Page 44 ꧁༼࿙[ᴀʟᴇxɪᴛʜʏᴍɪᴀ]࿚༽꧂

146 23 11
                                    

Pertempuran sengit terus berlangsung, East Siren Grafter terus mendapat bantuan dari banyak aliansi yang semakin membuat Pax Zirael geram. Bahkan sudah satu bulan lamanya perang terus berlanjut, sampai-sampai para Tuan Junior tidak sadar jika anggota mereka tidak lengkap sejak awal perang.

Terdengar tapak kaki berlarian kecil memasuki sebuah ruangan yang didominasi oleh kain-kain bewarna jingga yang menjuntai ke permukaan lantai marmer berlapis karpet merah tebal, "Tuan Hyun, pangeran mahkota menunjukkan pergerakan pada jemarinya!" percakapan seorang tabib dan Ratu itu terhenti, mereka berlarian memasuki sebuah kamar paling megah hanya untuk memastikan laporan si pelayan. "Nafas pangeran telah normal, pangeran pasti akan sadar dalam kurun waktu singkat" ujar sang tabib.

Sigmud, sang ratu dari Pax Zirael itu tersenyum, dia sudah nampak seperti orang gila yang terus saja membelai wajah pucat Riki sembari mengatakan "Anakku tak akan meninggalkanku, dia memang kuat sepertiku" kelopak mata Riki yang sedari tadi terpejam kini mulai terbuka, sungguh~ semua orang di dalam ruangan itu merasa senang.

Beralih pada ruangan milik panglima kebanggaan Pax Zirael, para Tuan Junior berkumpul dengan serius membahas strategi perang lanjutan. Dua Aliansi timur sudah di babat habis, tetapi ternyata Youngbin mendatangkan empat aliansi barat untuk ke perbatasan Pax Zirael. "Kenapa aliansi-aliansi itu mau membantu Youngbin padahal mereka bahkan dapat mengetahui pangeran Riki lebih berpotensi menang dari Youngbin?" Jungwon geram, dia terus saja memaki sosok Youngbin yang bodoh itu.

"Karena para aliansi itu juga ingin berada di urutan kedua setelah Center Eagle, itulah alasan mereka ingin menggeser Pax Zirael dari dahulu!" jawab sang panglima tanpa mengalihkan pandangan pada lembaran kertas berisi rencana-rencana mereka membabat habis musuh.

Sepertinya Jaeyun mendapati sesuatu, dia menggeser tubuhnya untuk lebih dekat pada sang panglima hanya demi mengamati stradegi D milik mereka, "Panglima, jangan memakai strategi D, mereka rupanya telah mengerti taktik kita!" Jaeyun benar-benar mengamati, ia juga mengumpulkan laporan dari prajurit yang berjaga di perbatasan. "Aku sudah menyuruh para penyihir menambah kadar tabir, setidaknya mereka tidak akan bisa melihat keberadaan Pax Zirael dalam seminggu!" Sahut Jungwon.

"Bagus Jungwon! Kita bisa mengganti rencana seminggu ini serta mengerahkan posisi prajurit dengan cepat!" Maki merasa langkah Jungwon cukup bagus, tapi mereka juga harus menambahkan penyihir yang tersisa untuk terus menambah tabir, mereka juga harus membuat Pax Zirael tidak ditembus secara internal untuk menjaga tetap seimbang.

Ini pertempuran paling mengerikan sejak kepemimpinan raja darah murni kedua, sungguh~ para Tuan Junior benar-benar fokus hingga tak ada pembicaraan apapun selain strategi perang, mereka bahkan lupa untuk menghitung anggotanya sendiri, mereka lupa untuk melihat siapa saja yang belum menampakkan batang hidungnya, bahkan mereka sudah lupa jika tugas utama mereka adalah memastikan keberadaan Sunoo haruslah aman.

Mereka sungguh tidak sadar bahwa Sunoo tidak muncul di hadapan mereka bahkan sehari sebelum perang berlangsung, mereka juga melupakan sosok Harua yang bahkan tidak sekalipun terlihat menapaki koridor istana atau keluar dari kamarnya yang di tempati bersama Sunoo.

"Mereka mengirim banyak kapal perompak di lautan selatan, kita harus membuat kapal-kapal itu tenggelam sebelum mereka sampai di daratan!" Jungwon memberi saran. Mereka semua nampak setuju pada Jungwon, beberapa dari perompak sudah mendekati wilayah mereka.

"Taki masih di hutan luar Pax Zirael, dia memberiku kabar bahwa ada dua tentara aliansi timur yang berhasil kabur dari kepungan prajurit kita di rawa!" Sunghoon menyahuti, dia bahkan menyuruh beberapa orang untuk mencari musuh yang kabur itu.

Brak...

Pintu terbuka keras, penghuni ruang itu cukup terkejut mendengarnya, namun mereka lebih terkejut mendapati putra kesayangan Sigmud berjalan tertatih menghampiri mereka. "Pangeran?" sang panglima menghampiri untuk mendampingi Riki berjalan" dapat panglima itu rasakan bahwa tubuh Riki masih terasa panas. Sungguh, anak itu bebal, bahkan tabib tak mampu membujuknya agar istirahat dan membiarkan sang panglima dan Tuan Juniornya menyusun strategi perang lanjutan.

Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang