, mereka tak boleh membuat pangeran kembali ragu akan ungkapan pertemanan yang mereka lontarkan di awal.
Suasana sangatlah sunyi, setelah kejadian itu, bahkan sang pangeran masih berdiri di hadapan Riki, Heeseung juga berdiri tak jauh dari mereka berdua, Sunghoon jengah akan suasana yang tengah ia rasakan, beranjak dari duduknya lalu menghampiri Riki yang tegang itu. Riki merasa ia kelewatan untuk bercanda hingga merasa tegang sendiri kala sang pangeran mengajaknya bersalaman.
Sunghoon tiba-tiba merangkul pundak sang pangeran, dan membawanya untuk duduk di tengah-tengah Jungwon dan dirinya, Heeseung membelalakkan mata melihat apa yang Sunghoon lakukan, bukankah yang anak itu lakukan termasuk tak sopan? Jungwon sampai merasakan degupan jantungnya semakin mengencang, 'Kak Sunghoon gila! Demi apa dia mendudukkan pangeran di sampingku!' batin Jungwon merasa tak sopan sekali. Sunghoon tersenyum manis seperti bunga mawar yang tengah merekah melawan dinginnya salju di tanah The White Wolf, lalu berujar, "Benar, kita semua adalah teman! Jadi kita bisa bebas melakukan apapun dan berbagi apapun!"
Jungwon meringis, ucapan Sunghoon terlalu berlebihan, mana boleh mereka mengajak sang pangeran berbagi satu sama lain ataupun melakukan hal yang terlalu bebas layaknya pertemanan pada umumnya melewati batas antara pangeran dan rakyat. Jongseong bahkan memberikan kode pada Sunghoon melalui cubitan di lengan Sunghoon tetapi malah ditepis begitu saja. "Jadi, bolehkah aku bersama kalian?" Sunghoon mengerutkan dahi, "Bukankah kita sekarang telah bersama di taman ini pangeran?" sahut Heeseung yang menghampiri.
"Apa boleh ikut kalian?" Heeseung kebingungan, mereka memangnya akan pergi kemana. "Ikut kemana, pangeran?" Jungwon bertanya dengan raut kebingungan. "Kalian bilang tidur bersama dalam satu kamar, bolehkah aku ikut?" oh tunggu sebentar, Jongseong jadi ikut bingung kalau begini. "Hehehe..." Heeseung tertawa penuh paksaan, kalau begini jadinya ia harus ijin pada putra jendral Daehyun, tapi putra jendral Daehyun sangat sengit sekali sampai Heeseung ketakutan untuk mengutarakan pendapatnya.
Jongseong tiba-tiba berdiri, "Aduh aku ingin ke kamar mandi, kak Heeseung ayo temani aku!" Heeseung malah cengo, sejak kapan Jongseong berubah seperti Riki? Hey itu menggelikan untuk Jongseong yang selalu berani dan tak takut apapun. Namun Heeseung melihat kode dari Jongseong untuk mengikutinya, Heeseung pun mengangguk dan ijin pergi sebentar.
Mereka pergi ke tempat mereka tidur, kamar yang menjadi tempat istirahat mereka yang paling nyenyak. "Kak, kurasa akan bagus juga jika pangeran keluar dari kamar pengap itu, dan kita juga bisa cepat dalam melindunginya, kita tak tahu kapan musuh bisa menyelinap masuk ke dalam kamar pangeran, bahkan ruangannya saja terlalu luas hingga sulit mendengar ada yang memasuki kamarnya!" ujar Jongseong, jika dipikir-pikir sebenarnya justru kamar pangeran lah yang kurang aman.
"Apa kakak ingat, saat pertama kali kita memasuki kamar pangeran? Pangeran bahkan tak bisa mendengar deritan pintu itu padahal ia sedang menajamkan pendengaran, sedikit pergerakan Jungwon saja ia mampu mendengarnya ketika sampai di titik pangeran berada, padahal agak jauh juga dari kita!" Heeseung mengangguk, Jongseong lebih memilih mengatakan ini pada Heeseung dari pada yang lainnya selain Heeseung adalah yang tertua, Jongseong memang mempercayai Heeseung. "Tapi bagaimana cara kita mengatakannya pada Sohn des Generals?" putra jendral Daehyun mendapat julukan khusus yakni Sohn des Generals, julukan yang di berikan untuk anak jendral yang turut setia untuk keturunan darah murni, dari sepuluh orang yang di lantik menjadi jendral untuk mengawasi The Center Eagle beserta wilayah di bawahnya, sang ratu menganugerahkan gelar itu hanya untuk putra jendral Daehyun.
"Lebih baik kita berdua saja yang meminta ijin. Saat ini juga, sebelum kembali ke taman kastil! Aku akan berusaha membujuk Sohn des Generals! Lagi pula, jika kita melakukan ini, akan lebih mudah untuk kita lebih dekat lagi dengan pangeran, waktu kita tak banyak untuk bisa membuat pangeran duduk di tahta, jadi kita harus super cepat mengubah seluruh kebiasaan pangeran serta melunturkan traumanya" ah benar, minimal dua tahun dan maksimal empat tahun kurang, waktu mereka harus bisa membuat pangeran duduk di tahta. "Kalau begitu... Ayo keruangan Sohn des Generals!"
꧁༼࿙[ᴀʟᴇxɪᴛʜʏᴍɪᴀ]࿚༽꧂
May, 02 2023...
⛔ WARNING
NOT ALLOWED TO COPY THIS STORY
This story is the author's own imagination.New Enhypen Story UNLOCKED!
Title: "Zigeunerweisen"
Main Characters: Kim Sunoo & Park Sunghoon
Status: END
Attention!
Cerita baru ini sudah end dengan delapan episode di draf Chichi, Chi mau up berkala selama delapan hari berturut-turut untuk cerita ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...